Part 36

3K 201 9
                                    

"Ibu sudah sering mengatakan ini semua sama kamu kan? Jika ini semua terjadi karena sekarang kekasihmu tengah mengandung, itu sebabnya kamu bisa merasakan ini semua. Tapi setiap kali ibu mengatakan itu semua kamu tak pernah ingin mendengarkan semuanya. Kamu lihat sendiri sampai sekarang mual hebat masih kamu rasakan karena memang kekasihmu tengah mengandung diluar sana, tapi kamu memilih untuk mengabaikan semuanya."

Reza terdiam, tatapan itu tak bisa ditebak. Pikirannya penuh dengan kejadian dimana ia menyentuh Ello dengan sangat paksa, karena tantangan dari teman-temannya yang ingin ia melakukan itu semua agar terlihat keren dan juga perkasa, mereka juga ingin membuktikan apa memang pemuda itu masih belum tersentuh atau sudah sering disentuh, mengingat jika pemuda itu berani menyatakan cintanya lebih dulu padanya membuat ia berpikir sangat aneh untuk itu semua. Saat kejadian itu ia sama sekali tak mabuk, ia sadar sepenuhnya saat melakukan itu semua, hanya saja mungkin Ello mengira ia mabuk karena melakukan itu semua dengan sangat kasar. Nyatanya ia masih sadar sepenuhnya saat melakukan itu semua waktu itu.

Ia sadar jika saat melakukan itu semua, Ello memang masih sempurna, ia orang pertama yang melakukan itu semua, hanya saja ia masih tak percaya saat melakukan itu semua hanya sekali bisa membuat pemuda itu sampai bisa hamil sekarang. Ia mengira harus sering melakukan itu semua agar seseorang bisa hamil tapi nyatanya semuanya terlihat sangat berbeda sekarang.

"Kamu sudah menyadari semuanya sekarang? Kamu tahu sendiri jika sekarang kakakmu sudah merasa kecewa dengan dirimu, jangan sampai kamu membuat ibu dan juga pemuda yang kamu sukai merasa kecewa juga. Ibu tahu jika selama seminggu ini ibu juga melakukan kesalahan karena sudah membawamu kesini tanpa memarahimu tentang semuanya. Karena ibu tahu betul apa yang pemuda itu rasakan karena ibu pernah mengandung dua kali, dan ibu juga tahu jika kamu memang ayah dari bayi itu karena selama kamu dekat dengan pemuda itu ibu selalu menyuruh seseorang untuk menjaganya dari kejauhan saat malam hari agar dia tak dalam bahaya. Ibu harap kamu bisa menyadari semuanya, sehingga bisa kembali sekarang. Jangan pernah menyia-yiakan seseorang yang sangat mencintaimu karena nantinya kamu belum tentu bisa mendapatkan ini semua lagi."

Rena beranjak dari sana setelah mengatakan itu semua, ia ingin anaknya itu memikirkan semua walaupun perkataan Zain memang benar jika Reza sangat sulit untuk diberi pengertian, sangat berbeda dengan Zain yang hanya dengan menatapnya saja anak pertamanya itu bisa mengerti semuanya. Ternyata memang benar, anak yang tumbuh dengan penuh kasih sayang akan sedikit sulit untuk diberi pengertian, sedangkan anak yang tumbuh dengan begitu keras akan mudah mengerti semuanya dengan baik.

Reza terdiam saat melihat ibunya pergi sekarang, selama seminggu ini ia selalu menolak setiap kali ibunya mengatakan hal tentang Ello atau hal tentang pemuda itu yang tengah mengandung, banyak hal yang mengatakan jika memang pemuda itu tengah mengandung anaknya, tapi entah kenapa ia begitu sulit menerima semuanya karena jika ia sampai mengakui anak itu bukan kah nanti Ello akan meminta pertanggung jawaban dirinya? Ia tak ingin terikat dengan hubungan apapun sekarang karena ingin fokus untuk kuliah, ia memang baru menyadari semua itu sekarang karena kuliahnya jauh lebih penting dari apapun bukan bersenang-senang terus seperti dulu.

Ia baru menyadari ini semua, tapi sekarang ia mulai memikirkan semuanya lagi. Ello hanya perlu seseorang yang menjaganya selama dia hamil dan ia bisa melakukan itu semua sambil kuliah karena itu semua tak terlalu menyulitkan, lagi pula ia merasa tak betah berada disini karena kuliahnya masih berada di negera asalnya, ia ingin kembali kesana, menemui Ello dan mulai membicarakan semuanya dari awal. Persetan dengan kakaknya yang mungkin akan marah karena selama ini ia selalu membangkang, dan sekarang ia akan mencoba berubah dengan mempertanggung jawab kan semuanya lagi. Tak ada kata terlambat untuk ini semua kan? Besok ia akan meminta ibunya menyiapkan semua barang-barang mereka, karena ia sudah sangat yakin untuk segera pulang sekarang.

***

Kedua mata bulat itu dengan perlahan mulai terbuka, menatap kearah samping dimana ada seorang pria yang masih terlihat tertidur dengan tenang sekarang. Ia tersenyum kecil saat mengingat kembali apa yang terjadi, mungkin anak yang sekarang ia kandung ingin sekali ia mengatakan itu semua semalam, sehingga saat sudah mengatakan semuanya ia bisa tidur dengan tenang semalam.

Ello merasa jika sekarang anaknya seperti mengerti apa yang selama ini sudah Zain berikan untuk mereka, maka dari itu setiap kali tak melihat pria itu atau melihat Zain merasa sedih anaknya ikut membuatnya dalam masalah, seakan semarahi dirinya karena sudah melakukan itu semua. Anaknya tahu siapa ayah yang pantas untuk dia panggil ayah sekarang, walaupun Zain bukan ayah biologisnya tapi anaknya bisa mengerti jika pria itu sudah mau menjadi ayah untuknya, menjadi ayah yang sangat baik sehingga sekarang anaknya itu mendukung apapun yang ia lakukan selagi itu semua berhubungan dengan Zain.

Ia merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Zain, bukan hanya pria itu saja. Sekarang ia mulai mengerti jika seseorang yang mencintai kita jauh lebih berharga dari kita yang mencintai orang lain tanpa mendapatkan balasan apapun. Bersama dengan Zain seperti keinginan semua orang yang ada di dunia ini, pria itu baik, perhatian, pengertian dan juga peka. Semua orang pasti ingin pria seperti Zain di dunia ini, tapi entah kebaikan apa yang pernah ia lakukan sehingga bisa mendapatkan ini semua sekarang, ia sudah sering mengatakan semua kebaikan yang ada didalam diri Zain, karena pria itu memang se-sempurna itu.

Ello mulai mendudukan dirinya setelah puas memandang wajah Zain saat tengah tidur dengan tenang seperti sekarang. Ia tak bisa mengatakan betapa bahagianya dirinya sekarang karena bisa bersama dengan pria itu.

Saat ia akan turun dari atas tempat tidur, pemuda itu dibuat terkejut saat ada tangan seseorang tengah menarik pergelangan tangannya. Dengan senyuman tertahannya, pemuda itu membalik tubuhnya agar bisa menatap kearah Zain yang sudah membuka kedua matanya sekarang, tatapan mereka bertemu untuk yang entah keberapa kalinya selama seminggu ini.

"Ini tak adil kau tahu? Tadi kamu menatapku sangat lama, lalu setelah melakukan itu semua kau langsung ingin pergi. Ini tak adil."ujar Zain dengan mendudukan dirinya, tangan itu dengan pelan mulai menarik Ello agar masuk kedalam pelukannya. Sejak pengakuan semalam, mereka jadi sering bersentuhan secara fisik, entah kenapa padahal sebelum ini semua, mereka hanya bersentuhan tangan saja tak lebih. Kalau pun memeluk itu hanya sebentar.

Bersambung...

Votmen_

Responsibility {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang