Sama kayak chapter sebelumnya, akan lanjut ke chapter berikutnya kalau jumlah vote udah mencapai 20 ya^^
Happy Reading^^
"Lo ngapain sih? Gue lagi gak mau di ganggu!" kesal haruto dengan suara parau.
"Gue kesini buat nyuruh lo makan.." ujar jeongwoo selembut mungkin. Ia paham sekali kalau pria di hadapannya ini mudah marah dan mudah tersulut emosinya.
"Gue gak laper! Udah sana keluar!" usir haruto dan hendak membuka pintunya dan mendorong jeongwoo keluar.
"Gue liat semuanya!" ucap jeongwoo yang berhasil membuat haruto terdiam.
"Gue tau lo marah, kesel, cemburu.. tapi jangan sampe lo gak makan dan ujung - ujungnya sakit.." tutur jeongwoo kembali dengan -masih- suara selembut dan setenang mungkin. Haruto pun tertunduk. Ia terlihat menahan air mata yang siap jatuh dari pelupuk matanya kapan saja.
Jeongwoo yang tak pernah melihat haruto menangis pun sedikit terkejut dan, tanpa pikir panjang, langsung melangkah mendekat dan memberi haruto pelukan hangat untuk menenangkannya.
Haruto sendiri tidak menolak pelukan jeongwoo. Ia merasa kini ia memang sedang sangat membutuhkan pelukan hangat yang menenangkan untuk meredakan emosinya. Ia pun langsung membalas pelukan jeongwoo dengan erat, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher jeongwoo, lalu mulai menumpahkan air matanya yang sudah tidak sanggup ia bendung lagi.
"Gue.. gue.. kayaknya kena karma, woo! Gue dulu udah nyakitin lo dan hyunsuk hyung..!" sesal haruto.
"Sstt.. enggak, to.. ini mungkin cuma cobaan aja di hubungan lo, supaya hubungan lo sama junkyu hyung lebih kuat lagi dan gak gampang goyah.." jeongwoo berusaha menenangkan haruto karena ia yakin ada yang tidak beres di sini. Ia terus mengusap punggung haruto agar pria jangkung itu tenang dan berhenti menangis.
"Gue nyesel, woo! Kenapa dulu gue bodoh banget?! Gue dulu bener - bener se jahat itu sampe - sampe gue nyakitin perasaan lo dan hyunsuk hyung dengan teganya! Dan sekarang gue kena karma, woo! Junkyu hyung nyakitin gue!!" racau haruto dengan masih menangis sesenggukkan hingga membuat ceruk leher jeongwoo banjir air matanya.
"Haruto..! Udah gue bilang, kan.. ini tuh cobaan doang buat hubungan lo. Justru harusnya lo tetep kuat dan tetep percaya sama junkyu hyung.. dia gak mungkin se tega itu untuk nyakitin lo..! Lo juga harus buktiin kalo, apapun yang terjadi, hubungan lo dengan junkyu hyung gak bakal gampang goyah apalagi mudah untuk di hancurkan! Please, to.. jangan kayak gini..! Lagian gue sama hyunsuk hyung juga kan udah maafin lo.." penuturan jeongwoo tersebut berhasil membuat haruto berhenti dari racauannya. Ia kini hanya sibuk menumpahkan kekesalan, kekecewaan, dan kesedihannya di dalam pelukan jeongwoo, mantan kekasihnya. Haruto bahkan baru menyadari, betapa hangat dan nyamannya pelukan jeongwoo, yang tidak pernah ia rasakan dulu saat masih bersama, karena ia terlalu sibuk mencintai orang lain.
"Udah ya, to.. lo makan dulu. Tadi udah di sisain lauk sama nasi kok di meja makan" suruh jeongwoo yang hendak melepaskan pelukannya dari tubuh haruto. Akan tetapi, bukannya melepaskan pelukannya dari tubuh jeongwoo, haruto malah mengulurkan tangannya untuk mengunci pintu kamarnya, mengeratkan tangannya yang melingkar di pinggang jeongwoo lalu mengangkat tubuh pria bermata serigala itu menuju ke kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Obstacles 2 {END}
FanfictionKelanjutan dari cerita cinta penghuni Mansion Berlian. Bukannya bersemi malah bersegi~ Follow Us On TikTok @Sinballalagattaa