Zain masih tetap mengulurkan tangannya, berharap pemuda itu ingin meraih tangannya sekarang karena ia takut jika terlalu lama disini maka orang-orang yang datang akan semakin bertambah, dan itu semua sangat tak baik untuk pemuda itu yang terlihat tengah merasa takut itu.
Namun cukup lama menunggu tapi uluran tangannya sama sekali tak diraih oleh pemuda itu, membuat Zain mau tak mau sedikit mendekatkan tubuhnya agar bisa mengangkat pemuda itu sekarang, saat ia melakukan itu semua terlihat tubuh pemuda itu menegang, ia bisa merasakan itu semua, tapi jika terus membiarkan pemuda itu hanya diam disana maka semakin banyak orang yang merasa kesal sehingga bisa saja membahayakan pemuda itu, mau tak mau ia harus melakukan ini semua, suka tak suka pemuda itu harus mau ia melakukan ini semua.
Zain berjalan kearah dimana mobilnya berada, sebelum membuka pintu mobilnya dengan sedikit susah sebelum mendudukan tubuh pemuda itu disamping kiri dirinya, sebelum ia berjalan kesamping untuk duduk di kursi kemudi, menatap kearah depan untuk melihat apa pengendara yang sempat merasa marah tadi sudah menghilang atau masih di posisi yang sama.
Perkiraannya ternyata benar, setelah ia membawa pemuda itu pergi, para orang-orang yang mendekat tadi mulai pergi dan masuk kedalam mobil mereka masing-masing sebelum menjalankan mobil mereka, ia juga melakukan hal yang sama karena sekarang tujuannya bukan lagi ke kantor, tapi kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan pada kaki pemuda yang sekarang tengah menatap kearahnya.
"Kenapa? Apa kakimu terasa sakit?"tanya Zain saat menyadari akan tatapan pemuda itu, ia merasa jika pemuda itu pemuda biasa seperti kebanyakan anak muda diluar sana, bukan pemuda yang berkebutan khusus yang tadi ia pikirkan.
Ia hanya merasa sedikit kurang mengerti dengan situasi yang terjadi sekarang, sehingga langsung berpikir jika pemuda itu merupakan salah satu anak yang memiliki kebutuhan khusus, ternyata itu semua salah. Ia salah dalam pandangannya, karena sekarang pemuda itu terlihat sama saja seperti pemuda yang lainnya, sehat dan manis?
Ello yang sejak tadi memperhatikan pria disampingnya langsung terdiam saat mendengar pertanyaan itu semua, ia menatap kearah kakinya sekarang. Ada darah disana, mungkin karena kejadian tadi, ia hanya merasakan sakit saja tadi karena tak melihat lukanya namun sekarang karena mendapatkan pertanyaan seperti itu ia langsung menatap kearah lukanya.
"Apa terasa sangat sakit?"tanya Zain kembali, ia merasa sedikit khawatir dengan pemuda yang baru ia temukan tadi, takutnya luka itu cukup besar sehingga membuat pemuda itu merasa sangat sakit.
Ia tak tahu bagaimana kejadian yang sebenarnya, bagaimana pemuda itu bisa berada disana dan juga hampir di tabrak mobil tadi.
Ello kembali menatap kearah samping saat mendengar suara pria itu lagi, kenapa setiap pria itu berbicara rasanya cukup tenang? Apa karena tadi ia habis dibentak dengan keras, oleh karena itu sekarang saat ada yang berbicara dengan lembut, ia merasa sedikit nyaman? Mungkin saja seperti itu, ia mengira tak ada yang ingin membantunya tadi karena semua terjadi begitu tiba-tiba, tapi siapa sangka pria yang sekarang ada disampingnya mau membantunya dengan baik.
Ello menggeleng dengan pelan sebagai jawaban untuk pria disampingnya itu, karena sekarang ia tak tahu harus mengatakan apa pada pria itu, karena ia tak mengenal pria itu.
Zain menatap kearah pemuda disampingnya sebentar, saat mendapatkan balasan itu semua. Ia ingin bertanya kenapa pemuda itu bisa berada disana tadi, namun ia merasa sedikit canggung untuk itu semua, takut pemuda itu merasa kurang nyaman tapi kalau ia tetap diam mungkin saja kejadian seperti ini akan terulang lagi bukan?
"Kenapa tadi kau berdiri ditengah jalan? Bukankah itu sangat berbahaya?"tanya Zain dengan berbicara selembut mungkin karena tak ingin pemuda itu merasa tak nyaman dengan pertanyaan yang ia berikan sekarang.
Ello terdiam, ia juga tak tahu kenapa ia bisa berdiam diri ditengah jalan seperti tadi, karena ia masih ingat jika tadi dirinya masih ada dipinggir jalan, mungkin karena terlalu banyak hal yang ia pikirkan sehingga semua ini bisa terjadi sekarang, ia sendiri bingung dengan itu semua.
"A-aku tak tahu bagaimana itu semua bisa terjadi, karena seingatku tadi aku masih berada dipinggir jalan,"ujar Ello dengan suara pelan miliknya, ia merasa harus menjawab pertanyaan dari pria itu karena sekarang pria itu sudah baik padanya, ia tak boleh bersikap cuek seakan-akan tak memiliki sopan santun.
Zain terdiam, mungkin ini semua terjadi karena pemuda itu banyak pikiran. Itu mungkin saja terjadi sehingga hal seperti tadi bisa terjadi, ia sendiri sering melakukan kesalahan saat banyak pikiran, ia memaklumi apa yang sudah terjadi pada pemuda itu.
"Kita sudah sampai."ujar Zain saat sampai dirumah sakit terdekat yang ada disini, membuat Ello langsung menatap kearah pria itu karena ia tak mengira jika pria itu akan membawanya kerumah sakit hanya karena luka kecil ini.
"Kita tak perlu datang kesini, lukaku baik-baik saja. Mungkin nanti aku akan membersihkannya sendiri."tolak Ello dengan cepat, ia sudah cukup merepotkan pria yang sepertinya ingin berangkat bekerja itu, sekarang ia tak ingin merepotkan pria itu lagi dengan membawanya kerumah sakit, karena ini semua kesalahannya bukan kesalahan pria itu sehingga harus membawanya kerumah sakit.
Zain menatap kearah pemuda itu sehingga tatapan mereka bertemu sekarang, ia terdiam saat mata mereka saling memandang, rasanya aneh saat ia melakukan ini semua membuat Zain langsung menutup kedua matanya sebentar sebelum membukanya kembali.
"Kau harus diobatin sekarang. Kita tak tahu itu luka kecil atau luka besar, takutnya lukanya malah infeksi dan kakimu akan di amputasi, selagi itu semua belum terjadi lebih baik kita melakukan pemeriksaan dulu."ujar Zain sebelum keluar dari dalam mobil agar bisa mengambil kursi roda yang sudah di siapkan diluar sana, ia kembali membawa kursi roda itu sebelum membuka pintu bagian pemuda yang tengah duduk itu.
Membuat Ello yang sejak tadi memikirkan perkataan pria itu, langsung saja turun dengan pelan. Ia tak ingin itu semua terjadi, karena jika itu semua sampai terjadi maka ia tak bisa bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya sekarang.
Zain langsung membawa pemuda itu masuk, sebelum melakukan pendaftaran terlebih dahulu, setelah itu semua ia langsung membawa pemuda itu ketempat dokter yang sudah di beritahu oleh petugas yang ada tadi, sedangkan Ello sendiri hanya terdiam sejak tadi karena tak ingin mengatakan hal apapun sekarang. Ia akan membiarkan pria itu melakukan hal yang dia inginkan, selagi itu baik untuknya.
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Responsibility {TERBIT}
RomanceZain Alucas, terkenal dengan sifat tak tersentuhnya. Ia memiliki seorang adik yang sangat nakal, sehingga membuat seseorang dalam masalah besar karena ulah adiknya itu. Karena kejadian itu semua, ibu Zain memutuskan untuk mengirim adik nya keluar ne...