Part 10

4.3K 239 14
                                    

Satu minggu berlalu, Zain baru saja pulang dari perusahaan milik kedua orang tuanya yang baru saja membaik selama beberapa hari ini, karena memang selama ini ada masalah yang terjadi karena tak ada yang mengelola semuanya dengan baik lagi, ia ingin sekali melanjutkan semuanya sekarang karena perusahaan ini penuh dengan kenangan kedua orang tuanya, namun perusahaan yang ada didekat rumah mereka juga membutuhkan dirinya sehingga mau tak mau ia akan mempertahankan semua kedua perusahaan ini sampai nanti Reza bisa mengendalikan salah satu perusahaan yang ada nantinya.

Akhirnya setelah satu minggu memperbaiki semuanya, masalah yang ada diperusahaan ini mulai membaik seperti dulu lagi. Mungkin nanti ia akan datang kesini sebulan sekali agar bisa melihat bagaimana perkembangan para karyawan yang ada, karena Zain tak ingin masalah seperti ini terjadi lagi karena itu bisa menyebabkan kebangkrutan bahkan sampai di tutup perusahaannya, ia tak ingin sampai itu semua terjadi, walaupun untuk itu semua ia harus bekerja dua kali lipat dari biasanya.

Zain berjalan kearah jendela kaca yang ada didalam kamar hotel yang sudah ia sewa selama beberapa hari ini. Tatapan itu mengarah pada pemandangan malam yang terlihat bagitu indah jika dilihat secara langsung seperti ini, ia memang sangat suka melihat langit malam entah kenapa, semua kebiasaan ini ada sejak ia masih kecil sampai sekarang.

Setiap menatap langit malam selama beberapa hari ini, ia selalu memikirkan bagaimana kondisi pemuda yang ia tolong seminggu yang lalu, mungkin saja luka pemuda itu sudah sembuh karena dokter mengatakan luka itu hanya butuh waktu satu minggu agar bisa sembuh dengan sempurna, namun sayangnya ia tak bisa melihat bagaimana perban pemuda itu dibuka karena ia tengah sangat sibuk disini.

Ia memang berharap bisa melihat pemuda itu lagi untuk yang terakhir kalinya, tapi itu semua sepertinya tak mungkin terjadi karena sekarang saja ia masih diluar kota, karena masalah perusahaannya baru saja selesai hari ini.

"Aku harap kau baik-baik saja sekarang. Karena sekarang aku tak bisa melihat bagaimana kondisimu, aku juga berharap semoga saja kejadian waktu itu tak terjadi lagi setelah ini karena aku tak akan bisa selalu ada disampingmu saat masalah itu datang lagi."ujar Zain dengan tatapan terkunci pada langit malam sekarang.

Ia berharap pemuda itu tak melakukan hal yang gila lagi sehingga menyebabkan dia dalam masalah lagi, mungkin waktu itu masih ada dirinya yang bisa membantu pemuda itu namun nanti jika masalah itu terulang lagi, ia tak mungkin ada disamping pemuda itu. Zain sangat berharap Ello bisa menjaga dirinya dengan baik nantinya.

"Aku mungkin akan pulang setelah masalah yang ada benar-benar selesai dan disini ada yang bisa menjaga perusahaan dengan baik."

Zain menatap kearah jam dinding yang ada didalam kamar ini. Sudah pukul sepuluh malam namun entah kenapa rasa mengantuk sama sekali tak mendatangi dirinya, padahal sudah sejak tadi pagi ia sibuk di kantor sehingga tak ada waktu untuk beristirahat, tapi sekarang saat sudah kembali ke hotel bukannya beristirahat ia malah memikirkan pemuda yang ia temui satu minggu yang lalu.

Pertemuan pertama yang mampu membuat ia memikirkan pemuda itu terus-terusan, entah ini hanya perasaan peduli akan sesama manusia atau hal yang berbeda, karena ia tak tahu bagaimana perbedaan dengan dua hal itu, semuanya terasa sama karena ia belum pernah merasakan itu semua.

***

Ello mendudukan dirinya disamping tempat tidur yang ada dirumah sakit. Sejak tadi sore ia merasa kurang enak badan entah kenapa, padahal ia sangat yakin jika selama seminggu ini ia selalu menjaga kesehatannya dengan baik tanpa memikirkan masalah yang ada lebih dulu, tapi sampai sekarang tubuhnya terasa sangat aneh seakan-akan ada sesuatu yang menyebabkan ini semua terjadi.

Ia ingin bertanya pada petugas yang ada sejak tadi sore, namun Ello terlalu takut jika petugas yang ada malah menyuruhnya untuk tetap berada dirumah sakit untuk beberapa hari lagi karena kondisinya kurang sehat, ia tak ingin itu semua sampai terjadi karena besok dirinya sudah diperbolehkan untuk pulang karena lukanya sudah sembuh, akan sangat menyakitkan jika ia harus berada dirumah sakit lagi dalam waktu yang lama.

Ello menatap kearah jam yang ada, sekarang sudah jam delapan malam. Sudah pasti tak ada dokter yang bertugas sekarang karena mereka sudah pulang semua, ia ingin sekali memeriksakan apa yang terjadi pada dirinya mau tak mau karena semakin ia tahan maka rasa lemas ditubuhnya semakin meningkat, ia tak tahu kenapa itu semua bisa terjadi.

Dengan pelan Ello mulai berjalan kearah ranjang pasien miliknya, menekan tombol darurat yang ada dengan harapan akan ada dokter yang datang kesini dan memeriksa dirinya dengan baik. Ia tak bisa jika terus menahan semua ini sekarang, semakin ditahan maka tubuhnya semakin melemas entah kenapa.

Beberapa saat kemudian pintu ruangan tempat Ello sekarang berada terbuka, dengan dokter Anita yang langsung berjalan dengan cepat kearahnya.

"Ada apa? Apa kakimu terasa tak nyaman?"tanya dokter Anita dengan penuh rasa khawatir, karena tadi saat berada diruangannya ia mendapatkan kabar jika ruangan dimana Ello berada berbunyi menandakan ada hal yang tak baik terjadi.

Ello menggeleng, ia merasa senang karena ada dokter Anita yang masih ada sekarang.

"Tubuhku rasanya kurang nyaman. Semakin lama aku menahan semuanya, maka tubuhku akan terasa sangat lemas ."ujar Ello dengan pelan, dokter Anita langsung membantunya naik keatas ranjang pasien kembali, sebelum ia tak bisa melihat semuanya dengan baik lagi. Semuanya terlihat sangat gelap.

Kedua mata bulat itu dengan perlahan mulai terbuka, tatapan itu langsung mengarah pada ruangan yang sudah ia tempati selama satu minggu ini. Ello berusaha mengingat semuanya dengan baik lebih dulu, sebelum ia sadar akan satu hal jika tadi ia merasa tubuhnya terasa lemas sehingga berbicarapun rasanya sulit, setelah semua itu ia tak ingat semuanya lagi.

"Apa kamu baik-baik saja?"tanya dokter Anita saat melihat Ello kembali sadar, ia tersenyum kecil kearah pemuda yang sepertinya tengah merasa bingung itu.

"Kamu pingsan tadi. Untungnya saya datang tepat waktu sehingga bisa langsung menangani kamu dengan baik."

Ello terdiam saat mendengar semua itu, ternyata ia pingsan tadi.

"Kamu tahu? Saya merasa sedikit terkejut saat memeriksa kamu tadi, mungkin saat tahu tentang ini semua pasti kamu akan merasa bahagia dan juga pasanganmu juga akan merasa sangat bahagia, karena sekarang kamu tengah mengandung."ujar dokter Anita dengan senyuman miliknya, ia mengira pemuda itu masih mahasiswa biasa tapi nyatanya itu semua salah.

Karena tadi saat memeriksa pemuda itu, ia bisa tahu jika sekarang Ello tengah mengandung. Ternyata pemuda itu merupakan istri seseorang, pasti pasangan pemuda itu akan sangat bahagia dengan kabar yang ada sekarang.

Sedangkan Ello sendiri hanya bisa diam mendengar itu semua, ia masih berusaha mencerna semuanya dengan baik.

Bersambung...

Votmen_

Responsibility {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang