_________[30]
Membuka pintu kelas dan berjalan masuk ke dalamnya. Melangkahkan kakinya ke arah tempat duduknya, yang dimana itu tepat di belakang seorang siswi bersurai coklat, Kim Mijin.
Menelungkupkan tangannya di atas meja lalu menenggelamkan kepalanya di sana. Kaisar ada sebuah kesibukan yang membuatnya harus pergi ke suatu tempat, itu juga menyebabkan selama beberapa waktu lamanya Yoona akan sendirian.
__________
🕊🕊🕊Saat aku sedang berkelana di alam mimpi, tiba-tiba terdengar gebrakan meja dari depan, lebih tepatnya meja milik Mijin.
Ku angkat kepalaku, menatap Mijin yang tampak terburu-buru. Tanpa terduga, dia membalikkan badannya menghadapku dan langsung menarik tanganku.
"Yoona ayo ikut aku," ucapnya kala menyeret tanganku.
"Woilah njing!" ceplosku kesal.
__________
Disinilah aku, terjebak dengan Mijin dan dua makhluk kasar lainnya. Mereka adalah Yui dan Namsoo.
"Apa kau juga mengikuti Zin?" tanya Yui ke arah Mijin.
"A.. aku mau beli buku, tapi jadi ikutan," elaknya.
'halah, bilang saja kau kawatir dengan zin kan?' batinku memutar bola mataku dengan malas.
"Yoona?" Kini Yui mengalihkan pandangannya kearahku.
"Apa? Aku hanya mengikuti Mijin," ucapku malas. Padahal niat awalku hanya ingin bermalas-malasan malah sekarang harus menjaga tiga anak manusia ini.
'Sekarang itu waktunya apa ya? Aku sedikit lupa,' batinku.
"Mijin." Terdengar teriakan seorang lelaki yang familiar di telingaku.
Kami menengok ke arah belakang, ternyata itu adalah suara Zin yang berjalan cepat menuju Mijin.
"Ngapain ke sini? Kenapa datang ke sini?" Raut wajah Zin terlihat kawatir saat ia memegang kedua pundak Mijin. Pada saat yang bersamaan Yui meneriakkan nama Zin dengan perasaan gembira.
Sebagai nyamuk, aku hanya ingin melihat drama yang akan terjadi tanpa perlu ikut campur. Lagi pula itu juga bukan urusanku.
"Oh? Mau ajak kamu karaokean kalau urusan kalian sudah selesai.." ucap Yui.
"Anu.. Di daerah sini kan ada tokoh buku Kyopung, aku mau beli buku jadi ikut. Memangnya kalian mau karaokean?" tanya Mijin saat ia mengalihkan pandangannya denganwajah yang sedikit memerah.
'Halah.. alasan!' batinku julid.
"Eh? Kau mau pergi gak? Pergi, yuk! Pokoknya nanti kita pergi!" ucap Zin membalas pertanyaan Mijin.
Berlanjutlah pembicaraan mereka bertiga dengan Yui yang selalu di kacangin.
Hingga tanpa diundang datanglah tiga orang yang sepertinya merupakan murid daerah sana. Dari muka mereka sih kayak ngajak ribut.
Mereka bertingkah seakan bosa mengalahkan Zin, bahkan dia berniat menggoda kami. Lalu akhirnya orang yang bisa dibilang sebagai pemimpin mereka pun datang bersama seorang gadis. Tanpa aba-aba dia langsung meninju Zin dengan cukup keras.
"Kalau tidak salah, ini saat Zin memamerkan sepatu barunya, kan?" gumamku. Berjongkok di pinggi jalan sambil menumpu dagu dengan salah satu tanganku. Menghiraukan keributan unfaedah di depanku ini.
___________
Saat ini kami berada di sebuah gang tempat perjanjian Zin.
'Kenapa aku masih di sini ya? Ah sudahlah, tapi sepertinya sekarang suasana pasti akan seru,' batinku sambil tersenyum smirk.
Terlihat di depan Zin dan tiga orang yang adalah penipu sedang berkelahi. Oh jangan lupakan seorang gadis dengan warna surai yang sama seperti Mijin, sepertinya ia adalah kekasih salah satu dari mereka.
Harus ku akui, walaupun kelelahan akibat tinju salah satu dari mereka di awal tadi. Tapi ia bisa mengimbangi tiga orang sekaligus, cukup memuaskan. Walau pada akhirnya bala bantuan dari musuh pun datang.
"Kamu sudah bekerja kesar. Istirahatlah.." ucap Vasco sambil melemparkan jaketnya, yang kini menyisahkan singlet. Tato-tato di tangannya membuat sebagian besar musuh ketakutan.
"Woah, tidak buruk," gumamku takjub. Aksinya itu cukup terlihat keren.
"Seok tolong jaga belakang ya?" ucap Vasco kepada Hyungseok.
Tiba-tiba terdengar suara segerombolan motor menutup jalan masuk gang.
"Apa ini Vasco? Mana ada bos duluan yang bergerak, kami kan jadi sedih." Semuanya termasuk aku menoleh ke asal suara. Yang ternyata mereka adalah Burn Knuckles. Aku sweatdrop mendengar pembicaraan antara Vasco dan sahabatnya, Bumjae, yang mengatakan bahwa mereka bisa datang karena telepati.
Terjadilah perkelahian part 2, antara penipu vs BNC.
Saat sedang enak-enaknya berjongkok di sebelah tembok menyaksikan perkelahian. Secara mengejutkan ketua penipu itu berlari ke arah Hyungseok berniat untuk meninjunya. Mungkin dia menganggapnya lemah karena sejak tadi diam saja.
Tapi sayang sekali kawan, Hyungseok tidaklah lemah. Begitulah akhir dari perkelahian tanpa alasan yang jelas tidak ku ketahui ini.
___________
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di luar gang itu, terdapat sebuah mobil hitam yang dimana pemiliknya sedari tadi memperhatikan perkelahian tanpa ada niat untuk membantu.
"Bukankan itu mobil Jonggun?" gumam Yoona. Berjalan mendekat, merasa Jonggun masih sibuk berbicara dengan seseorang ia memilih untuk menunggu orang itu pergi.
"Om!" panggil Yoona saat orang yang tadi berbicara dengan Jonggun sudah pergi. Jonggun menoleh ke asal suara.
"Yoona?" tanyanya.
"Hola. Gabut nih, jalan yok?" Tanpa menunggu persetujuan sang pemilik mobil, Yoona segera berjalan ke arah sisi lain mobil dan duduk di samping Jonggun.
Jonggun yang sudah terbiasa dengan perilaku seenaknya milik Yoona hanya bisa menghela nafas. "Bagaimana dengan'nya'?"
"Aman." ucap Yoona kala ia mengangkat tangannya membentuk pose 'OK'.
Menyalakan mesin mobil dan pergi dari sana. Pada akhirnya Yoona mengikuti kemana pun Jonggun pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ILAC || ILove a Criminal
Teen FictionI Love a Criminal. Itulah yang sedang di rasakan oleh seorang gadis bernama Lee Yoona. Di dunia fana ini keinginannya hanya satu, yaitu menemukan kebahagiaannya. Dunia bahkan tidak membiarkannya untuk bisa merasakan apa itu artinya keluarga. Di saat...