Kenapa tidak ada yang menagih aku update?! 🤬😠 aku jadi gak tau kalo target kecapai dan kebut ngetik 😡😡😤😤😡😡😤
Lain kali ingetin di wall gitu biar tepat waktu, aku jadi merasa bersalah ke kaliannnn😭😭😭
Ternyata dari kemarin malem udah kecapai kayaknya? Soalnya malam ini udah 4.62 Likes 😭😭😭 maaf ya.. plis lain kali ingetin soalnya ak gak ngecek cerita ini tiap hari, kalau wall masih sempet buka😭😭❤️❤️
Aku ngetik, dapet 800 kata aja. Besok atau lusa ku update kalo target kecapaiii.
Target 4,2 K vote dan 2K komen aja..
Next part ku panjangin 2.000 an lebih kata ya, sebagai gantinya.. asal part ini target kecapai ❤️❤️🤩🤩 next part komedi sihhh WKWK
Mereka akhirnya sampai di bandara kecil di sebuah negara asing dengan penduduk kecil karena berbentuk kepulauan. Nacia turun terlebih dahulu, mendahului Jaleo yang sudah bersiap siap untuk turun lalu membantu istrinya turun dari atas pesawat.
"Gue nggak lumpuh. Nggak perlu lo pegangin." Ujar Nacia dengan suara sinisnya.
Jaleo menelan ludah. Sudah berjam jam hawa Nacia sungguh negatif. Ma-maksudnya bukan negatif yang jahat, tapi seperti hawa hawa manusia yang ingin memakan manusia.
"Gue bilang juga apa? Intinya cari gara gara. Kemarin si cowok yang cemburu, sekarang ceweknya. Pantes jodoh, mirip." Pras kembali berseru, kali ini lebih kencang, sampai Jaleo dan Nacia bisa mendengar dengan jelas.
Jaleo dan Nacia lalu sama sama melotot pada Pras yang berceletuk menyindir mereka. "Diem deh, jomblo." Ledek Jaleo, membuat Pras kembali menyahut.
"Mending jomblo bahagia? Daripada punya bini tapi kerjaannya ribut mulu?"
"Kak udah. Kita di lihatin sama orang-orang." Serena berseru, yang pada akhirnya memberhentikkan perdebatan antara Jaleo, Nacia dan juga Pras.
Ketiganya kemudian menoleh pada dua orang yang menyambut mereka.
"Hello mister." Jaleo menyapa terlebih dulu dengan gaya tengilnya. Nacia sudah malu di tempat, melihat kelakuan Jaleo. Padahal wajah pria itu terlihat cool dan tipe cowok jaim alias jaga image. Tapi aslinya freak abis.
"Halo, pakai bahasa Indonesia saja." Orang itu tersenyum melihat tingkah Jaleo.
Tangan Jaleo yang menggantung di udara mematung. Shibal. Dia malu sekali. Padahal wajahnya bukan Indonesia banget, tapi kok bisa bahasa Indonesia.
"Haha, santai. Tuan muda Roman kerap berkunjung kesini, beliau yang mendanai pembangunan di pulau kecil ini." Ucap orang itu.
"Perkenalkan saya Demonic, dan ini rekan saya Archer." Pria itu mengenalkan pria kekar di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Love
Romance"Yang gue suka itu adiknya, tapi kenapa yang nikahin gue malah abangnya?!" - Nacia Kanaya. *** Harusnya hidup Nacia bahagia. Menikah dengan laki-laki yang ia cintai, menua, dan memiliki anak. Namun tak pernah ia sangka, pria yang akan menikahinya...