13. Waktu yang berharga.

78 12 5
                                    

__________[15]

Hari ke-15 bulan ini adalah besok. Hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Yoona. Karena pada hari itulah latihannya diliburkan. Dan pada hari itu jugalah ia bisa bebas menikmati waktu bersama Jihoon.

Sudah bukan hal yang mengherankan jika melihat Yoona begitu bersemangat menyambut hari esok, jika hari esok adalah hari freenya. Seperti yang saat ini dilihat oleh Jinyoung.

Jinyoung hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anak yang sudah ia anggap putrinya sendiri itu.

"Jihoon lagi?" tanya Jinyoung saat ia berjalan mendekat ke arah Yoona.

"Tentu saja," jawab Yoona. Jinyoung mengangguk mendengar jawaban Yoona.

___________

Di ujung jalan terlihat seorang remaja dengan kaos putih dan celana berwarna cream. Meskipun sederhana, dia tetap terlihat tampan. Jangan lupakan kalung yang senantiasa bertengger di lehernya menambah kesan keren padanya.

Ia tak lain adalah Jihoon. Bukan sekali dua kali dia menunggu di tempat ini. Karena tempat ini adalah tempat janjian mereka. Mereka? Ya. Jihoon dan Yoona akan bertemu di tempat ini saat hari libur Yoona tiba. Seperti sekarang ini.

"Er!" Teriakan itu mengalihkan fokus Jihoon dari handphone di tangannya.

"Maaf lama," ucap Yoona.

"Tidak masalah," balas Jihoon sambil menata kembali rambut Yoona yang berantakan karena berlari.

"Kita akan kemana?" tanya Jihoon.

"Hm..? Enaknya kemana ya?.." ucap Yoona sambil memasang wajah berpikir yang terlihat imut dimata Jihoon.

"Bagaimana kalau Ansan. Sudah lama aku tidak bertemu dengan Tristan," usul Yoona.

"Baiklah. Ayo naik," ucap Jihoon saat ia menaiki motornya.

"Kalau dipikir-pikir, pakaian kita selalu cocok ya? Hahaha," ucap Yoona sambil tertawa saat ia menaiki motor Jihoon.

Bagaimana tidak, kini Yoona juga memakai kaos berwarna putih oversize. Yang membedakan mereka hanyalah Yoona yang memakai celana pendek warna hitam.

___________

"Tidak ada yang berubah ternyata," ucap Yoona sedikit bercanda.

Tanpa basa-basi Jihoon segera memegang tangan Yoona dan mengaitkan jari-jari mereka.

Mereka hanya berkeliling Ansan. Terdengar membosankan? Tapi tidak bagi mereka berdua. Karena bagi mereka, waktu seperti inilah yang berharga.

Dikehidupan Yoona yang dulu, ia tidak akan pernah diperlakukan begitu baik seperti sekarang. Apalagi seperti cara Jihoon memperlakukannya. Bagaikan seorang ratu.

Sedangkan bagi Jihoon, waktu bersama Yoona adalah waktu yang berharga dan istimewa. Baginya yang dulu tidak bisa selalu bersama bahkan memiliki Yoona, sekaranglah waktu yang tepat.

Saling percaya, saling menghargai, saling berbagi suka maupun duka. Seperti itulah bagaimana hubungan Jihoon dan Yoona jika dideskripsikan secara sederhana.

Yang mereka harapkan hanyalah, agar waktu saat bersama satu sama lain tidak akan pernah berakhir. Agar waktu itu tidak hanya menjadi suatu kenangan.

"Er, aku mau itu." Tunjuk Yoona pada salah satu stan penjual makanan.

"Itu juga ya! Oh! Sama yang itu! Itu, itu!" Dan masih banyak lagi yang Yoona inginkan.

Jihoon tidak masalah jika uangnya habis hanya untuk memenuhi keinginan Yoona. Yang terpenting adalah kebahagiaan gadis yang kini ada bersamanya. Selama Yoona bahagia, Jihoon tidak masalah.

Setelah membeli semua yang diinginkan Yoona, kini keduanya sedang duduk di salah satu taman yang ada disana.

Saling bercerita dan tertawa. Berbagai hal yang telah mereka lalui, mereka ceritakan pada satu sama lain.

___________

Setelah dari taman, kini mereka berada di cafe untuk makan siang. Cafe yang sederhana tapi juga nyaman.

Setelah memesan makanan masing-masing. Mereka kembali berbagi cerita. Percayalah jika kita sudah bertemu dengan seseorang yang kita angga nyaman, asik, apalagi satu pemikiran. Bahan obrolan apapun tidak akan pernah ada habisnya. Selalu ada topik untuk dibahas. Itulah yang di alami oleh Jihoon dan Yoona.

Mereka menunjukkan kasih sayang dan kepedulian lewat sikap mereka, tapi bukan berarti mereka tidak akan pernah mengungkapkannya secara langsung. Ada kalanya kita saling berbicara, tapi tetap saling memperhatikan satu sama lain.

Pembicaraan mereka harus terjeda karena pelayan yang datang membawa pesanan mereka.

"Terima kasih," ucap Yoona. Setelah pelayan itu pergi langsung saja Yoona melahap makanannya dengan lahap. Yang membuat kedua pipinya mengembung.

Jihoon yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. Jihoon mengambil tisu dan membersihkan sisa-sisa makanan di bibir Yoona. Tanpa sadar, tatapannya terkunci di bibir merah muda Yoona. Langsung saja ia tepis pikiran-pikiran kotornya itu.

'Sadarlah Jihoon!' batinnya.​











ILAC || ILove a CriminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang