6. Kejutan.

106 14 10
                                    

_________[8]
🚩🚩🚩

Selama beberapa hari terakhir ini Yoona selalu menghindar. Bahkan dia tidak berbicara apapun padaku.

"Yoona.." ucapku manja saat aku memeluknya dari belakang.

Saat ini kami sedang berada di kamar. Dengan ia yang tidur membelakangiku.

Kulingkarkan kedua tanganku di pinggangnya dan menariknya untuk semakin mendekat. Tidak lupa kepalaku yang kuletakkan di ceruk lehernya.

"Yoona," panggilku manja.

"Hm." Yang hanya dibalas deheman olehnya.

"Yoona."

"Hm?"

"Yoona. Kenapa akhir-akhir ini kau menghindariku? Apa aku ada salah? Aku minta maaf." lirihku saat aku berbicara tepat di telinganya.

Setelah beberapa saat tidak dapat balasan, "Tidak ada. Kenapa minta maaf?" tanyanya.

"Kau menjauhiku. Bahkan tidak mau berbicara denganku. Setiap aku ingin bicara kau selalu menghindar," jawabku.

Terdengar helaan nafas darinya. "Tidak ada tuh. Aku hanya capek, Jihoon."

Jihoon? Biasanya dia akan memangilku Erlangga. Katanya, itu adalah kebiasaanya mengubah nama seseorang yang ia anggap teman atau orang yang berharga untuknya. Alasan Soojung punya nama Crystal juga karena itu. Tapi sekarang, dia memanggilku Jihoon?

"Jangan ngambek dong. Kau mau apa? Nanti ku kabulkan, asal jangan ngambek ya? Ya?" tawarku sambil mengeratkan pelukanku. Yang hanya dibalas helaan nafas olehnya, lagi.

___________
🕊🕊🕊

'Argh shit. Aku baper sialan!! Dasar Jihoon meresahkan!' batinku.

'Tidak tahu saja dia, aku kemarin mati-matian menahan untuk tidak berbalik dan memeluknya seerat mungkin. Apalagi saat ia manja seperti itu, argh!!' lanjutku merasa sedikit frustasi.

"So, Jihoon sudah berangkat.. sekarang waktunya menyiapkan kejutan."

___________

"Tristan!!" teriakku.

"Hosh.. Semuanya sudah.. siapkan?" ucapku sambil ngos-ngosan.

"Sudah semua."

"Terima kasih! Janji deh besok kutraktir." ucapku sambil berpose peach.

___________

Skip pulang sekolah.

Di sebuah sekolah dasar sudah banyak anak yang mulai keluar dari kelasnya masing-masing.

Ada yang masih menunggu jemputan, ada juga yang sudah pulang duluan. Itulah hal yang ingin dilakukan oleh Jihoon, pulang. Tapi saat samai di gerbang, ia malah melihat gadis kecil yang selama ini mengganggu pikirannya. Siapa lagi jika bukan Yoona.

"Yoona?" panggil Jihoon. Yoona yang semula berjongkok di depan gerbang segera bangkit setelah mendengar suara Jihoon.

"Er! Akhirnya! Ayo ikut aku." Tanpa menunggu balasan sang lawan bicara, Yoona langsung menarik tangan Jihoon. Karena tiba-tiba, Jihoon pun menyamakan langkahnya dengan berlari di belakang Yoona.

___________

Disinilah mereka. Daerah Gangbuk.

"Kenapa kita kesini?" tanya Jihoon.

"Ku dengar sebentar lagi akan ada karnaval disini."

Tak lama setelah Yoona mengatakan itu, terdengar suara musik dari kejauhan. Banyak orang-orang yang memakai kostum unik dan menarik yang turut memeriahkan acara tersebut.

Begitupun para penjual keliling, dagangannya laris oleh pembeli yang hadir menonton disana.

"Jangan lepaskan tanganku, bocah. Nanti kau bisa hilang." ucap Jihoon, mengeratkan pengan tangannya. Dasar modus.

Tak hanya melihat-lihat tapi juga membeli beberapa makanan yang terjual disana. Hingga tak terasa waktu sudah menjelang sore, yang artinya karnaval itu juga akan segera berakhir dan kejutan yang sebenarnya akan datang.













ILAC || ILove a CriminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang