Part 7 - Teman baru

54 3 0
                                    

- • Happy Reading • -

Keramaian mungkin menjadi salah satu suasana yang membuat beberapa orang merasa tidak nyaman saat berada di dalamnya. Berlaku juga bagi Vara, dirinya berusaha keluar dari kerumunan dengan membawa plastik putih berisi bubur ayam dan air mineral pesanan Naya serta roti keju yang dia beli sendiri.

Gadis itu berlari kecil saat berhasil keluar dari kerumunan, karena tidak memperhatikan langkahnya tanpa sengaja bahunya saling bersenggolan dengan orang yang baru saja memasuki pintu kantin.

Keduanya memekik kecil saat Vara hampir jatuh karena tersandung kakinya sendiri, "Maaf ya, maaf banget" ucap Vara berkali-kali pada gadis itu.

"It's okay, hampir aja lo jatuh tadi".

"Gue buru-buru, sekali lagi maaf ya" Vara kemudian pergi meninggalkan gadis berambut cokelat itu.

Tunggu! Rambut cokelat?.

Langkah Vara perlahan berubah pelan seiring dengan ingatannya terhadap gadis yang tak sengaja dia senggol tadi, sepertinya mereka pernah bertemu tidak lama ini.

Sebelum langkah Vara semakin jauh, ia sempatkan untuk melirik kembali ke kantin memastikan gadis tadi adalah gadis yang sama seperti yang pernah dia sapa di toilet.

Vara mengangkat kedua bahunya saat dilihat gadis itu sudah tidak ada di pintu kantin, ia melanjutkan perjalanannya ke UKS untuk menemui Naya yang sudah menunggunya.

Pintu putih itu dia ketuk, suara Naya terdengar mempersilahkan untuk masuk. Tak ada siapapun di dalam ruangan serba putih itu, hanya Naya yang sedang duduk bersandar di atas salah satu dari tujuh ranjang tersedia.

Gadis yang menyelimuti lututnya dengan jas itu mengangkat kepalanya yang tadi menempel pada dinding yang dingin.

"Gue lama ya?" tanya Vara.

Naya menggeleng sebagai jawaban. Vara mendekat dan menarik kursi di dekat ranjang untuk tempat duduknya, "Bubur ayam sama air mineral kan? Gak pake sambel juga".

"Makasih ya, Var" ucap Naya, "Nanti gue ganti uangnya".

"Gak usah, gak apa-apa kok" tolak Vara.

"Lo udah makan?" tanya Naya karena merasa tidak enak melihat Vara.

Vara merogoh satu makanan lagi dari dalam plastik putih dan menunjukkannya pada Naya, "Ini tadi gue beli roti".

Naya tersenyum, "Makan yang banyak, Var" katanya, "Biar gak asam lambung kayak gue, pas lagi dapet pula".

"Tadi kenapa ijin ke UKS sendiri? Padahal Alisya mau nganterin loh" tanya Vara sambil membuka bungkus roti keju siap makan itu.

"Selain nganter gue ke UKS, Alisya juga mau sarapan di kantin" jawab Naya, "Kebiasaan dia tuh, kalau belum sarapan ya dateng ke kantin lebih pagi jangan pas jam pelajaran".

Mendengar gaya bicara Naya membuat Vara terkikik, seperti seorang Ibu yang sedang menceritakan tentang sikap nakal anak-anaknya.

"Nay" panggil Vara, "Di sekolah ini ada cewek yang rambutnya cokelat ya?" tanyanya penasaran dengan gadis yang sudah dua kali dia jumpai.

Naya mengingat-ingat kemudian mengangguk, "Ada, mantannya Elvan" jawab Naya terus terang membuat Vara tercengang sampai mengedipkan matanya beberapa kali.

"Udah dua kali ini gue ketemu sama cewek itu, namanya siapa?" tanya Vara lagi berusaha menarik Naya agar membicarakan tentang mantan Elvan itu, "Orangnya cantik".

"Gue pernah sekelas sih sama dia waktu kelas 10 dulu" Naya berpikir sejenak, "Namanya Liona, Lilyona Audrey, sejauh ini dia masih satu-satunya siswa di sekolah ini yang punya rambut cokelat".

ELVAN VARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang