014. ⚠️TW://SE*UAL HARRASSMENT⚠️

778 45 0
                                    

Malam harinya, Bagas dan Tessa kembali. Ia memapah Tessa masuk ke dalam apartemennya dan meletakkan wanita itu di tempat tidurnya. Tessa mabuk berat setelah mereka menghabiskan waktu berkencan di pub rekomendasinya.

Bagas melepas kacamatanya dan meletakkannya di nakas sebelum mendekati Tessa dan merunduk menatap wanita itu. Tangannya bergerak menyentuh dan mengusap pipi Tessa, "You're finally here…Aku udah nunggu dari lama banget Tes…tapi si bajingan itu selalu aja ngikutin kamu kemana-mana….Kamu pikir aku bodoh kah? Nggak tahu apa yang kamu lakuin sama dia? That should've been me, not him…" ucapnya lalu Ia mendekat dan mengecup pipi wanita itu.

"You smell good…I can't wait to devour you," gumamnya membalik tubuh Tessa hingga berbaring tepat di bawahnya. Bagas berniat membuka pakaiannya namun ketukan terdengar di pintu apartemennya. 

"Siapa sih?!" sungutnya. Ia awalnya tak mau membukanya tapi ketukan itu terdengar semakin cepat. Bagas mengambil kacamatanya dan berjalan menuju pintu. Alangkah terkejutnya Ia ketika Dirga sudah berada di ambang pintu. "A-Apa?"

"Apa lo liat Tessa?" tanya Dirga datar.

"Kenapa lo nanya gue?" 

"kesatu, karena lo tinggal sebelahan sama dia. Kedua, Orang kafe liat lo berdua pergi bareng…"

Bagas menghela nafas pelan, "Iya emang gue sempet hang out sama dia tadi. But We went home separately."

"Are you sure?" 

"Eum."

"Oke." ucap Dirga dan Bagas kembali menutup pintunya. Lalu kembali berniat melanjutkan aksinya. Pria itu membuka pakaiannya dan berniat mencium Tessa namun ketukan kembali terdengar di pintunya. "HAISH!!" rutuknya kesal. Ia mau tak mau kembali pintu dan membukanya hingga dari luar, tiba-tiba sebuah kaki terjulur dan menendangnya hingga Ia tersungkur.

"APA-APAAN SIH LO?!" seru Bagas bergerak mundur ketika Dirga melangkah masuk ke dalam dan menutup pintu.

"Gue tanya sekali lagi, baik-baik…dimana Tessa?" 

"UDAH GUE BILANG GUE NGGAK TAU!! LO TUH ADA MASALAH APA SIH SAMA GUE DARI DULU?!" 

"STAY AWAY FROM TESSA,  YOU FUCKING STALKER!" balas Dirga menunjuk Bagas. "Lo pikir apa alesan gue ngikutin Tessa tiap hari? Ya itu karena lo! You've been following her ever since high school. Lo pikir gue nggak notis kah mentang-mentang Tessa beda sekolah sama kita?? She comes home with me everyday, of course I know everything about her. Gue pikir lo udah tobat ternyata sama aja–"

"AARRGHH!!" Bagas terbangun dan mendorong Dirga hingga kini pria itu tersungkur di sofa. Perkelahian di antara mereka tak lagi terelakkan.

"DIA HARUSNYA JADI MILIK GUE!! BUKAN LO!!" seru Bagas meninju wajah Dirga namun pria itu membalas dan berhasil menggulingkannya. Dirga refleks mengangkat tangannya hendak meninju Bagas, hingga…

"DIRGAA!!"

Dirga terhenti ketika mendengar teriakan Tessa dari arah dalam kamar. "ARGGH!!" 

DUAK!! 

Dirga meninju wajah Bagas hingga pria itu tak sadarkan diri sebelum berlari menuju kamar pria itu. Ia terkejut ketika menemukan Tessa tergeletak di lantai dalam keadaan setengah sadar. Wanita itu seperti ingin keluar dari kamar namun sebagian tubuhnya mengalami mati rasa. Ia tersadar ketika mendengar keributan antara Dirga dan Bagas. 

Dirga lekas menggendong Tessa ala bridal style dan mengamati isi kamar pribadi Bagas yang diisi oleh banyak poster wanita seksi dan sebuah kamera yang menyala di sudut kamar, "What the fuck…dia berencana buat ngerekam aksinya?" rutuk Dirga dalam hati.

"Ga….aku mau pulang…" gumam Tessa lirih sambil memeluk leher pria itu dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Dirga. 

"Eum…Kita balik dulu…abis itu bakal urus Bagas dulu sebentar," ujarnya menendang pelan Bagas yang masih tergeletak tak sadarkan diri lalu keluar dari apartemen pria itu dan membawa Tessa kembali ke unitnya. Ia membaringkan Tessa di tempat tidur lalu bergegas melapor ke security apartemen untuk menahan Bagas terlebih dahulu sebelum melapor ke kantor polisi. 

Satu jam kemudian… 

Lorong apartemen petang itu terlihat ramai karena kedatangan polisi yang menangkap Bagas. Dari kamera yang disita, Ia diduga sebagai pelaku lama tindak pemasok dan penyalur video porno yang mengorbankan banyak wanita yang diperas dan diancam demi kesenangannya pribadi.

Untuk Tessa, Bagas memiliki fetish tersendiri terhadap wanita itu karena Ia satu-satunya calon korban yang paling sulit didekatinya sehingga rasa penasaran itu terus tumbuh. Ia sudah sempat melupakan Tessa hingga satu hari, Bagas tak sengaja melihatnya di kafe dan mengikutinya pulang hingga Ia tahu tempat tinggal Tessa. 

Ketika mengetahui ada unit kosong di samping unit wanita itu, tanpa ragu lagi, Bagas menyewa apartemen itu dan berusaha mendekati Tessa meski terhalang keberadaan Dirga. Obsesinya terhadap Tessa meningkat setiap kali Ia mengetahui Dirga menginap di tempat wanita itu dan Ia bisa mendengar apa yang dilakukan keduanya di dalam sana. 

Dirga menghela nafas lega lalu kembali masuk ke dalam apartemen Tessa. Wanita itu tertidur pulas setelah dokter memeriksa kondisinya. Menurut diagnosis sepertinya Bagas memberinya Obat Bius hingga setengah tubuh wanita itu mati rasa dan Ia sempat tak sadarkan diri. Mungkin ini untuk memudahkan aksinya meniduri Tessa. 

Beruntung karena aksi cepatnya, Tessa bisa segera diberikan tindak lanjut dan diselamatkan. Dirga duduk di sisi tempat tidur dan menyibak rambut Tessa. Ia mengambil handphone wanita itu dan memasangkan kembali keychain couple mereka yang menjadi kunci bagaimana Dirga bisa menemukan Tessa. 

Ia mendatangi apartemen Tessa dan tak sengaja melihat keychain milik Tessa yang terjatuh di depan pintu apartemen Bagas. Dari situ, Ia yakin bahwa Tessa berada di dalam sana bersama Bagas dan instingnya tidaklah salah.

"Ga…"

Dirga terkejut ketika mendapati Tessa tersadar, "Oh? How do you feel?" Wanita itu hendak terbangun namun Dirga memintanya agar tetap berbaring.

"Masih pusing…aku minta maaf…" gumam Tessa lirih. Air mata penyesalan menitik dari pelupuk matanya. "Aku tau aku keras kepala banget, and you deserve to hate me…" ucap Tessa memejamkan matanya dan air mata mengalir semakin deras membasahi wajahnya. 

Dirga menghela nafas panjang dan mengusap air mata di wajah Tessa, "Aku kecewa sama apa yang kamu lakuin hari ini. Kamu se-nggak percaya itu sama aku tapi sekarang kamu tahu kan alasan aku selalu ngikutin kamu itu karena aku khawatir. Kalo emang kamu mau nakal, Do it with me jangan sama orang lain…Orang yang keliatannya baik belum tentu sebaik keliatannya…Tapi aku, Kamu tau aku dari kecil. I won't do that nasty thing to you…That's why kalo kamu mau nakal, nakal sama aku jangan orang lain…paham?"

Tessa terdiam lalu mengangguk patuh, "Maaf…"

"Aku kecewa tapi aku nggak akan bisa benci sama kamu. Tapi yaudahlah…yang penting sekarang kamu nggak apa-apa dan Bagas juga udah ditangkep. Let's move from here once you get better. I'll find a better place than this."

Tessa mengangguk pelan, "Aku agak kecewa karena kamu nggak ngabarin aku seharian. Aku pikir kamu marah karena keributan kita pagi tadi…"

"Aku di tempat Mas Bimo seharian. Dia minta aku cek apartemen dan asetnya sebelum dia tempatin. Ada banyak yang terjadi. Aku bakal ceritain itu kalo kamu udah mendingan. Tapi yang jelas seharian ini aku sibuk dan nggak sempet ngecek handphone. But I called you right away ketika aku selesai tadi tapi kamu nggak jawab teleponku. Aku tau kamu pergi sama Bagas karena orang kafe kasih tau aku…dia pikir aku yang jemput kamu."

"Pantesan dia tumben bawa mobil…"

"That car belonged to his friend. Dia pinjem itu supaya bisa bawa kamu pulang dari pub setelah nge-drugged minuman kamu. Mulai sekarang…kalo misalnya aku nggak hubungin kamu, Itu tandanya aku lagi sama Mas Bimo. We're working on something….jadi jangan overthinking lagi..oke?"

Tessa mengangguk pelan sebelum raut wajah sedih dan menyesal kembali tergambar di wajah Tessa sebelum kemudian Ia menatap Dirga lagi, "Will you stay here tonight?" 

"Eum…I will…" ujar Dirga mengecup kening Tessa sesaat, "Don't worry," sambungnya tersenyum.

[COMPLETED] 7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang