7. Teman dan kalung.

98 14 8
                                    

________[9]

Setelah karnaval berakhir, Yoona kembali menarik tangan Jihoon untuk mengikutinya.

"Kemana lagi?"

"Ra-ha-sia. Nanti juga kau akan tahu." Tawa Yoona saat ia berlari bersama Jihoon.

Tak lama kemudian mereka sampai di tempat yang tampak familiar bagi Jihoon.

'Ansan?' batin Jihoon. Mengerutkan kening bingung tapi tetap mengikuti langkah Yoona.

Hingga sampailah mereka di sebuah padang bunga yang indah. Ditambah dengan cahaya matahari terbenam saat itu menambah kesan indah yang luar biasa. Di taman yang luas itu hanya ada mereka, Yoona dan Jihoon.

"Ini.."

"Indah kan?" ucap Yoona saat ia berlari ke tengah padang bunga setelah melepas tautan tangannya dengan Jihoon.

Ia rentangkan kedua tangannya ke atas dan berteriak. "Happy Birthday, Jihoon Erlangga!!" Di akhiri dengan senyum lebar dan tawa gembira.

Sedangkan Jihoon, ia masih belum mengalihkan pandangannya dari pemandangan yang begitu indah didepannya saat ini, apalagi jika ditambah senyum menawan Yoona yang ia lontarkan untuknya, begitulah pikirnya.

Entah di mana Yoona menyimpannya. Tapi sekarang di tangan gadis kecil itu terdapat sebuah kotak hadiah.

Setelah menyadarkan dirinya sendiri dari lamunannya, Jihoon kini mulai berjalan mendekat ke arah Yoona.

"Er. Sini, sini. Ini hadiah pertama dariku untukmu."

Mengambil hadiah yang di sodorkan Yoona. Jihoon menjawab, "Terimah kasih. Aku boleh membukanya?"

"Um!"

Saat dibuka, terdapat sepasang kalung dengan bandul yang sama. Yoona segera menjelaskan maksud dari hadiahnya.

"Ini kalung pasangan. Satu untukku, satunya lagi untuk Er." ucap Yoona saat ia mengambil salah satu kalung tersebut.

"Di kalung ini terdapat nama kita. Jika kalung ini di hadapkan di depan cahaya, maka akan terlihat bayangannya. Seperti ini." lanjut Yoona sambil mencontohkan bagaiman caranya.

"Di kalungku terdapat nama Jihoon Erlangga. Sedangkan di kalung Er, terdapat nama Lee Yoona. Jadi kalau Er kangen Yoona, Er bisa lihat Yoona dari kalung itu." Akhir dari penjelasan Yoon.

"Begitu ya.. tapi kenapa Erlangga, bukan Lee?" tanya Jihoon saat ia mengalihkan pandangannya menatap Yoona.

"Tidak ada alasan kusus sebenarnya. Tapi jika digabung, akan menjadi 'Lee JiYoona Erlangga' hahaha" ucap Yoona dengan tawa di akhir kalimatnya. Random sekali pemikiranmu Yoona.

Sedangkan Jihoon hanya menghela nafas sambil geleng-geleng kepala.

"Oh iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh iya. Aku tidak akan bisa menyiapkan semua ini tanpa bantuan seseorang. Ku harap Er bisa berteman juga dengannya."

"Teman? Siapa?" Bingung Jihoon.

"Tristan! Sini." Ajak Yoona.

Ternyata sejak tadi, ada seseorang yang berada tidak jauh dari lokasi mereka berdua.

Seorang anak kecil, yang ternyata adalah Ma Taesoo.

'Ma Taesoo?' Sepersekian detik Jihoon terkejut mengetahui siapa orang yang dimaksud Yoona, tapi sesegera mungkin ia normalkan lagi wajahnya.

"Er, kenalkan dia Tristan. Dan Tristan, dia Erlangga."

Sedangkan dua bocah laki-laki itu hanya menghela nafas lelah.

"Ma Taesoo, salam kenal." Taesoo yang duluan mengulurkan tangannya kepada seseorang yang kini berdiri di depannya.

"Lee Jihoon. Sepertinya namamu juga di ubah seenaknya," ucap Jihoon saat ia membalas uluran tangan Taesoo.

"Yah.. begitulah."

"Jadi mulai sekarang kita berteman. Tidak ada penolakan, oke? Oke." Yoona yang bertanya, ia sendiri yang menjawab.

Setelah beberapa saat bermain bersama, karena tidak ingin pulang terlalu larut akhirnya merekapun berpisah.

"Sebagai ucapan terima kasih karena sudah mau membantuku, aku akan menraktirmu besok. Diam dan iya kan saja," sela Yoona sebelum Taesoo membalas perkataannya.

"Sudahlah. Lakukan saja, daripada dia nanti cerewet." Nasihat Jihoon dengan suara pelan.

Seperti itulah bagaimana hari itu berakhir. Hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh seorang Lee Jihoon. Dan kalung yang tidak akan pernah ia lepas mulai sekarang. Juga seseorang yang akan menjadi temannya dalam menghadapi kejahilan, kerandoman, kebodohan, serta keabsurtan Yoona.​










ILAC || ILove a CriminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang