Part 11 - Kita sahabat

38 2 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Bikin berapa loyang, Bun?".

"Empat loyang aja".

Seperti permintaan sang Ibunda, Vara pulang lebih cepat untuk membantu membuat brownies pesanan dari tetangga. Gadis itu lihai menuang tepung, bubuk cokelat, dan bahan lainnya ke dalam mangkok besar lalu mengaduknya dengan mixer.

"Temen-temen kamu gimana?" tanya Irma yang sedang mengaduk adonan di mangkok lain.

"Tadi Vara chat, bilangnya udah di jalan" jawab Vara, ia menyisihkan adonan untuk beranjak mengambil loyang, "Bunda pasti seneng ketemu mereka".

Irma tersenyum melihat anaknya ceria saat teman-temannya akan datang menginap, ini merupakan pengalaman pertama bagi gadis itu dan lihatlah bagaimana semangatnya Vara saat ini.

"Mereka tau tentang perjodohan kamu?" tanya Irma berharap Vara memberi jawaban yang membuatnya lega.

"Enggak" jawab Vara, ia meletakkan loyang dan kertas roti di meja.

Dalam hati Irma merasa lega. Suara ketukan pintu terdengar membuat Vara bergegas membukanya, "Pasti mereka" ucapnya sembari berlari kecil menuju pintu utama.

Mereka melambai manis pada Vara setelah pintu terbuka, si pemilik rumah mempersilahkan teman-temannya itu untuk masuk.

"Rumah lo luas ya, Var" puji Salsa sambil melihat sekeliling, "Lantai satu tapi bisa sebagus ini".

Vara membawa teman-teman ke kamarnya, karena kamar Vara tak jauh dari ruang makan yang sekaligus dapur pasti kedatangan mereka tak luput dari pandangan Irma.

"Wah! Cantik-cantik ya".

"Hallo, Tante" sapa Salsa lebih dulu menyalami Irma diikuti Naya dan Alisya.

"Saya Salsa, Tante" Salsa memperkenalkan diri, "Temen sebangkunya Vara" kemudian merangkul Vara dengan akrab.

"Saya Naya, salam kenal" Naya juga memperkenalkan diri, Irma sedikit terkejut karena perubahan seketika dari yang bicaranya ceria ke yang lemah lembut.

"Alisya, Tante".

Irma tersenyum hangat, "Tante jadi ngerasa punya empat anak" ujar Irma disertai tawa kecil, "Kalian ke kamar dulu aja ya, Tante mau lanjut bikin brownies".

"Salsa mau bantu!" seru Salsa mengangkat tangannya, "Brownies enak kayak yang Vara bawa ke sekolah kemarin, Tan?".

Irma mengangguk. "AYO!" seru Salsa antusias mengundang tawa orang-orang di sekitarnya.

Vara membawa teman-temannya ke kamar terlebih dahulu untuk meletakkan tas mereka. Aroma lilin chamomile langsung tercium begitu mereka masuk ke dalam kamar, betapa senangnya Naya melihat rak gantung tiga tingkat yang berada di pojok ruangan dekat lemari dan meja belajar berisi banyak buku.

"Ini kamar gue" Vara duduk di tepi tempat tidurnya, "Semoga nyaman ya".

Alisya duduk bersama Vara setelah meletakkan tasnya di dekat meja belajar, "Baru masuk rumah lo aja gue udah nyaman, kayaknya kita harus sering-sering nginep di sini deh".

Vara tertawa kecil dibuatnya, "Boleh aja kalau kata Bunda".

Salsa yang selesai mencepol rambutnya itu lantas menarik tangan Vara untuk segera menghampiri dan membantu Irma membuat brownies, "Ayo, Var!" rengek Salsa, "Kasihan Bunda lo".

"Iya iya" Vara kemudian bangkit menuruti kemauan Salsa.

Bersama-sama mereka membantu Ibunda membuatkan brownies cokelat sebanyak empat loyang dan masing-masing akan dipotong menjadi 12 bagian. Dapur menjadi sangat ramai dari biasanya karena keseruan dan kehebohan teman-teman Vara, bukannya marah Irma malah merasa bahagia seolah rumah yang ia tempati ini hidup kembali.

ELVAN VARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang