Part 18

3.6K 243 7
                                    

Zain meletakan beberapa makanan yang ia inginkan tadi, menatap kearah Ello yang masih tertidur sampai sekarang. Ia merasa jika pemuda itu mungkin saja kelelahan karena terlalu lama menangis sehingga sekarang pemuda itu tertidur saat merasa sedikit tenang, ia ingin membangunkan pemuda itu untuk makan lebih dulu karena itu sangat penting untuk pertumbuhan bayi yang sekarang Ello kandung, namun ia merasa tak tega jika harus membangunkan pemuda itu sekarang karena baru berapa jam sejak Ello tidur tadi.

Ia memutuskan untuk membersihkan diri lebih dulu agar nanti setelah ia melakukan itu semua, barulah dirinya akan membangunkan pemuda itu.

Zain berjalan kearah kamar mandi dengan membawa pakaian yang ia inginkan tadi, ia cukup sering menyuruh suruhannya itu melakukan hal seperti ini jadi tak akan mungkin jika suruhannya itu salah membawakan apa yang ia inginkan.

Beberapa saat kemudian Zain kembali keluar dari dalam kamar mandi setelah membersihkan dirinya sekarang. Rasanya sangat segar karena sejak tadi pagi ia sama sekali belum mandi karena sibuk mengerjakan beberapa dokumen miliknya, dan saat selesai melakukan itu semua ia malah mendapat kabar jika adiknya baru saja dikirim keluar negeri membuat ia langsung memutuskan untuk pulang agar bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi, sehingga saat sampai pun ia tak dikasih napas sedikitpun karena cerita yang ibunya berikan membuat ia langsung mencari dimana keberadaan pemuda itu sehingga sekarang ia menemukan pemuda itu saat sudah larut malam.

Ia baru bisa membersihkan dirinya dengan baik saat masalah yang ada sedikit terselesaikan.

Zain berjalan kearah ranjang saat merasa jika dirinya sudah membiarkan Ello tidur cukup lama, karena mau tak mau ia harus membangunkan pemuda itu untuk menyuruhnya makan karena takut ada masalah yang terjadi kalau sampai pemuda itu tak makan sekarang, mungkin jika pemuda itu tak sedang mengandung, ia bisa membiarkan pemuda itu tetap tidur seperti sekarang. Tapi sekarang pemuda itu tengah mengandung, jadi ia harus memikirkan perkembangan anak yang ada didalam kandungan pemuda itu juga sekarang.

"El,"ujar Zain dengan menyetuh lengan Ello dengan pelan, membuat tubuh yang sedang tidur sejak tadi terusik sampai kedua mata bulat itu dengan perlahan terbuka. Zain tersenyum saat melihat itu semua, ternyata tak terlalu sulit untuk membangunkan pemuda itu dari tidurnya karena Ello tipe orang yang mudah bangun hanya karena panggilan saja.

"Ugh ..."

Ello menatap kearah pria yang sekarang tengah menatapnya dengan posisi berdiri, ia masih mengumpulkan semua nyawanya lebih dulu sebelum mendudukan dirinya dengan pelan. Ia menatap kearah sekitar untuk melihat dimana dirinya berada sekarang sebelum ia mengingat jika tadi Zain mengatakan akan mencari hotel untuk mereka beristirahat, pasti sekarang mereka tengah berada di hotel yang pria itu inginkan.

"Kau lebih baik langsung mencuci mukamu terlebih dahulu sebelum berganti pakaian, aku sudah menyiapkan pakaian untukmu di paper bag itu. Dan ingat kamu harus mencuci wajah saja, jangan mandi karena itu tak baik untuk dirimu serta bayimu."ujar Zain saat merasa jika Ello sudah sadar sepenuhnya, ia sengaja mengatakan itu semua karena memang tak bagus mandi larut malam apa lagi Ello tengah mengandung.

Tadi saja ia terpaksa karena memang belum mandi sejak pagi tadi dan badannya terasa sangat lengket, jika tidak maka ia tak akan mau mandi larut malam karena tak baik untuk kesehatan tubuhnya sendiri.

Ello menatap kearah pria yang sekarang mulai beranjak dari hadapannya, ia memang tak salah memilih ini semua karena memang Zain itu definisi pria sempurna yang sesungguhnya. Dia baik, perhatian, pengertian, mau melakukan hal yang sama sekali tak ia perbuat, mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi walaupun itu bukan kesalahannya. Ia jadi berpikir bagaimana bisa pria se-sempurna ini mau melakukan ini semua? Bukan kah Zain bisa saja menikah dan mempunyai anak sendiri tanpa harus menerima kesalahan orang lain seperti ini, ia ingin sekali mempertanyakan ini semua tapi rasanya ia tak pantas memberi pertanyaan seperti ini karena itu semua merupakan privasi Zain.

Dengan pelan ia mulai turun dari atas tempat tidur, sebelum mengambil paper bag yang tadi Zain maksud. Terdiam saat melihat beberapa pakaian didalam sana, ia tak tahu bagaimana pria itu bisa tahu ukuran tubuhnya sehingga membelikan dirinya pakaian seperti ini, tapi lagi dan lagi ia tak punya hak untuk mempertanyakan semua ini karena ini semua jauh dari kata cukup, ia tak seharusnya mempertanyakan semuanya.

Yang harus ia lakukan sekarang hanyalah menerima semua yang Zain lakukan untuknya selagi itu semua masih baik untuknya.

Setelah melakukan apa yang Zain inginkan tadi, Ello langsung berjalan mendekat kearah pria itu yang tengah sibuk dengan ponsel miliknya sendiri, Ello terdiam saat melihat begitu banyak makanan yang sekarang ada dihadapan Zain sekarang, kenapa pria itu tak langsung memakan semuanya saja tadi? Kenapa hanya mendiamkan makanan itu seperti sekarang sehingga membuatnya ingin mencicipi makanan itu juga?

Demi apapun ia merasa cepat sekali merasa lapar hanya karena melihat makanan saja, padahal dulu ia tipe pemuda yang sedikit cuek terhadap makanan karena ingin menghemat uang bulanan miliknya, tapi sekarang sejak hamil ia merasa jika napsu makannya mulai naik bahkan menjadi sangat sensitif jika menyakut makanan.

"El? Ayo kita makan malam lebih dulu sebelum tidur karena sekarang sudah pukul dua dini hari."

Zain menatap kearah Ello yang sejak tadi fokus menatap makanan yang ada didepannya sekarang, ia bisa menebak jika sekarang pemuda itu mulai merasa lapar saat melihat begitu banyak makanan dihadapannya sekarang. Itulah yang ingin ia lakukan sejak tadi.

Ello tersentak saat mendengar suara Zain sebelum tersenyum menatap kearah pria itu, dengan pelan ia mulai mengambil tempat duduk disamping pria itu untuk makan bersama sekarang.

Zain tersenyum saat melihat Ello makan dengan tenang sekarang, ia hanya makan sedikit karena sudah kenyang hanya dengan melihat pemuda itu makan. Mungkin sekarang mereka akan membiasakan hidup berdua karena mulai hari ini hidup mereka akan berubah.

Mulai dari dirinya sendiri yang sekarang harus membatasi waktu jam kerjanya karena ada pemuda yang harus ia perhatikan kesehatannya. Biasanya ia akan sibuk di kantor bahkan sampai pulang larut malam, tapi sekarang saat bersama dengan pemuda itu ia akan membiasakan diri agar tak melakukan hal itu lagi.

Mungkin Ello tak akan menyadari itu semua, karena mereka baru kenal satu minggu yang lalu tapi sekarang sudah harus bersama karena ada kehadiran seorang bayi didalam kandungan pemuda itu. Sekarang tanggung jawabnya bertambah karena dulu ia hanya akan memperhatikan ibu dan juga Reza agar mereka baik-baik saja, tapi sekarang saat ada kehadiran pemuda itu ia harus memperhatikan Ello juga.

Ia memang tak ada pengalaman tentang ini semua, tapi ini semua sama dengan orang lain yang sudah menikah karena tanggung jawab mereka sama.

Bersambung..

Votmen_

Responsibility {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang