ML - 45

110K 6.9K 5.1K
                                    

Siapa yang kangennn?! Hehehe

Selamat yg mau lihat Nacia bucin, bibit bibit cemburunya udah keliatan disini 😬😬

Sbenernya target belum tembus, tapi yaudahlah gapapa ak update duluan, WKWKWK

Part ini 4.5K vote dan 5K komen ya!!

"Lo beneran? Gue nggak bisa ikut loh ini? Cuma lo, Sadirga, Cia, Seren sama Brown

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo beneran? Gue nggak bisa ikut loh ini? Cuma lo, Sadirga, Cia, Seren sama Brown. Lo yakin?" Tanya Pras pada Jaleo yang tiba-tiba saja meminta untuk melanjutkan pemotretan pada sore ini. Padahal Jaleo baru saja sembuh dari panasnya.

Jaleo mengangguk mendengar pertanyaan dari Pras. Pria itu sibuk memasukkan kameranya ke dalam tas kecilnya, lalu fokus membersihkan lensa lensa kameranya dari kotoran dengan kain khusus dan cairan khusus.

Pras yang berdiri di luar tenda sontak menatap Nacia untuk meminta wanita itu membujuk suaminya. Pasalnya Jaleo benar benar baru sembuh dari sakit, dan sekarang Jaleo benar benar memaksa diri untuk kembali bekerja.

Jarak antara perkemahan mereka ke pantai juga tidak dekat. Ya meskipun bisa di tempuh dalam waktu kurang dari satu jam, tapi tetap saja, kondisi tubuh Jaleo tidak sesehat sebelumnya.

Nacia hanya menghendikkan bahunya, perempuan itu juga sudah membujuk Jaleo, tapi Jaleo berkata bahwa dia ingin segera ke trip selanjutnya. Jaleo bilang dia ingin beristirahat di dalam pesawat atau di dalam van saja.

"Dah, ayo. Keburu malem lagi nanti." Jaleo mencangklong tas kamera di pundak. Dia keluar dari dalam tenda dan langsung menghampiri Nacia.

Dia menggandeng tangan istrinya, "Ayo Yang. Bikini udah dibawa kan?"

Mendengar perkataan Jaleo, Nacia langsung saja menjewer telinga pria itu. Astaga. Jaleo itu nggak bisa ngontrol mulutnya kah?!

"Mulutnya gue pelintir mau?!" Geram Nacia dengan suara pelan.

Jaleo terkikik kecil. Dia suka sekali kalau Nacia ngomel dnegan mata melotot sampai ingin lepas dari tempatnya seperti ini. Ingin Jaleo gulung gulung terus Jaleo kantongi di saku celananya.

"Kalo marah gini kok gemesinnya nambah nambah terus sih? Aku buat marah tiap hari boleh nggak?" Tanya pria itu dengan raut seriusnya.

Nacia sudah mendesis. Wanita itu bergaya ingin menonjok Jaleo, "untung sakit."

Jaleo hanya cengar cengir.

"Kayaknya dia nggak jadi mati deh, Cia. Umurnya tiba-tiba panjang itu kayaknya." Celetuk Serena, membuat Jaleo dan Nacia menoleh bersamaan.

Nacia sudah terbahak di tempat, sedang raut Jaleo berubah menjadi pahit. Sialan, kenapa sih dia kemarin drama banget? Pake ngomong mau mati dan sebagainya.

"Aku kemarin kayaknya nggak sadar deh, Yang waktu ngomong gitu. Itu aku panas banget nggak sih? Biasanya orang kalo panas tinggi kan suka ngelantur?" Jaleo berusaha mencari alibi lain supaya harga dirinya terselamatkan. Pasalnya ada banyak orang disini yang akan menjadi saksi kelakuan manjanya.

Midnight LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang