ML - 02

349K 18.3K 5K
                                    

Kangen tidaaaa? Hehehe?

Follow ig @aloisiatherin yuk! Biar dapet info hehe! Kalau mau baca cerita ini sampai end, follow Wattpad ini juga ya!

Part ini 1K vote dan 1K komen bisa gak? Hehe 🫶🏻💋

Kasih semangat donk bwat Jaleo 🤣🤣 biar semangat meluluhkan Nacia

Tandai typo dan kalimat rancu!

Jaleo memicing, menatap Nacia sinis, saat istrinya itu langsung ngacir, masuk ke dalam rumah milik Jaleo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaleo memicing, menatap Nacia sinis, saat istrinya itu langsung ngacir, masuk ke dalam rumah milik Jaleo. Rumah minimalis dengan dua lantai yang bernuansa ornamen kayu.

Jaleo membuka bagasi mobilnya, menatap lima koper besar milik Nacia dan satu koper kecil miliknya.

Akhirnya, setelah dua hari dia tinggal di rumah Nacia setelah acara resepsi pernikahan, sekarang Jaleo dan Nacia akan tinggal berdua di rumah Jaleo. Dan lihat, tidak kah istri kecil kurang ajarnya itu sadar? Kalau barang bawaannya sebanyak dan seberat ini?!

Ya setidaknya tunggu suaminya menurunkan koper koper itu, lalu Nacia menghapus semua keringat yang mengalir di kening Jaleo sembari mengucapkan kata semangat seperti, "semangat ya Mas suami.."

Boro boro ngusap keringat, inget suaminya masih di mobil aja enggak. Nasib, nasib.. Apes.. tapi tidak apa apa, Nacia tidak seburuk itu. Ya, gadis itu terlihat cantik dan menggemaskan dengan mata hazelnya. Nacia ada garis keturunan Spanyol dari sang nenek, yang membuat mata dan warna kulitnya sedikit berbeda dengan orang Indonesia pada umumnya.

"Om! Pintunya masih dikunci!" Pekik Nacia tepat di depan pintu rumah Jaleo.

Jaleo mendengkus. Sia-sia dia memuji Nacia cantik. Karena kelakuannya minus seratus.

"Gue bukan Om lo, Cia. Gue suami lo. Panggil Mas dong!" Tegur Jaleo, tak terima.
Gaby saja memanggil Kiel dengan sebutan Mas. Ya kali dirinya dipanggil Om?

Nacia memberenggut. Perempuan itu menuruni undakan tangga dan menghampiri Jaleo yang menurunkan koper koper besar Nacia dengan satu tangan dari bagasi mobil.

Nacia dengan boneka beruang di pelukannya bertutur, "ya tapi Om Jaleo sama gue kan bedanya jauh? Hampir sepuluh tahun?"

Haduh tolong jangan diperjelas. Sungguh deh, Jaleo merasa tua sekali. Sialan, padahal ketika duduk di bangku sekolah dulu, dia adalah primadona. Bahkan ketika kuliah, ponselnya sudah mirip asrama wanita. Tapi kenapa bisa-bisanya dia nikah paling terakhir? Sama jodoh adiknya lagi.

Jaleo menurunkan satu koper terakhir. Pria itu menatap Nacia dengan senyuman hangat yang dulu bisa memabukkan setiap wanita, tapi sayangnya kali ini gagal untuk Nacia.

"Panggil Mas Jaleo dulu." Jaleo memberi penawaran.

"Om Jaleo."

"Mas Jaleo."

Midnight LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang