Part 39

3.4K 184 5
                                    

Reza tersenyum mendengar itu semua, setiap perkataan yang Ello katakan entah kenapa ia sulit untuk mengerti itu semua, karena setahunya pemuda itu sangat mencintainya melebihi apapun itu tapi sekarang dengan begitu mudahnya dia mengatakan ini semua? Mungkin kah ini semua hanyalah akal-akalan Ello agar tak terjerat didalam pesona yang ia berikan lagi? Jika memang ia maka pemuda itu salah besar karena ia bisa tahu itu semua tanpa pemuda itu ketahui.

"Dengan begitu mudahnya lo bilang ini semua? Lo nggak mikirin gimana masa depan anak lo? Hidup tanpa tahu siapa ayahnya, itu pasti akan melukai dia. Lo pernah mikir nggak sih tentang itu semua?"ujar Reza dengan meremat bahu Ello cukup keras, membuat pemuda itu meringis sehingga membuat Zain yang sejak tadi hanya melihat langsung saja menyentak tangan adiknya itu.

Begitu banyak pertanyaan yang muncul didalam pikirannya, tentang semua pengakuan yang baru saja Ello katakan tadi. Tapi ia akan menyimpan semua pertanyaan itu lebih dulu karena sekarang yang terpenting ia harus membuat suasana disini sedikit tenang.

"Sudah cukup Ello banyak berbicara sejak tadi, sekarang giliranku untuk mengatakan semua rasa yang ada didalam pikiranku selama ini. Waktu itu kamu mengatakan jika anak ini bukan anakmu 'kan? Kamu tak percaya ini semua, bahkan sampai menuduh Ello berhubungan dengan orang lain. Saat mengatakan itu semua apa kamu pernah berpikir bagaimana perasaan anakmu saat tahu jika ayahnya sendiri meragukan dirinya? Ayahnya sendiri tak menerimanya dengan baik, apa selama ini kamu memikirkan itu semua? Bahkan setelah satu minggu menghilang entah kemana, sekarang kamu datang kembali dengan mengatakan ini semua? Aku pikir selama menghilang kamu bisa berpikir sedikit dewasa tapi nyatanya?"

Zain mengatakan itu semua dengan nada santai miliknya seperti biasa, karena selama ini ia sangat jarang mengunakan emosinya saat berbicara. Ia hanya akan berbicara dengan sangat santai tapi walaupun santai, perkataan itu mengandung begitu banyak makna yang bisa menusuk lawan berbicaranya.

"Sekarang kamu datang kembali kesini dengan niat untuk memperbaiki semuanya? Tapi belum sempat mendengar penjelasan yang ada, kamu kembali berpikir dengan semua pikiran aneh didalam dirimu sehingga terpancing amarah lagi. Ayah memang benar, kamu perlu banyak belajar tentang semua hal yang ada di dunia ini. Semua yang ada didunia ini tak harus mengunakan emosi saat melakukannya. Sekarang kamu tak perlu berpikir tentang tanggung jawab apa-apa lagi, karena sekarang ada aku yang akan setia menjaga dan juga merawat istri dan juga anakku. Jika suatu saat nanti kamu menemukan seseorang yang tepat untukmu, tolong jangan pernah sakiti dia seperti yang sudah kamu lakukan pada Ello dulu."

Reza langsung beranjak dari sana setelah mendengar semua perkataan yang kakaknya itu berikan, membuat Ello langsung memeluk Zain dengan sangat erat sekarang. Ia sudah berusaha menahah semuanya sejak tadi, karena bagaimana pun walaupun ia sudah sedikit melupakan semuanya tetap saja Reza bagian dari rasa sakit yang selama ini dirinya rasakan.

Cukup lama Ello memeluk Zain dengan sangat erat, sekarang pemuda itu mulai melepaskan pelukan miliknya dengan pelan, mendongak menatap kearah pria yang sejak tadi ia peluk dengan sangat erat untuk mencari kenyamanan, karena sejak tadi ia merasa takut dengan jantung yang terasa berdetak sangat cepat.

"Kita istirahat didalam kamar ya? Nanti aku akan menyuruh seseorang untuk memastikan bagaimana keadaan Reza sekarang."ujar Zain setelah cukup lama terdiam membiarkan Ello melakukan apa yang dia inginkan, karena untuk sekarang ia hanya ingin membuat pemuda itu tenang dan merasa nyaman kembali, ia tak ingin sampai si manis stress sehingga berpengaruh pada kehamilannya sekarang.

Ello menganguk dengan sangat pelan sebagai jawaban untuk pria itu, ia ingin beristirahat sebentar saja sekarang. Karena kejadian ini cukup membuatnya merasa lelah, secara tiba-tiba saja pria yang selalu memberi rasa sakit padanya datang dan kembali memberikan rasa sakit yang sama, ia mengira Reza datanh menemui dirinya memang ingin meminta maaf dengan apa yang terjadi selama ini, walaupun nantinya ia tak akan bisa kembali bersama dengan Reza, ia hanya berharap agar pria itu sadar dan menyesali semua perbuatannya, tapi nyatanya? Itu semua salah karena dengan matanya sendiri dan juga telinganya sendiri pria itu kembali menyakitinya.

Zain menunduk sebelum mengangkat tubuh kecil itu didalam gendongan miliknya, ia akan mengantar Ello sendiri ke lantai atas rumah mereka karena takut hal yang buruk terjadi pada pemuda itu, karena jika tengah perpikir dengan sangat keras seperti ini maka Ello sering bersikap ceroboh, ia tak ingin itu semua sampai terjadi sehingga akan menyakiti anak mereka nantinya.

Mendapatkan itu semua membuat Ello langsung menyembunyikan wajahnya didada bidang milik pria yang sekarang ia cintai itu, ia ingin mengatakan semuanya tentang perasaannya dan tentang semua perkataannya pada Zain tapi sekarang ia merasa tubuhnya tak mendukung, mungkin nanti setelah ia merasa sedikit tenang, baru lah ia akan mengatakan semuanya tanpa tersisa apapun karena bagaimana pun pasti pria itu butuh penjelasan bukan? Ia takut Zain akan berpikir hal aneh tentang perasaannya tadi, ia takut pria itu hanya akan merasa jika ia mengatakan itu karena tak ingin di ganggu oleh Reza, padahal itu semua sama sekali tak benar.

Saat sampai didalam kamar mereka, Zain langsung menurunkan tubuh kecil Ello diatas ranjang tidur mereka, menatap kearah pemuda itu sebelum menunduk untuk memberikan beberapa ciuman dikepala pemuda itu, sedangkan Ello yang mendapatkan perlakukan semanis itu hanya bisa terdiam dengan mengulum senyuman malu miliknya, andai ia baik-baik saja sekarang mungkin dirinya akan mengatakan semua hal tentang perasaannya pada pria itu.

"Tunggu sebentar ya? Aku akan mengambil sarapan untuk kita berdua terlebih dahulu, kamu bisa menenangkan pikiranmu terlebih dahulu sekarang."

Ello menatap Zain yang sekarang mulai beranjak dari dalam kamar mereka, lagi dan lagi ia merasa sangat beruntung bisa mendapatkan ini semua. Ia hanya berharap hal yang baik bisa selalu ada bersama dengan Reza, karena bagaimana pun pria itu berhak bahagia juga walaupun sudah begitu menyakiti dirinya. Ia sama sekali tak menyimpan dendam untuk semua ini, hanya saja rasa sakit yang pernah pria itu berikan selalu membuatnya merasa aneh. Mungkin fisik yang tersakiti bisa diobati dengan obat, namun jika hati dan juga perasaan itu sama sekali tak bisa diobatin. Lukanya akan terus membekas seperti yang sekarang Ello rasakan, untuk mendapatkan semua kebahagiaan ini ia harus merasakan sakit yang sangat dalam lebih dulu, rasanya tak adil namun Ello tetap merasa senang akan itu semua.

Bersambung...

Votmen_

Responsibility {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang