Part 47 - Jadi?

41 1 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Lo tau?".

Elvan mengangguk, "Gue juga tau kalau semua yang lo bilang soal Ayah lo itu bohong".

"El, gue bisa jelas–".

"Gue gak marah" potong Elvan, "Gue malah lebih sakit hati liat lo ditampar sama Om Heru".

Vara menatap Elvan tidak percaya, gadis itu yakin Elvan melihat semua kejadian di rumah sakit tempo hari lalu.

Elvan menceritakan semuanya, mawar merah muda itu terjatuh saat Rama datang dan ia meminta laki-laki itu untuk menutup mulut jika Vara melihat ataupun mengambil bunga mawar yang terjatuh itu.

"Maaf, El" ucap Vara menundukkan kepalanya, "Gue bohong sama lo".

"Lo bohong juga karena gue kan? Gue yang salah di sini, Var" balas Elvan mengulurkan tangannya mengangkat dagu gadis itu agar menatapnya, "Gue juga pernah bohong sama diri gue sendiri".

"Gue pernah menyangkal kalau gue ada rasa sama lo, Var" ucap Elvan, "Tapi sekarang gue yakin, hati ini gak salah pilih".

Mata Vara yang berlinang menyipit karena tawa kecil yang keluar dari mulutnya. Elvan membantu gadis itu mengusap matanya sebelum air mata jatuh membasahi pipi halus Vara.

"Ini beneran Elvan? Gue masih gak percaya" Vara menggenggam tangan Elvan yang membantunya mengusap air mata.

"Kalungnya masih ada gak?" tanya Elvan.

"Masih" Vara mengeluarkan kalung pemberian Elvan dari dalam kerah baju tidurnya.

"Masih gak percaya?" tanya Elvan lagi yang kemudian dibalas gelengan oleh Vara.

Elvan meletakkan kepalanya di atas lipatan lengan di pinggiran jendela kamar Vara sambil melihat gadis itu kembali sibuk dengan bukunya. Vara tidak memprotes saat Elvan menghalangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya, ia hanya sesekali melirik kekasihnya itu yang terus saja menatapnya.

"Gak capek berdiri terus?" tanya Vara tanpa mengalihkan perhatiannya pada buku yang sedang dia baca.

Tiba-tiba saja Elvan melompat dan duduk di jendela membuat Vara menutup mulutnya terkejut.

"Bahaya, El!" tegur Vara lalu mengambil bukunya, "Turun sini! Nanti jatuh gimana?!".

Gadis itu mengomel persis seperti yang dia lakukan pada Rama.

Karena lengannya yang terus ditarik oleh Vara membuat Elvan hilang keseimbangan hingga jatuh mendarat di lantai kamar yang dingin.

"El!" Vara membantu Elvan yang masih meringis sakit itu berdiri, "Udah dibilangin, jatuh kan?!".

Elvan tersenyum miring lalu mengambil kesempatan dengan menarik Vara yang kemudian jatuh di atasnya.

Mata Vara melebar terkejut dengan terikan tiba-tiba dari Elvan yang membuatnya kini bertatapan dengan wajah laki-laki yang begitu dekat dengannya.

"Kan lo yang bikin gue jatuh tadi" ujar Elvan.

Vara hanya diam terpaku di tempatnya, tangan Elvan semakin erat melingkar di pinggang ramping kekasihnya itu menunggu respon yang akan Vara beri.

"Kak, apa yang jat–uh?".

Keduanya dikejutkan dengan pintu yang tiba-tiba terbuka menampakkan Rama yang berdiri di ambang pintu dengan mulutnya yang terbuka tengah melihat sang Kakak seolah memeluk pemuda yang bersandar pada kaki meja.

Vara bangkit dengan segera mendekati Adiknya, "Rama, Elvan ke sini mau jenguk Kakak" ucap Vara mencoba menjelaskan walaupun dia sendiri kikuk, "Gak ada apa-apa".

ELVAN VARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang