_________[26]
Hari festival telah datang. Bahkan para murid dari sekolah lain pun datang untuk memeriahkan acara.
Festival di awali oleh para senior dari jurusan Musik. Para murid mulai bersorak ramai mengikuti alunan musik yang di sajikan.
Sementara itu, para murid berusaha keras untuk mempromosikan stan mikik kelasnya masing-masing. Contohnya kelas fashion yang mengadakan kompetisi tinju di karenakan Zin tidak ingin ikut noyeting.
Mari kita beralih ke sisi Yoona dan Kaisar. Bukannya membantu, kedua remaja ini malah sibuk berkeliling.
"Koyok ane arek iku bakalan teko," ucap Yoona. Kini mereka berdua sedang duduk di samping halaman sekolah. Kata Yoona di sana panas jadi pindahlah mereka ke sini.
(Sepertinya dia akan datang kesini)
"Dheweke?" tanya Kaisar bingung.
(Dia?)
___________
Akhirnya acara yang ditunggu-tunggu oleh para gadis akan segera dimulai. Acara Noyeting.
"Yoona!" panggil Mijin.
"Ternyata dari tadi kau disini, aku mencarimu ke mana-mana tahu." Mijin berdiri di hadapan Yoona dengan muka kesal.
"Maaf-maaf, aku tidak tahu. Kalau begitu ayo, kita ke sana sepertinya acara noyetingnya akan segera dimulai," ajak Yoona sambil tersenyum.
Beranjak berdiri, segera saja Yoona menarik tangan Mijin untuk pergi ke depan panggung noyeting. "E-eh! Tunggu! Bagaimana dengan temanmu itu?" Mijin sedikit kesulitan menyamakan langkah dengan Yoona saat ia melihat ke belakang ke arah Kaisar.
"Biarkan saja, nanti juga dia nyusul kok," balas Yoona santai.
Benar saja, tak lama setelah Yoona dan Mijin pergi. Kaisar menghela nafas lelah lalu beranjak bediri. Berjalan santai mengikuti dua perempuan itu. "Tuman temen," cibirnya.
(Kebiasaan sekali)
Setelah sampai didepan panggung, Yoona memilih untuk berdiri agar berjauhan dari Mijin teman sekelasnya yang lain. Dan dibelakangnya berdiri Kaisar.
Para peserta yang ikut noyeting mulai dilelang dari harga paling rendah hingga harga yang paling tinggi. Dan sekarang waktunya untuk peserta terakhir, yaitu Park Hyungseok.
Sepertinya hanya mendengar nafasnya saja bisa membuat para gadis salting berguling-guling. Yoona yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala lelah.
"Ora popo ta iku? Dene Hyungseok ora nindakake apa-apa loh, mung ngadeg ana ing kono," komentar Kaisar. Sepertinya bukan hanya Yoona yang lelah disini.
(Mereka baik-baik saja? Padahal Hyungseok tidak melakukan apapun loh, hanya berdiri di sana)
"Halah biasa iku, Kai. Senajan ya rada jengkel seh yen fans e arek e ya kaya ngono," balas Yoona.
(Halah biasa itu, Kai. Walaupun sedikit kesal sih saat fans'nya' juga berlaku seperti itu.)
Para gadis mulai berlomba-lomba untuk bisa memenangkan Hyungseok. Sampai pada akhirnya seorang gadis dari sekolah lain datang dan berniat membeli Hyungseok dengan harga 1 juta Won.
Semua orang hampir menjatuhkan rahangnya tidak percaya. Sedangkan gadis itu, Kim Lara, memangku salah satu tangannya yang terangkat ke atas dengan ekspresi sombong.
Terdengar bisik-bisik murid di sekeliling panggung. Hingga suara lain kembali mengejutkan semua orang. Kali ini bukan hanya para gadis tapi juga para lelaki di sana. Siapa yang tidak terkejut, kalau ada seorang gadis cantik menawar dengan harga 2 juta Won. Dan pada akhirnya gadis itulah yang memenangkan pelelangan Hyungseok.
Melihat siapa itu, sudut bibir Yoona sedikit terangkat. "Wes tak omong i kan, nek dheweke bakal tekan neng kene," ucap Yoona, melirik ke arah Kaisar.
(Bukankah aku sudah bilang jika dia akan datang kesini.)
"Oalah.. Jonggun toh." Sekarang Kaisar paham siapa yang dimaksud oleh Yoona.
___________
"Langsung mulih?" tanya Kaisar, mengikuti langkah Yoona dari belakang.
(Langsung pulang?)
"Sek.. Nanggung mari iki onok sing seru," ucap Yoona tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Kaisar, ia tetap berjalan lurus ke depan.
(Tunggu.. Sebentar lagi akan seru.)
"Seru?" Kaisar sedikit mempercepat langkahnya agar sejajar dengan Yoona.
"Tu-Tunggu! Jonggun-Oppa! Kan kakak bilang cuma mau menjagaku. Tapi sampai begini..!" Teriakan itu berhasil menarik perhatian Kaisar.
Terlihat di depan mereka berdiri seorang pria berjacamata dengan seorang gadis cantik di sebelahnya. Juga seseorang yang jatuh tersungkur ke tanah.
"Itukan perintah untukmu. Perintah untukku adalah tak membiarkan seseorang menyentuhmu barang sehelai pun, lalu pastikan orang yang berniat seperti itu dihajar habis-habisan," ucap pria berkacamata itu.
"Heh, kacamata! Kamu sedang apa, hah? Aku lihat semuanya dasar orang jahat." Terdengar suara lain dari arah belakang pria itu. Seseorang yang baru datang itu ialah Vasco.
"Loh, iku dudu jonggun? kedadean apa? kayane wis ana perkara." ucap Kaisar sambil menunjuk seorang pria yang ternyata bernama Jonggun.
(Loh, bukankah itu Jonggun? Ada apa itu? Sepertinya telah terjadi masalah.)
"Ayo, dari pada kowe meneng tok nang kene, mending ewang ono Vasco kono," Yoona semakin mempercepat langkahnya.
"Hah?" Walaupun bingung dengan maksud ucapan Yoona, Kaisar tetap melakukan apa yang Yoona katakan.
Tepat sebelum tinju Jonggun mendarat di wajah Vasco, terdapat tangan yang menangkap tinju itu. Melihat ke samping kanan, ternyata itu adalah tangan milik Kaisar.
"Aduh-aduh... Kau ini tidak bisa menahan diri ya?" ucap Kaisar kala ia mengibas-ngibaskan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ILAC || ILove a Criminal
Teen FictionI Love a Criminal. Itulah yang sedang di rasakan oleh seorang gadis bernama Lee Yoona. Di dunia fana ini keinginannya hanya satu, yaitu menemukan kebahagiaannya. Dunia bahkan tidak membiarkannya untuk bisa merasakan apa itu artinya keluarga. Di saat...