Update gaiss!
Kenapa gak update 2 hari? Nungguin vote + nulis adegan tambahan.. aku tiap hari update, tp kalo ada di kk ak minta jeda 2 hari ya buat istirahat 😭😭🙏🏻🙏🏻 karena nulis nya capek 🥲
YEY bisa 3K vote! Makasih🫰🏻
Part ini 3K vote dan 3K komen ya gais! Mangatttt!
Kayaknya Jaleo tamat di part 30 an aja ges... setelah ak putuskan sekian lama.. Sorry ya 🥹🙏🏻
Happy ending gak? Iya Happy ending.. tenang aja.. nggak ku novelin ya.. kayaknya juga gak ku ebook in atau gk ada extra part entah di kk atau pun wp.. cerita ini ringan tp banyak nguras tenaga karena di usik sana sini 🥲 makanya ak pengen cepet tamatin aja..
Met bacaaa! 1.600 kata nieh!
Jaleo masuk ke dalam unit apartemennya dalam keadaan sempoyongan. Pria itu terseok seok, berusaha menggapai sofa. Namun sayangnya dia terjatuh ke atas lantai, membuat suara debam yang berhasil mengejutkan Nacia yang sedang belajar di dalam kamar.
Nacia keluar dari dalam kamar, di lihatnya Jaleo yang sudah tergeletak di atas lantai dalam posisi telentang menatap langit langit kamar. Pria itu memejamkan matanya, namun tubuhnya berusaha bangkit dari posisi tidurnya.
"Astaga?! Kak?!" Nacia terkejut, melihat keadaan Jaleo saat ini. Ia segera menghampiri suaminya.
Jaleo merintih, "Cia.."
"Kak? Lo mabuk? Sumpah? Astaga?!" Nacia menggeram kesal. Dia berusaha sekuat tenaga membangunkan suaminya, yang sayang sekali sia sia. Tubuh Jaleo berkali kali lipat lebih besar daripada tubuh Nacia, jadi bagaimana bisa Nacia membopong pria itu?!
Jaleo berusaha sekuat tenaga menahan bobot tubuhnya untuk bangun, tapi sia sia, dia kembali terguling di atas lantai, tergeletak. "Akhhh, fuck." Umpat Jaleo, ketika ia merasa tidak mampu untuk bangkit.
Nacia panik sendiri. Dia segera melepas sepatu yang kenakan Jaleo terlebih dahulu, lalu melepas kaos kaki, dan terakhir ia melepas jaket yang dikenakan pria itu.
"Kenapa sih? Mabuk mabuk an? Gak inget udah punya istri apa? Kenapa kayak gini?!" Omel Nacia dnegan kesal. "Haduh, terus ini gue bawahnya gimana?! Ya kali gue seret sampe ke dalam kamar gue?" Gumam Nacia merasa pusing tujuh keliling.
"Udahlah bodo amat!" Akhirnya Nacia memutuskan untuk menyeret tubuh Jaleo ke dalam kamar.
Nacia mengangkat kedua kaki Jaleo, lalu dnegan tega menyeret Jaleo. Jaleo meringis kesakitan karena kulitnya beradu dengan lantai secara langsung. Tapi dia benar benar pasrah dengan apa yang dilakukan Nacia, termasuk Nacia yang mengangkat tubuhnya yang setengah tidak sadar ini ke atas ranjang.
Satu sudut bibir Jaleo tertarik ke atas. Matanya yang semula terpejam kemudian terbuka, mengintip sedikit ekspresi Nacia yang terlihat cemberut karena rasa kesal. Saat tubuh Jaleo sudah tergeletak sepenuhnya di atas kasur, Jaleo langsung saja memeluk tubuh Nacia dengan erat. Pria itu menahan Nacia untuk bangkit dari posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Love
Romance"Yang gue suka itu adiknya, tapi kenapa yang nikahin gue malah abangnya?!" - Nacia Kanaya. *** Harusnya hidup Nacia bahagia. Menikah dengan laki-laki yang ia cintai, menua, dan memiliki anak. Namun tak pernah ia sangka, pria yang akan menikahinya...