Zain mendudukan dirinya didalam mobil miliknya. Tadinya ia merasa sangat-sangat khawatir dengan kondisi ibunya saat melihat wanita yang sudah melahirkan dirinya itu menangis dengan tubuh yang bergetar dengan sangat hebat, tapi sekarang saat tahu semuanya ia merasa jika semua ke-khawatirannya itu hanyalah sampah yang tak ada gunanya, karena bagaimanapun cara yang ia gunakan pasti tak bisa membuat ibunya itu sadar jika semua yang dia lakukan itu salah.
Kasih sayang ibunya terhadap Reza terlalu berlebihan sehingga membuat semua ini sampai terjadi. Ia memang sangat menyayangi ibunya itu melebihi apapun itu yang ada di dunia ini tapi jika seperti ini caranya ia tak tahu lagi bagaimana cara agar bisa menyayangi ibunya itu lagi. Ia juga menyayangi ibunya itu namun saat tahu jika ibunya berbuat salah maka dia melakukan semua ini, karena bagaimana pun sesuatu kesalahan tak bisa di benarkan begitu saja karena kesalahan tetap saja kesalahan.
Zain menarik napas cukup banyak saat merasa emosinya kembali hadir, selama ini ia tak pernah menunjukan bagaimana dirinya saat tengah emosi karena takut menyakiti orang yang ada disekitarnya tapi tadi saat mendengar semua yang ibunya itu katakan, emosinya langsung saja hadir sehingga mengatakan semua itu tanpa sadar. Sekarang ia mencoba mengendalikan emosi itu agar bisa lebih tenang dan mencari dimana keberadaan pemuda yang datang kerumahnya tadi siang, walaupun itu sangat sulit karena ia tak tahu bagaimana wajah pemuda itu.
Cukup lama Zain terdiam didalam mobil miliknya sebelum ia merasakan getaran handpone miliknya, dengan pelan ia membuka pesan yang baru saja masuk sebelum terdiam saat melihat foto yang ada didalam pesan itu, memang selama seminggu ini ia meminta bantuan seseorang untuk mencari tahu tentang pemuda yang dekat dengan Reza agar lebih mudah menemukan pemuda itu nantinya, tapi itu semua baru ditemukan saat semua ini terjadi.
["Maaf sebelumnya karena terlambat mendapatkan semua informasi yang Anda inginkan Tuan, karena saya sempat mendapatkan masalah keluarga sehingga menunda itu semua. Sekarang saya sudah menemukan semua hal tentang pemuda itu walaupun tak banyak, tapi saya harap itu bisa membantu Anda nantinya. Pemuda itu baru berumur dua puluh dua tahun sekarang, dia berkuliah di universitas sama dengan Tuan muda, mereka baru saja memiliki hubungan selama satu bulan lebih karena pemuda itu lebih dulu menyatakan cintanya. Pemuda itu juga tinggal disalah satu kos di daerah **** dan bekerja disalah satu restoran yang ada didekat kos ****, hanya itu yang bisa saya dapatkan sekarang dan dibawah pesan ini saya akan mengirim foto pemuda itu sesuai yang Anda inginkan."]
Zain sudah membaca pesan itu, tapi hal yang membuat ia terdiam adalah foto yang baru saja orang suruhannya itu berikan, pernah ia lihat sebelumnya. Bukan fotonya namun orangnya langsung, foto itu sama persis seperti pemuda yang seminggu yang lalu ia temui karena hampir tertabrak mobil dijalan. Apa karena masalah itu sehingga pemuda itu tak fokus dan hampir tertabrak mobil? Karena ia tak sadar dengan semua itu sejak awal? Kenapa ia tak mencari tahu semuanya sejak awal agar kejadian seperti ini tak terjadi, entah bagaimana kondisi pemuda itu sekarang karena ia tahu betul jika tadi pagi pemuda itu baru saja keluar dari rumah sakit dan dia langsung datang kerumahnya untuk meminta pertanggung jawaban dari Reza, tapi yang pemuda itu dapatkan malah semua ini sekarang.
Zain mengepalkan kedua tanganya saat mengingat senyuman lembut yang pemuda itu berikan sebelum ia pergi satu minggu yang lalu. Ia yakin jika sekarang kondisi pemuda itu sedang tak baik karena semua masalah ini sekarang, dengan cepat ia langsung menghidupkan mobil miliknya untuk mendatangi kos milik pemuda itu agar bisa memastikan secara langsung bagaimana kondisi pemuda itu sekarang.
Ia takut kejadian satu minggu yang lalu terulang lagi karena semua masalah ini, apa lagi sekarang pemuda itu tengah mengandung ia tak bisa membayangkan apa yang sekarang terjadi pada pemuda itu.
Zain menatap jalanan disekitar dengan tatapan tajam miliknya. Walaupun sudah sangat malam namun ia masih berada diluar untuk datang ke kos pemuda yang tadi pagi datang kerumahnya. Andai ia berada dirumah saat Ello datang kerumahnya tadi siang, mungkin semua ini tak akan terjadi sekarang. Ia terus menatap kearah sekitar sesekali melihat kedepan karena sekarang ia tengah menggunakan mobil, akan sangat membahayakan jika dirinya sampai menabrak nantinya.
Tatapan itu terus memperhatikan sekitar sebelum mengarah pada satu titik, dimana ada seorang pemuda tengah duduk disalah satu kursi yang ada dipinggir jalan. Ia tak bisa melihat bagaimana wajah pemuda itu, namun untuk memastikan semuanya Zain keluar dari dalam mobil miliknya sebelum berjalan kearah pemuda itu sekarang, ia bisa mendengar suara isakan tangis cukup lirih dari pemuda itu sebelum tangan itu terulur untuk menyentuh bahu milik pemuda itu.
Zain terdiam saat merasa jika tubuh pemuda itu tersentak saat ia sentuh dengan pelan, sebelum pemuda itu mulai menatap kearahnya. Tatapan mereka bertemu sebelum pemuda itu turun dari kursi yang tadi dia duduki dan memeluknya dengan sangat erat.
Ia hanya bisa diam saat merasa pemuda itu memeluknya dengan sangat erat, karena nyatanya pemikirannya memang benar karena pemuda itu merupakan Ello, pemuda yang ia cari sejak tadi. Zain membiarkan pemuda itu memeluknya dengan erat sebelum melepas pelukan pemuda itu dengan pelan saat merasa jika tubuh pemuda itu tak terlalu bergetar dengan sangat hebat lagi.
Ia menangkup wajah pemuda itu agar menatap kearahnya sehingga sekarang tatapan mereka bertemu, kedua mata bulat yang terlihat sangat sembab itu menatapnya dengan kedua mata yang terlihat lelah. Zain sendiri tak mengerti kenapa ia bisa melakukan ini semua, karena dirinya secara refleks melakukan ini semua.
"Kamu kenapa berada diluar sekarang? Aku pernah bilang sama kamu 'kan? Kalau kamu harus menjaga dirimu dengan baik karena aku tak selalu ada disampingmu, untuk menjaga kamu selalu,"ujar Zain dengan tatapan terkunci pada pemuda yang tengah menatap kearahnya juga.
"Kenapa setiap orang yang dekat denganku selalu bersikap tak adil? Kenapa dunia selalu tak adil untuk orang sepertiku yang hanya hidup sendirian di dunia ini?"
Zain terdiam mendengar semua pertanyaan yang berhasil menyayat hatinya itu. Ia sendiri tak habis pikir dengan semua yang terjadi sekarang, baik ibu maupun adiknya tak memberi keadilan untuk pemuda lemah yang ada dihadapan dirinya sekarang. Mungkin jika dirinya berada di posisi pemuda itu sekarang, ia juga akan merasa jika dunia tak adil padanya, kehilangan ayahnya saja sudah membuat hidupnya hancur apa lagi pemuda yang sekarang ada dihadapan dirinya yang harus hidup sebatang kara karena tak mempunyai keluarga.
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Responsibility {TERBIT}
RomanceZain Alucas, terkenal dengan sifat tak tersentuhnya. Ia memiliki seorang adik yang sangat nakal, sehingga membuat seseorang dalam masalah besar karena ulah adiknya itu. Karena kejadian itu semua, ibu Zain memutuskan untuk mengirim adik nya keluar ne...