Part 26

3.1K 190 14
                                    

Ello terdiam didalam kamar Zain sekarang, tatapan itu mengarah pada jam yang ada diatas nakas, sekarang sudah jam sembilan pagi, selama itukah ia tidur? Padahal semalam ia sudah tidur lebih awal tapi kenapa sekarang ia bisa bangun siang? Ini pertama kalinya ia bangun siang karena selama ini dirinya akan selalu bangun pagi untuk mencuci ataupun memasak saat berada di kos dulu.

Tatapan itu tanpa sengaja mengarah pada satu catatan berwarna putih, disamping kertas itu ada bungkusan yang ia tak tahu itu apa, dengan pelan tangan itu meraih catatan yang ada, membaca semuanya dengan teliti sekarang.

("Selamat pagi atau selamat siang, aku tahu saat kamu membaca ini semua pasti kamu sudah bangun sekarang. Aku sengaja tak membangunkan dirimu saat akan berangkat ke kantor tadi, karena kamu terlihat sangat nyenyak tidurnya. Maaf karena semalam aku tak menemanimu tidur karena terlalu sibuk dengan pekerjaan sendiri, hari ini mau tak mau aku harus datang ke kantor karena ada hal yang sangat-sangat penting harus aku urus sekarang, aku tak bisa berjanji akan pulang siang tapi akanku usahakan itu semua. Dan ya kemarin aku mengatakan tentang vitamin dan juga hal yang berhubungan dengan orang yang tengah mengandung kan? Tadi dokter Anita mengirim vitamin untukmu dan juga obat pereda mual agar kamu tak merasa mual setiap paginya. Jangan lupa untuk meminum semuanya nanti, jika kamu butuh sesuatu jangan sungkan untuk meminta bantuan pada bik surti atau meminta tolong agar menghubungi diriku nantinya.")

Ello tersenyum kecil membaca semuanya, karena merasa sedikit lucu dengan apa yang Zain lakukan sekarang, bukan kah pria itu bisa meminta tolong pada bik Surti untuk mengatakan semua ini padanya? Kenapa malah membuat surat seperti ini? Seperti anak kecil yang ingin meminta maaf dengan temannya dengan membuat surat permintaan maaf. Ia merasa terhibur dengan ini semua walaupun sekarang ia harus tinggal dirumah ini bersama dengam bik Surti saja untuk waktu yang cukup lama karena pasti Zain akan pulang malam atau pun sore.

Ello meletakan kertas itu kembali, sebelum menatap kearah bungkusan berwarna hitam itu. Ia mengambil itu semua sebelum melihat isinya, memang ada beberapa obat didalam sana mulai dari vitamin untuk tubuhnya dan juga kandungannya dan juga obat pereda mual, setidaknya ia tak harus merasakan mual yang sangat tak mengenakan seperti kemarin.

Ia merasa sangat senang karena Zain begitu nemperhatikan perkembangan anak yang ada didalam kandungannya sekarang, ia tahu jika semua hal yang Zain lakukan pasti untuk anak yang sekarang tengah ia kandung, semua perlakukan pria itu hanya tertuju apa anak yang sekarang ia kandung.

Ello terdiam saat mengingat kembali tentang pembicaraannya dengan bik Surti kemarin.

Flashback.

"Apa kamu masih merasa tak nyaman? Saya akan membuatkan minuman yang lain jika minuman sekarang belum bisa meredakan mualmu."tanya bik Surti dengan menatap istri Tuan mudanya dengan tatapan lembut miliknya, ia merasa seperti mempunyai seorang anak kecil lagi saat melihat Ello, tingkah pemuda itu membuatnya merasa mempunyai seorang anak lagi.

Ello menggeleng saat mendapatkan pertanyaan itu, dengan pelan ia mulai memasukan puding yang ia inginkan didalam kulkas sekarang.

"Nak kamu tahu? Saat melihatmu bersama dengan Tuan Zain, saya merasa jika dirinya yang dulu kembali lagi, pria yang dulunya sangat suka berbicara, penuh perhatian, karena selama ini semua itu sudah menghilang tapi saat bersama denganmu Tuan Zain bisa menjadi dirinya sendiri sekarang tanpa harus menyimpan semuanya lagi. Selama ini Tuan Zain begitu mengharapkan kasih sayang dari ibunya karena sejak dulu dia tak pernah mendapatkan itu semua, hanya Tuan besar yang sangat peduli dengan Tuan Zain karena dia merupakan anak pertama keluarga ini. Tapi semua itu sama sekali tak cukup karena nyatanya seorang anak pasti membutuhkan kasih sayang dari ibunya seberapa banyak apapun kasih sayang yang dia dapatkan dari ayahnya. Selama ini Tuan Zain selalu mengharapkan itu semua walaupun rasa kecewa yang selalu dia dapatkan. Saya sangat yakin jika sekarang dia pasti sangat menyayangi kamu dan juga anak kalian melebihi apapun itu karena sekarang dia hanya mempunyai kalian berdua sebagai tempat ternyamannya."

Flashback end.

Mengingat itu semua membuat Ello merasa beruntung untuk yang kesekian kalinya karena bisa bertemu Zain dalam versi terbaik pria itu, ia tak bisa membayangkan jika bertemu pria itu saat kondisi Zain tak baik, mungkin mereka tak akan ada di posisi ini jika itu semua terjadi.

Ello dengan pelan mulai turun dari atas tempat tidur untuk segera membersihkan dirinya sekarang, berjalan kearah lemari pakaian miliknya sebelum ia terdiam saat melihat sesuatu sekarang, di meja kerja Zain terlihat foto seseorang yang sangat ia cintai sampai detik ini, dengan pelan tangan kecil itu mulai meraih foto yang ada disana, menatap foto itu dimana ada Reza dan juga Zain tengah tersenyum menatap kearah kamera.

Selama bersama dengannya Reza tak pernah menunjukan kebahagiaannya dengan tersenyum atau bercerita dengan bebas, tapi disini ia bisa melihat itu semua. Mungkin sekarang jika Reza ingin bertanggung jawab atau menyadari kesalahannya mereka bisa hidup bersama, menjaga anak ini bersama sebagai tanda dari cinta mereka walaupun hanya dirinya yang sangat mencintai pria itu dengan sangat dalam.

"Kenapa kamu memilih untuk tak mendengarkan semua penjelasanku? Selama satu bulan bersama semuanya baik-baik saja walaupun kamu sering merasa tertekan, tapi aku tahu jika kamu juga menikmati semuanya. Tapi saat mendengar kabar ini kamu justru menolak dan menghindar sehingga semua ini bisa terjadi. Mungkin jika kamu memilih mendengarkanku kita bisa menjaga anak ini bersama bukan orang lain."

Ello merasa lemah jika melihat foto ataupun semua hal tentang Reza, ia merasa sensitif untuk itu semua, bahkan sekarang ia mulai berpikir jika Reza memang menyuruh kakaknya melakukan ini semua sebelum dia kembali untuk mempertanggung jawabkan semuanya. Ia masih mengharapkan itu semua sampai sekarang, ia merasa anaknya membutuhkan sosok ayah kandungnya yang asli walaupun Reza tak sebaik Zain.

Kedua mata itu terlihat berkaca-kaca sebelum memeluk foto itu dengan pelan, sekuat apapun ia mencoba melupakan Reza atau membenci pria itu tetap saja sekarang ia tengah mengandung anak pria itu, anak hasil dari cinta mereka.

"Tak bisakah kamu kembali sekarang? Aku dan anak kita membutuhkan kamu sekarang,"lirih Ello dengan tangan terus memeluk foto itu, ia berharap jika semua ini hanya mimpi dan saat ia terbangun nanti Reza akan berada disampingnya dan menjaganya dan juga anak ini bersama.

Bersambung...

Votmen_

Responsibility {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang