31.

80 10 1
                                    

___________[33]

"Yok opo kabare nang kono?" tanya seorang gadis pada remaja di depannya.

Mereka adalah Kaisar dan Yoona. Pagi ini Yoona mendapat kabar bahwa Kaisar telah kembali ke Korea. Tak berselang lama, Yoona segera bersiap untuk menjemputnya di bandara. Dan disinilah mereka, memetap di sebuah cafe yang tak jauh dari sana.

"Adakno niat'e pancene pengen gawe kene musuhan. Tapi aku ya sek gak nyongko," ujar Kaisar sambil menyeruput minumannya.

"Dendam iku gak baik. Akibat gopoh kabeh ya ngunu iku. Tapi tetep ae, dia pergi terlalu cepat," ucap Yoona sambil menghela nafas sedih dengan kalimat terakhir yang ia ucapkan menggunakan bahasa Korea.

"Ya opo kabar sekolah'e?" tanya Kaisar, memcoba untuk mengalihkan topik pembicaraan.

Walaupun tahu niat Kaisar, Yoona tetap mengikutinya. "Gak ono opo-opo, lancar-lancar ae. Menesuk awakmu wes mulai sekolah mane kan?" tanya Yoona.

"Yo," jawab Kaisar singkat.

__________________
🕊🕊🕊

"Kita kedatangan murid baru," ucapan kepala sekolah mengawali kelas pagiku hari ini.

Para lelaki terllihat bersemangat saat pak kepala sekolah mengatakan bahwa murid barunya adalah perempuan. Tapi ekspetasi mereka langsung hancur setelah mengetahui siapa murid barunya.

"Aku Choi Soojung, salam kenal," ucap seorang gadis dengan tubuh gempal berkacamata di depan kelas.

Mata kami sempat bertemu beberapa detik sebelum aku mengalihkan pandangan dengan menelungkupkan wajahku di atas meja. 'Soojung ya..' batinku sambil tersenyum simpul.

___________________
💎💎💎

'Aku selalu diperlakukan seperti ini saat pindah sekolah... aku sudah terbiasa,' batinku saat mendengar kata-kata mereka yang kurang enak didengar.

Menatap ke arah sekelompok siswi yang tampak sedang saling mengobrol, aku membatin, 'Jadi mereka lah kelompok anak-anak yang berkuasa.'

'Dan aku harus bergabung dengan... kelompok ini,' lanjutku. Mengalihkan pandanganku ke arah para siswi yang tampak biasa saja dan kurang populer.

Bagiku sekolah adalah tempat yang tidak menarik. Mereka hanya ingin mengejek dan mempermalukanku.

Bagiku akan lebih baik jika bersembunyi di tempat yang lembab dan basah sehingga tidak menarik perhatian siapapun.

"Oi," Suara seseorang berhasil menghentikan semua bisik-bisik para murid. Meskipun orang itu tidak berteriak tapi semua orang berhasil mendengarnya. Seketika kelas langsung sunyi.

"Berisik banget loh anjing!" Kata umpatan disertai lirikan tajam seseorang benar-benar membuat semua orang bungkam. Tidak ada seorangpun yang berani protes.

'Yoona.. Ternyata benar kalau kau sekolah di sini,' batinku melihat sang pelaku.

Hingga tiba-tiba ada orang yang mengajakku berkenalan. Dia adalah cowok tampan yang sepertinya cukup populer. Lihat, karena ulahnya para murid kembali berbisik-bisik walau tidak sekeras sebelumnya.

Aku gak suka cowok ganteng. Aku sudah terbiasa menghadapi orang-orang yang hanya berpura-pura baik didepanku, padahal dibelakang mereka menghinaku.

__________________

Satu hari telah berlalu sejak kepindahan murid baru itu. Dan sekolah pun kembali berjalan seperti biasanya.

"Oi, oi, kau tidak harus menggunakan kaki kan?" Suara seorang remaja terdengar dari ujung lorong sekolah. Sedangkan di ujung lorong yang lain, tampak juga seorang remaja dengan kedua tangannya yang digips, sedang menolong sang murid baru itu dengan kakinya.

"Kau tidak lihat? Tanganku masih di gips," ucap remaja itu tidak terima sambil mengangkat kedua tangannya. "Kau lihatkan, tanganku seperti ini... Jadi jangan sakit hati ya," lanjutnya kala menatap murid baru itu. Mereka adalah Zin dan Soojung, jangan lupakan Hyungseok yang berdiri di belakang keduanya.

"Heh, bilang saja kau ingin terlihat baik," cibir Yoona. Jika di ujung lorong tadi adalah Zin, maka orang yang mengkritiknya adalah Kaisar yang sedang berjalan beriringan bersama Yoona.

"Enak saja kau!" Zin terlihat tidak terima memdengar ucapan Yoona, sedangkan sang pelaku hanya menghendikkan bahunya tidak peduli.

"Yah, terserah." Mengendikkan bahunya, Yoona melanjutkan jalannya bersama Kaisar dan melewati Zin begitu saja.

_________________

Bel telah berbunyi, waktunya jam makan siang. Kantin kembali ramai, apalagi di kalangan para gadis.

Terlihat piring milik Soojung hampir penuh dengan ikan bakar. "Makan yang banyak Soojung. Kayaknya kamu suka banget ikan bakar ya, hahaha," ucap salah satu siswi di sana.

Tak sampai di sana, kini giliran Yui yang datang menghampiri meja Soojung. "Wah Soojung. Kau suka ikan ya? Makan punyaku juga ya," ucapnya sambil mengarahkan ikan bakarnya ke arah piring Soojung.

"Makan punyamu sendiri Yui." Serempak Soojung dan Yui mengalihkan pandangan mereka ke arah samping.

Meletakkan piringnya di samping miring Soojung, Yoona menarik salah satu kursi untuk ia tempati dan di ikuti Kaisar yang juga berada di sebelahnya.

"Makan makananmu sendiri, Yui," ulang Yoona.

"Dan kau, kalau tidak ingin katakan saja, jangan malah diam. Buang saja jika kau memang tidak ingin memakannya, ikan tidak baik karena mengandung banyak kalori." Yang awalnya menatap Yui kini Yoona mengalihkan pandangannya ke arah murid baru itu.

'Yoona..' batin Soojung dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Cih." Yui yang merasa sudah dipermainkan memilih pergi dari sana, begitu juga para siswi yang sebelumnya satu meja dengan Soojung.

"Ingat ini! Jangan lernah ada yang membullynya lagi, jika tidak maka kalian akan berurusan denganku!" Yoona mengarahkan tatapan tajamnya kepada seluruh penghuni kantin. Sedangkan mereka semua reflek menunduk, tidak ada yang berani menatap mata dengan pupil berwarna merah itu.

_________________

"Kenapa kau menolongku?" Suara itu menghentikan langkah Yoona dan Kaisar yang hendak pergi menjauh dari gerbang.

Menoleh ke belakang, ternyata iti adalah Soojung. Sepertinya dia sudah menunggu Yoona dan Kaisar sedari tadi di sini.

"Menolong?" beo Yoona dan Kaisar saat keduanya saling bertatapan.

"Oh mungkin maksudnya saat di kantin," ucap Kaisar mengetahui arah pembicaraan yang akan terjadi.

"Ah.. ternyata yang itu. Memangnya kenapa?" Kini gantian Yoona yang bertanya.

Terdiam, sepertinya Soojung sedang memikirkan apa yang akan ia ucapkan untuk menjawab pertanyaan Yoona. Sebelum akhirnya ia angkat bicara.

"Jangan terlalu baik padaku. Aku tahu niat baikmu dan aku berterima kasih, tapi percuma jika-" Belum sempat Soojung mengakhiri kalimatnya, ia sudah dipotong oleh Yoona.

"Aku tahu. Mereka berlaku baik, tapi buruk dibelakang, kan?" Soojung tampak terkejut mendengarnya.

"Aku menolongmu karena kau perempuan, apalagi kau mirip dengan saudara kembarku. Bahkan nama kalianpun sama," ucap Yoona.

Setelah mengucapkan itu ia berbalik untuk segera pergi dari sana. Soojung hanya bisa melihat punggung Yoona tanpa berkata apa-apa.​











Note :
Izin hiat yaa, hehe. Tetap tungguin lanjutan ceritanya yaa, otakku lagi gak bisa diajak kerja sama nih. Bye-bye

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ILAC || ILove a CriminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang