Part 16

3.8K 246 14
                                    

Zain melepaskan tangan miliknya yang sejak tadi berada dikedua pipi Ello, tatapan matanya terus mengarah pada pemuda yang sekarang kembali menangis. Ia tak tahu bagaimana cara membuat seseorang merasa tenang selain dari memberikan pelukan untuknya tapi entah kenapa ia merasa canggung jika harus memeluk pemuda itu lebih dulu sekarang.

Walaupun tangan itu kembali terulur untuk menghapus air mata yang sejak tadi turun dikedua pipi pemuda yang sekarang mulai menunduk saat ia melakukan ini semua. Apa ini saatnya ia mengatakan keputusan yang sejak tadi sudah ia pikirkan? Apa sekarang ia harus mengatakan semuanya bagaimanapun tanggapan yang akan Ello berikan untuknya nantinya.

"Maafkan Reza dan juga ibuku karena sudah melakukan semua ini padamu. Aku tak tahu jika semua ini terjadi karena sekarang aku baru pulang dari luar kota dari sejak terakhir kali kita bertemu,"ujar Zain dengan terus menatap kearah pemuda yang sekarang kembali menatapnya dengan tatapan terkejut dan juga takut?

Ello terdiam saat mendengar semua yang pria didepannya ini katakan. Ia tak mengira jika Zain merupakan keluarga dari Reza. Ia tadi mengira jika pria itu memang kebetulan lewat dan menghampiri dirinya sehingga secara refleks membuatnya memeluk pria itu dengan sangat erat seperti tadi, ia hanya membutuhkan pelukan seseorang tadi tapi siapa sangka jika pria yang satu minggu yang lalu menyelamatkan dirinya merupakan keluarga dari Reza.

Pantas saja ia merasa tak asing saat menatap kedua mata pria itu, ternyata mata itu sama dengan Reza karena mereka bersaudara. Ternyata dunia begitu sempit sehingga ia merasakan ini semua sekarang. Semua pemikirannya tentang Zain yang hanya kebetulan lewat saja tadi, menghilang begitu saja karena sekarang ia malah merasa takut. Takut pria itu akan mengatakan hal yang membuatnya merasa sakit sama seperti Reza dan juga ibunya tadi.

Ello memundurkan langkahnya dengan pelan karena sekarang ia tak ingin berada dihadapan pria yang merupakan keluarga dari Reza, ia takut jika pria itu akan mengatakan hal yang sama, membuat Zain yang sejak tadi menatap Ello langsung saja menggenggam tangan pemuda itu dengan cepat.

"Tunggu,"ujar Zain dengan menggenggam tangan kecil Ello cukup erat, membuat pemuda itu langsung menatap kearahnya dengan tatapan was-was, ia bisa menebak jika sekarang pemuda itu merasa takut dengannya karena ia merupakan keluarga Reza.

"Aku datang kesini bukan untuk menghakimi dirimu. Aku hanya ingin melakukan hal yang tak bisa ibu dan juga adikku lakukan."sambung Zain sebelum menunduk saat kedua mata bulat itu menatapnya.

Sedangkan Ello hanya bisa terdiam saat mendengar semua yang pria itu katakan, ia merasa jika perasaan takutnya hanyalah rasa panik saja karena pria yang ada dihadapannya tak mungkin mengatakan hal yang bisa menyakitinya, karena waktu itu saja pria itu menolongnya dan juga menjaganya dia tak mungkin orang jahat yang akan menyakitinya karena disini ia tak bersalah sama sekali.

"Maafkan ibuku karena sudah melakukan semua ini. Aku tahu semua yang akan kukatakan sekarang mungkin tak akan mudah kamu terima begitu saja, tapi aku melakukan ini semua untuk menebus semua yang telah ibu dan juga adikku lakukan. Biarkan aku bertanggung jawab dengan apa yang telah terjadi sekarang,"ujar Zain dengan terus menggengam tangan pemuda itu.

Sejak tadi ia berpikir dengan keras apa yang harus ia lakukan saat bertemu dengan Ello, sampai sebuah pemikirkan terlintas didalam otaknya. Mungkin Reza menolak kehadiran anak yang sekarang tengah Ello kandung, begitupun dengan ibunya namun tetap saja itu keturunan dari keluarga mereka. Apapun akan ia lakukan agar bisa menjaga anak itu sehingga ia perpikir untuk menggantikan posisi Reza dengan bertanggung jawab dengan bayi yang ada didalam kandungan Ello sekarang.

Terdengar cukup gila karena ia mau melakukan itu semua, karena bagaimana pun ini bukan kesalahabnya tapi kesalahan adiknya, tapi ia yang harus menanggung semuanya sekarang. Ia sudah memikirkan itu semua sejak tadi, sehingga sekarang ia langsung mengatakan semuanya pada pemuda itu niat baiknya.

Ia akan berkorban demi kebaikan pemuda itu dan juga kandungan pemuda itu, karena sekarang Ello tengah mengandung keponakannya.

Ello menggeleng dengan cepat saat mendengar semua yang pria itu katakan, kenapa pria itu begitu gila sehingga mengatakan itu semua? Ia sadar jika ini semua bukan kesalahan pria itu tapi kenapa dia mengatakan ini semua? Jika memang Zain pria yang sangat baik, tak seperti ini juga caranya karena ia sadar diri jika sampai meminta pertanggung jawaban dari pria itu walaupun memang Zain dan Reza bersaudara tapi ia tak segila itu untuk menerima semua ini.

"Kamu gila? Apapun yang terjadi sekarang itu kesalahanku dan juga Reza, kamu tak seharusnya nya bertanggung jawab untuk itu semua. Ini sudah menjadi resiko yang terjadi karena aku sudah berani mengambil resiko ini."ujar Ello dengan menarik tangannya dari genggaman tangan Zain, ia tak segila itu untuk menerima semua ini.

"Kau salah paham. Aku tahu jika ini semua bukan masalahku dan aku tak berhak untuk ikut campur dalam masalah ini. Tapi aku mencoba untuk berpikir secara dewasa dan memposisikan diri sebagai kamu disini. Ini semua bukan salahmu karena jelas jika Reza yang telah melecehkanmu tapi kamu yang harus menanggung ini semua saat tengah hamil seperti sekarang, itu sama sekali tak adil."

Ello terdiam, ia merasa tak habis pikir dengan cara berpikir pria dihadapannya sekarang. Ia memang tahu jika pria itu merupakan pria dewasa yang cara berpikirnya pasti baik, namun untuk menerima kesalahan adiknya sendiri itu sama sekali tak adil.

"Aku mohon terimanya niat baikku untuk bertanggung jawab atas anak yang sekarang kamu kandung. Kamu mungkin berpikir jika cara berpikirku cukup gila namun aku melakukan ini semua demi kebaikan kita bersama. Aku melakukan ini semua demi anak yang sekarang ada didalam kandunganmu karena bagaimana pun dia adalah keponakanku, anak dari adikku. Aku tak ingin anak itu tumbuh tanpa sosok seorang ayah yang utuh untuknya, karena kemungkinan terbesar Reza tak akan pernah kembali. Terimalah semua ini demi kebaikan anakmu."ujar Zain yang terkesan cukup memaksa, namun ia melakukan ini semua demi kebaikan mereka bersama karena bagaimanapun anak yang sekarang tengah pemuda itu kandung adalah keponakannya.

Ello terdiam saat tahu apa alasan dibalik perkataan gila dari pria didepannya sekarang, ternyata Zain melakukan ini semua demi kebaikan anak yang ada didalam kandungannya sekarang. Ia sama sekali tak berpikir tentang itu semua, karena pikirannya penuh dengan perkataan gila pria itu tadi. Ia memang sadar jika sekarang kebaikan anaknya jauh lebih penting, ia tak bisa memikirkan dirinya sendiri sekarang.

Zain juga pria yang sangat baik, ia tak akan dalam masalah jika bersama dengan pria itu selama mengandung nanti. Mungkin ini jalan terbaik untuknya dan juga anak yang ada didalam kandungannya sekarang.

Bersambung...

Votmen_

Responsibility {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang