Ia merasa semuanya menyakiti dirinya, bahkan saat pertama kali mencintai seseorang ia sudah harus merasakan ini semua, sedangkan sejak kecil ia selalu ke-kurangan kasih sayang dari sosok ibunya karena wanita yang sudah melahirkan dirinya itu sibuk dengan si bungsu, mengabaikan dirinya yang juga anak kandung ibunya itu. Sekarang saat merasa akan ada seseorang yang memberikan kasih sayang untuknya, ia malah merasakan semua ini. Rasanya sangat sesak, ia tak bisa jika harus terlihat baik-baik saja sekarang, semuanya terlalu menyakitkan.
Zain menghapus air matanya dengan sangat kasar, sebelum kedua mata memerah itu kembali menatap kearah langit malam yang terlihat sangat gelap tanpa adanya bintang ataupun bulan yang menghiasi langit malam yang terlihat sangat indah itu, walaupun tanpa bintang dan bulan.
"Sekarang apa yang harus kulakukan? Bagaimana nanti setelah anak itu lahir Ello memilih untuk pergi? Bagaimana hidupku jika tanpa dia disampingku, sekarang aku sudah sangat terbiasa akan kehadiran Ello disampingku dan juga menjaganya dengan baik, terlebih saat tahu jika sekarang aku mencintainya. Semakin berat untukku melepaskannya nanti. Aku akan menyimpan semua rasa ini bersama denganku sampai kapan pun itu tanpa orang lain tahu tentang semua ini, termasuk Ello sendiri karena sekarang aku akan belajar menerima semuanya. Menerima jika nyatanya Ello masih mencintai Reza sampai detik ini. Andai aku lebih dulu bertemu dengannya mungkin semua ini tak akan pernah terjadi."
Zain masih memikirkan semuanya sekarang, ia ingin cinta ini tetap ada karena saat merasakan ini semua ia merasa tenang, tapi jika dirinya terus mempertahankan semuanya dirinya akan semakin sakit saat melihat pemuda itu pergi darinya bersama dengan anaknya dan kembali bersama dengan Reza. Ia tak bisa membayangkan itu semua, karena mereka baru bersama satu minggu lebih tapi ia sudah merasakan ini semua. Mungkin memang dirinya sangat membutuhkan kasih sayang seseorang sehingga membuat ini semua terjadi, ia terlalu mengharapkan kasih sayang seseorang sehingga pada akhirnya hanya rasa sakit yang ia dapatkan, lagi dan lagi.
Zain kembali menutup kedua matanya, berharap dirinya bisa lebih tenang lagi karena jika ini semua terjadi ia akan menyakiti Ello nantinya. Ia takut akan bersikap kasar kalau rasa tak tenang ini terus ada, bahkan sejak di kamar tadi ia berusaha menahan dirinya sekuat tenang walaupun itu sangat susah, ia takut menyakiti orang lain dengan perkataan ketusnya karena jika dengan orang terdekat ia selalu bersikap lembut, dan saat sikap ketus itu datang itu artinya ia tengah tak baik dan juga tak bisa didekati itu karena itu bisa menyakiti orang yang dekat dengannya.
***
Ello mulai turun dari atas tempat tidur karena merasa Zian belum juga kembali sejak tadi, ia terbiasa melihat pria itu bekerja di meja kerja miliknya saat dirinya akan tidur, sehingga sekarang saat tak ada Zain di sekitarnya ia merasa kesepian, ia takut pria itu dalam masalah karena tadi saat pria itu keluar keadaannya sedang tak baik, ia tahu itu semua karena perubahan yang ada cukup terlihat sehingga membuatnya langsung menyadari semuanya.
Dengan pelan Ello mulai turun dari tangga, dengan tatapan mengarah pada ruang tengah yang terlihat sangat kosong, ia mengira Zain akan ada disana mengingat jika sekarang sudah malam, ia takut pria itu keluar dan itu akan semakin berbahaya. Karena seseorang yang tengah dalam mood tak baik tak seharusnya mengemudi mobil atau pun motor karena itu sangat beresiko.
Ello merasa sangat aneh dengan dirinya sendiri karena tadi pagi ia terus memikirkan Reza sehingga tak selera makan apapun, tapi saat Zain datang semua pemikiran itu langsung menghilang dengan bergantikan dengan perasaan tenang saat berada disamping pria itu, ia mengira jika keinginan bertemu dengan Reza itu memang nyata karena sejak bangun hingga siang pikirannya penuh dengan itu semua, tapi saat ada kehadiran Zain disampingnya ia langsung melupakan itu semua.
Ia merasa aneh, kenapa setiap kali bersama dengan Zain semua perasan cemas dan juga takutnya langsung menghilang seakan-akan pria itu membawa begitu banyak ketengangan bersama dengannya. Sikap baik, perhatian dan juga pengertian Zain mampu membuatnya merasakan ini semua, sehingga saat ada perubahan sedikit saja ia langsung menyadari itu semua. Ia merasa ragu dengan dirinya sendiri, apa yang terjadi dengannya sehingga semua ini bisa seperti ini?
Waktu itu ia tahu betul jika semua ini mereka lakukan hanya untuk anak yang sekarang ada didalam kandungannya, tapi sekarang ia sudah merasa nyaman dengan pria itu hanya karena tinggal seminggu saja. Begitu kuat tarikan yang Zain berikan sehingga membuatnya seperti ini, bahkan Reza yang dulunya selalu hadir didalam pikirannya menghilang begitu saja. Ia mulai menyadari apa mungkin dirinya jatuh cinta pada Zain?
Tapi tadi pria itu mengatakan jika dia mencintai seseorang baru-baru ini. Ia merasa bingung dengan semuanya sekarang, tadi dengan sangat lantang ia mengatakan jika pria itu bisa menceraikan dirinya setelah ia melahirkan tapi sekarang ia malah menyadari ini semua?
Ello melangkah kan kakinya keluar rumah untuk melihat apakah mobil Zain ada didalam garasi atau tidak, namun belum sempat sampai kearah garasi ia dibuat terdiam saat melihat Zain duduk disalah satu bangku yang ada dihalam belakang rumah, ia ingin kembali masuk setelah memastikan kondiri pria itu tapi sebelum itu semua terjadi ia mendengar suara Zain.
"Kenapa? Kenapa kau selalu membuatku merasa sakit? Tak puaskah kau selama ini sudah sangat menyakitiku? Aku mengira jika semua rasa sakit ini hanya sementara karena nantinya akan ada seseorang yang menyembuhkan rasa sakit ini tapi nyatanya? Nyatanya kau melakukan hal yang sama untuk yang kesekian kalinya. Saat ibuku sendiri bersikap tak adil aku masih bisa menerimanya karena mungkin saja ini yang terbaik, aku berusaha menerima semuanya dengan sangat baik. Tapi untuk sekarang aku tak bisa menerimanya, aku tak bisa menerima ini semua. Cinta pertamaku harus hancur begitu saja tanpa rasa kasihan sedikitpun. Kumohon jika dikehidupan dulu aku pernah melakukan kesalahan sehingga bisa mendapatkan semua ini, aku minta maaf. Semua ini terlalu menyakitkan walaupun untuk sebagian orang ini hanyalah hal yang biasa, tapi bagiku ini luar biasa."
Ello mematung mendengar itu semua, alasan pria itu dalam mood seperti ini ternyata orang yang Zain cintai. Sebesar itukah cinta pria itu sehingga mengatakan hal menyakitkan seperti ini?
Ia bisa melihat sendiri jika sekarang pria itu tengah mengusap matanya sendiri dengan sangat kasar, pasti Zain menangis sekarang. Ia ingin sekali membuat pria itu merasa tenang tapi ia tak berhak melakukan itu semua sekarang.
"Sekarang apa yang harus kulakukan? Bagaimana nanti setelah anak itu lahir Ello memilih untuk pergi? Bagaimana hidupku jika tanpa dia disampingku, sekarang aku sudah sangat terbiasa akan kehadiran Ello disampingku dan juga menjaganya dengan baik, terlebih saat tahu jika sekarang aku mencintainya. Semakin berat untukku melepaskannya nanti. Aku akan menyimpan semua rasa ini bersama denganku sampai kapan pun itu tanpa orang lain tahu tentang semua ini, termasuk Ello sendiri karena sekarang aku akan belajar menerima semuanya. Menerima jika nyatanya Ello masih mencintai Reza sampai detik ini. Andai aku lebih dulu bertemu dengannya mungkin semua ini tak akan pernah terjadi."
Tubuh Ello langsung menegang karena saat ingin masuk kedalam rumah karena tak ingin ikut campur masalah Zain sekarang, ia malah mendengar ini semua. Pernyataan yang membuatnya terdiam tanpa berkata apapun.
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Responsibility {TERBIT}
RomanceZain Alucas, terkenal dengan sifat tak tersentuhnya. Ia memiliki seorang adik yang sangat nakal, sehingga membuat seseorang dalam masalah besar karena ulah adiknya itu. Karena kejadian itu semua, ibu Zain memutuskan untuk mengirim adik nya keluar ne...