Part 29 - Salsa sayang

41 2 0
                                    

- • Happy Reading • -

Makan malam yang sudah Rama siapkan ternyata sudah dingin setelah mereka sampai di rumah dengan basah kuyup.

Vara memanaskan kembali makanan mereka sambil menunggu Rama yang sedang berada di kamar mandi.

Pemuda itu muncul tak lama kemudian, ia mengacak rambut basahnya yang sudah sedikit panjang itu.

"Besok potong rambut, Rama" ujar Vara melirik Adiknya yang berjalan masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponsel.

Rama hanya diam, dia keluar dari kamar dan langsung duduk di kursinya menunggu makanan yang akan Kakaknya siapkan.

Mereka makan bersama di tengah kesunyian dalam rumah dan hanya ditemani oleh suara hujan.

"Kak" celetuk Rama memanggil Kakaknya.

Vara berdeham, "Kenapa? Mau tambah nasi?".

Rama menggeleng, "Enggak" tolaknya.

Pemuda itu sudah tidak heran jika Vara selalu berpura-pura lupa akan kejadian yang baru saja menimpanya saat orang lain menanyakan tentang yang berkaitan dengan kejadian tersebut.

"Kakak gak apa-apa?" tanya Rama setelah cukup lama terdiam.

Vara menatap Adiknya itu, "Jawaban apa yang kamu mau dari Kakak?" tanyanya balik.

"Sesuai perasaan Kakak aja" balas Rama membuat Vara berpikir sejenak.

"Kakak gak apa-apa sih" ujar Vara menjawab pertanyaan Rama tadi.

Rama tersenyum kecut dibuatnya, ia kembali melanjutkan makannya sampai habis lalu mencuci piring kotornya sendiri. Begitu juga dengan Vara, ia membiarkan Rama masuk ke kamar sedangkan ia belajar di ruang makan.

Hanya lampu di ruang makan yang masih menyala terang, Vara meminta Rama untuk membuka pintu kamar agar gadis itu bisa memantau Adiknya.

"Rama punya penggaris gak?" tanya Vara dengan suara sedikit kencang karena kalah dengan hujan yang semakin deras.

Rama yang mengerti lantas keluar dari kamarnya dengan malas membawakan Vara penggaris besi milihnya.

"Makasih ya" ucap Vara lalu lanjut mengerjakan PR-nya.

Rama malah duduk di samping Kakaknya ini lalu bersandar pada bahu Vara yang membuat kepalanya bergoyang karena gerakan tangan Vara yang sedang menulis.

"Kakak beneran gak apa-apa?" tanya Rama kembali mengungkit topik saat mereka makan malam tadi.

"Kenapa sih, Rama?" tanya balik Vara gemas, "Kamu gak belajar?".

"Udah" jawab Rama.

Rama mengangkat kepalanya kemudian menyangga dengan lengan di atas meja sambil menatap Kakaknya.

"Kakak gak mau cerita?".

Vara menggeleng, "Bukan apa-apa kok".

"Kalau bukan apa-apa kenapa Ayah sampai kayak gitu?" tanya Rama lagi mulai sedikit kesal, "Rama di sini, Kak".

"Kakak kayak gak pernah anggap Rama ada" tukas cowok itu membuat Vara menoleh dan menatap tajam ke arahnya.

"Ini masalah Kakak, jadi biar Kakak sendiri yang selesaikan" tekan gadis itu, "Kamu gak tau apa-apa".

"Gimana Rama bisa tau kalau Kakak gak cerita!".

Tatapan tajam Vara perlahan hilang melihat Rama yang terlihat persis seperti Ayah mereka saat sedang marah.

ELVAN VARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang