Zain bekerja dikantor dengan pikiran terus mengarah pada Ello yang masih berada dirumah sekarang, ia memang di kantor namun pikirannya berada dirumah sekarang. Sejak semalam ia tak mempunyai waktu untuk berbicara berdua dengan pemuda itu karena kesibukan kerja yang selalu menyita waktunya, dirinya mengira setelah bekerja semalaman maka dari ini ia bisa berada dirumah bersama dengan Ello tapi nyatanya sekretarisnya mengatakan jika ada hal yang harus ia kerjakan, hal yang sangat penting sehingga membuatnya datang ke kantor hari ini.
Sungguh setelah tinggal bersama dengan pemuda itu selama sehari ia merasa berbeda, ia merasa ingin selalu berada didekat pemuda itu, ingin selalu melihat bagaimana tingkah pemuda itu saat berada dirumah dan menjaganya karena takut Ello mual seperti kemarin, tapi itu semua hanyalah angan saja karena sekarang saja ia berada di kantor dengan pikiran terus mengarah pada Ello, pemuda pertama yang berhasil menarik hati seorang Zain Alucas yang tak tersentuh oleh sembarangan orang.
Hembuskan napas berat terdengar saat pikirannya terus mengarah pada Ello sehingga mengerjakan semua dokumen ini saja ia tak fokus. Biasanya semua dokumen ini akan langsung selesai dengan sangat cepat tapi karena pikirannya terus mengarah pada Ello, semua itu pekerjaannya menjadi tertunda membuat Zain merasa frustasi sendiri sekarang, ternyata seperti ini rasanya jatuh cinta, ia ingin selalu berada disamping pemuda itu dan selalu memikirkan dia dimana pun dirinya berada, mencintai seseorang nyatanya cukup menakutkan karena bisa membuat stress, seperti yang ia rasakan sekarang tapi entah kenapa ia sangat menikmati semua itu tanpa merasa terbebani sedikit pun.
Karena merasa tak tahan dengan perasaan ini, Zain langsung mengambil handpone miliknya sebelum panggilan telpon dari bik Surti masuk, dengan perasaan penasaran yang sangat luar biasa ia langsung mengangkat panggilan itu karena tadi ia ingin menelpon wanita paruh baya itu untuk bertanya tentang kondisi Ello, ternyata bik Surti lebih dulu menelpon dirinya.
"Iya bik, kenapa?"tanya Zain dengan perasaan tak tenang sekarang, entah kenapa ia merasa khawatir sekarang karena tadu pagi ia sudah mengatakan pada bik Surti untuk menghubunginya jika Ello butuh sesuatu atau kembali mual seperti kemarin.
"Tadi saya sudah mengantarkan sarapan untuk istri Anda Tuan, tapi sekarang saat bibi mengantarkan makanan siang untuknya juga dan ingin mengambil piring sarapannya, sarapan istri Anda tadi pagi masih utuh tanpa tersentuh sedikitpun. Bibi ingin bertanya tapi dia terlihat tak ingin di ganggu, maka dari itu sekarang bibi menelpon Tuan untuk memberitahu dia tentang semuanya sekarang agar Tuan bisa kembali pulang untuk membuat istri Anda makan walaupun hanya sedikit, karena orang yang tengah mengandung tak boleh sampai perutnya kosong."
Zain langsung mematikan sambungan telpon secara sepihak saat merasa jika bi Surti sudah berbicara, yang ia takutnya terjadi. Pantas saja sejak tadi ia merasa cemas dengan pikiran mengarah pada Ello terus-menerus, ternyata semua ini terjadi membuat ia langsung saja memakai kembali jas kerja miliknya untuk kembali pulang kerumah sekarang, pekerjaan di kantor tak lebih penting dari pemuda itu sekarang karena nanti ia bisa mengerjakan semua itu lagi, tapi untuk Ello ia harus segera tahu tentang alasan kenapa pemuda itu tak makan walaupun hanya sedikit. Tak mungkin ini semua terjadi karena pemuda itu tak ingin ia tinggal dirumah 'kan? Jika itu semua memang benar ia telah berbuat jahat sekarang.
***
Ello terdiam saat melihat bik Surti keluar dari dalam kamar miliknya. Tatapan itu mengarah pada makan siang yang baru saja wanita paruh baya itu bawakan untuknya. Bahkan sarapan paginya saja tak ia sentuh karena pikirannya sedang tak baik sekarang, setelah melihat foto itu tadi entah kenapa ia ingin bertemu dengan Reza dan meminta penjelasan lagi tentang semua yang terjadi waktu itu, ia masih sulit untuk nenerima semuanya sekarang karena dirinya masih mencintai pria itu sampai detik ini.
Bodoh?
Ello merasa jika ia memang bodoh, karena setelah apa yang terjadi ia masih mencintai Reza, bahkan perasaan itu semakin membesar setiap harinya, mungkin karena sekarang ada anak pria itu yang tumbuh bersama dengannya oleh karena itu perasaan cinta ini semakin harinya kian membesar, bahkan jika bisa ia ingin sekali meminta Reza bersama dengannya walaupun pria itu tak menyukai dirinya sama seperti dulu. Mereka masih dekat walaupun pria itu tak menyukai dirinya, ia ingin semuanya menjadi seperti itu saja agar ia bisa bersama dengan Reza. Mengabaikan semua rasa sakit yang mungkin akan dia rasakan jika kembali bersama dengan pria itu, ia tak peduli dengan itu semua yang terpenting dirinya bisa bersama dengan Reza, ia ingin sekali itu semua.
Apa mungkin ini semua keinginan anak yang ada didalam kandungannya sekarang? Ello merasa jika itu memang benar karena kemarin semuanya biasa saja tapi sekarang ia malah menginginkan semua ini, mungkin ini keinginan pertamanya saat hamil seperti sekarang.
"Ello?"
Ello langsung menatap kearah pintu kamar saat mendengar panggilan itu, ia bisa melihat jika ada Zain disana. Wajah pria itu terlihat sangat khawatir sekarang. Tatapan itu hanya memperhatikan apa yang akan Zain lakukan sebelum terdiam saat pria itu menyentuh pipi nya dengan sangat pelan, tak ada alasan untuknya menolak karena itu semua membuat ia merasa sedikit nyaman.
"Kamu kenapa? Bi Surti mengatakan jika kamu belum sarapan sama sekali apa itu memang benar? Kenapa tak sarapan?"tanya Zain dengan sangat lembut, tangan itu dengan pelan terus mengelus pipi bulat milik Ello secara refleks.
Ello menunduk saat mendengar semua pertanyaan itu, mungkin ia bisa menghindari bik Surti agar tak perlu mengatakan kenapa ia tak sarapan atau pun makan siang, tapi sekarang ia harus berurusan langsung dengan Zain yang sangat sulit untuk ia tolak karena perhatian serta perkataan lembut pria itu selalu bisa membuatnya merasa lemah.
"A-aku sedang memikirkan bagaimana keadaan Reza sekarang. Sebarapa keras pun aku berusaha untuk melupakan dia, entah kenapa ada saja hal yang membuatku kembali mengingatnya. Bahkan sekarang aku tiba-tiba ingin bertemu dengannya, mungkin karena anak ini ingin bertemu dengan ayahnya maka dari itu semua ini bisa terjadi. Aku merasa tak tenang sehingga tak selera untuk makan apapun."ucap Ello dengan pelan, tapi itu semua masih bisa di denger oleh Zain, sehingga membuat pria itu terdiam tanpa mengatakan hal apapun.
Ello terus menunduk saat tak mendapatkan balasan apapun, apa mungkin Zain tak menyukai ini semua? Karena bagaimana pun pria itu tahu bagaimana dirinya di perlakukan oleh Reza. Tapi sekarang ia malah mengatakan ini semua.
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Responsibility {TERBIT}
RomanceZain Alucas, terkenal dengan sifat tak tersentuhnya. Ia memiliki seorang adik yang sangat nakal, sehingga membuat seseorang dalam masalah besar karena ulah adiknya itu. Karena kejadian itu semua, ibu Zain memutuskan untuk mengirim adik nya keluar ne...