Part 32 - Suka?

47 2 0
                                    

- • Happy Reading • -

Mobil Elvan melaju di jalanan yang ramai lancar untuk mengantar Vara pulang. Gadis itu masih saja menyeruput minumannya yang sudah tidak dingin sambil terus melihat ke luar jendela.

Keduanya sama-sama diam hanyut dalam pikiran tentang banyak hal.

Laju mobil melambat saat lampu lalu lintas menyala merah. Pemuda itu sedikit menggeliat merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku membuat Vara melirik singkat ke arahnya.

"Lo gak ikut latih tanding besok?" tanya Vara kembali melihat ke luar jendela.

"Ngapain? Gue kan gak ikut ekskul" jawab Elvan.

"Gue denger, lo dulu kapten tim voli putra SMA kita" ujar Vara, "Saingan beratnya Alisya".

"Itu cewek emang suka nyari gara-gara sama gue" balas Elvan tersenyum remeh.

"Lo gak kangen suasana lapangan?" tanya Vara yang tidak Elvan beri jawabannya.

"Kalau lo ikut latih tanding besok, suasana bakal pecah banget" ucap gadis itu pelan tapi masih bisa Elvan dengar, "The captain is back".

"Lo gak tau kondisi dalam tim, lo juga gak tau kenapa gue keluar dari ekskul" ujar Elvan, "Dan gak ada lagi yang nunggu gue di pinggir tribun" gumam pemuda itu.

"Gue mau nunggu lo".

Elvan mengernyit heran dengan perkataan gadis ini. Ia mencondongkan tubuhnya memeriksa Vara yang sedari tadi membelakanginya.

Pemuda itu mendengus melihat Vara yang ternyata lelap dalam tidurnya, pantas saja bicaranya tiba-tiba terdengar aneh.

Sebelum mobil melaju, Elvan menurunkan sandaran kursi penumpang yang Vara duduki agar gadis itu merasa nyaman.

Ia meringis saat Vara menggeliat dan menoleh hingga mereka saling bertemu muka.

Dapat Elvan hirup wangi chamomile yang berasal dari gadis itu. Aromanya menenangkan sampai Elvan enggan untuk berpaling, jarak mereka begitu dekat hingga nafas teratur Vara terasa hangat menerpa bibirnya.

TINN!

Suara klakson dari banyak kendaraan di belakang mobilnya mengejutkan Elvan membuatnya tersadar, segera ia melaju karena tidak sadar lampu lalu lintas telah berganti hijau.

Tangan kirinya menyentuh dada merasakan degup jantung yang membuat wajahnya memanas hingga bulir-bulir keringat dingin muncul tiba-tiba.

Ada apa dengan dirinya?.

Elvan melirik bunga mawar merah yang ada di dashboard untuk mengingatkannya pada gadis yang hendak menerima bunga pemberian darinya itu.

"Gue udah GAK SUKA SAMA LO! Dasar CEWEK SOK KECENTILAN!".

Tiba-tiba saja Elvan merasa malu, ia sudah mengatakan benci pada Liona tapi hatinya masih mengharapkan sedikit cinta dari gadis itu.

Ia mengusap wajahnya, bingung dengan perasaannya sendiri.

Mobil berhenti di depan rumah Vara, "Lo gak mau turun?".

Suara Elvan berhasil membangunkan gadis itu. Mata cantiknya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk menyapa netranya.

"Makasih, El" ucapnya kemudian membuka pintu dan keluar dari mobil, "Hati-hati pulangnya".

ELVAN VARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang