Song for this chapter: IU - My Old Story
🌸🌸🌸
"Nyi—Nyi Roro Kidul?"
Aku menatap canggung ke arah Miu yang menatapku dengan penuh antusias. Anggukan antuasias dan pupil matanya melebar adalah isyarat permohonan yang sangat jelas dari gadis kecil berusia lima tahun ini.
"Iya. Kak Peta mau kan ceritain Miu kisah-kisah Nyi Lolo Kidul?" ucapnya lagi dengan pelafalan huruf R yang masih terdengar sengau dan tidak jelas.
Aku bahkan masih menganga saat gadis semungil Miu dan tampak polos memintaku mendongengkan cerita yang berasal dari legenda yang kerap memberdirikan bulu kuduk ketimbang membuai seorang gadis kecil untuk terlelap tidur.
Acara makan malam sudah lama berlalu. Demi melengkapi sandiwaraku dengan Krisna di hadapan Aska, aku sengaja tidak pulang dengan alasan membantu Krisna membereskan sisa-sisa makan malam sekaligus menghabiskan 'quality time' yang sulit kami dapatkan sebagai risikoku karena menjalin hubungan dengan seorang duda yang juga sekaligus single father.
Meski hanya sandiwara pada akhirnya aku sungguh-sungguh harus mendongeng untuk Miu karena gadis kecil itulah yang memintanya langsung padaku. Hanya saja aku nggak menyangka Miu akan memintaku menceritakan kisah Ratu Pantai Selatan yang sering juga disebut Nyi Roro Kidul.
"Ehm, Miu... dari pada cerita tentang Nyi Roro Kidul, gimana kalau kakak cerita soal dongeng putri cantik jelita bertemu dengan pangeran tampan berkuda putih seperti Putri Tidur atau Putri Salju?"
Miu menggeleng.
"Oke, kalau gitu gimana kalau legenda Timun Mas atau Bawang Putih dan Bawang Merah?" tanyaku lagi, mencoba membujuk Miu.
Lagi-lagi gadis berpiyama pink itu menggeleng keras, makin membuatku kehabisan ide untuk menyodorkan cerita apa lagi yang aku anggap pantas didengar balita seusianya. Karena hari sudah mulai larut dan aku butuh Miu segera lelap supaya aku bisa pulang, aku pun terpaksa mengalah. Jika ada satu hal yang aku syukuri atas cerita-cerita mistis tentang Nyi Roro Kidul yang dengan mudah kuingat adalah pengalamanku sebagai anggota klub jurnalistik sewaktu SMA saat menuliskan artikel berseri tentang Kisah Ratu Pantai Selatan.
Hanya butuh dua puluh menit pertama mendongeng untuk membuat Miu terkantuk-kantuk lalu akhirnya tertidur. Saat menyelimuti tubuh mungilnya dan menepuk lembut kepalanya, aku mengagumi besarnya nyali gadis itu akan cerita-cerita mistis yang biasanya dihindari anak kecil sebagai cerita pengantar tidur. Aku pun mematikan lampu kamar dan membiarkan lampu tidur menyala di samping tempat tidur Miu.
"Sudah tidur?" tanya Krisna saat melihatku keluar dari kamar Miu.
Tanpa sadar aku tersenyum geli mengingat perdebatanku dengan Miu tentang cerita apa yang ingin dia dengarkan.
"Apa Miu memang nggak pernah suka sama cerita-cerita tentang putri dari negeri dongeng? Kamu tahu dia minta aku nyeritan cerita apaan? Nyi Roro Kidul. Can you believe that?" ucapku seketika dengan senyum geli yang sedari tadi aku tahan.
"Not surprise anymore. Dia memang suka sama cerita-cerita mistis. Ketika bermain dia bisa saja menyukai pernak-pernik lucu nan imut, tapi bicara tentang cerita yang dia sukai, agaknya Miu lebih suka cerita misteri."
"Oh ya? Tapi kenapa harus Nyi Roro Kidul coba?" tanyaku penasaran.
Gantian kini Krisna yang tidak berhenti tersenyum seolah senyumnya mengandung sebuah rahasia. Terlihat dari tatapannya yang seolah terlihat usil.
"What?" todongku lagi.
"Lucu karena sebetulnya Miu tertarik dengan cerita tentang Nyi Roro Kidul itu karena aku masih menyimpan kumpulan artikel berseri yang dulu kamu tulis saat kita masih aktif di klub jurnalistik SMA."
KAMU SEDANG MEMBACA
Through My Lens
ChickLitPetra Larasati, si kutu loncat dalam pekerjaan dan dalam hal segala hal, termasuk percintaan. Doyan jatuh cinta, tapi tidak pernah menjalin hubungan serius. Di antara banyak job yang ia lakukan, Petra memutuskan untuk yang menjadi fotografer di seb...