Part 16 - Pulang bersama

37 2 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Gue duluan ya!".

Gadis itu berlari kecil meninggalkan keramaian kantin yang pastinya mengundang tanya bagi teman-temannya. "Kenapa duluan sih?" tanya Naya mendapat anggukan singkat oleh Salsa dan Alisya pertanda mereka juga menanyakan hal yang sana.

Salsa mengangkat bahunya tak tahu, "Tumben banget mau makan di kelas".

"Pusing kali" tebak Alisya, "Liat aja kantin rame banget gini sampe pada ngantri meja".

"Bisa jadi" Salsa menggaruk kecil dagunya, "Soalnya tadi pas pelajaran Vara udah lemes gitu, mau gue tanya tapi gak enak".

"Nanti anter aja kalau dia mau ke UKS" saran Alisya pada Salsa, "Kalau lo gak mau anter, gue siap sedia kok".

"Ye!" Naya memberi Alisya cubitan kecil pada lengan gadis itu hingga membuat si empu meringis, "Bilang aja mau bolos pelajaran".

Sementara teman-temannya berdebat di kantin, kini Vara telah sampai di aula. Ia mendorong salah satu daun pintu yang besar itu memberinya sedikit celah untuk masuk ke dalam, "Liona!" panggilnya berharap si gadis dengan nama tersebut muncul dari ujung belakang aula tempat Ruang Ekskul Seni berada.

Dan benar saja, Liona melambai meminta Vara untuk segera menghampirinya. Mereka duduk di lantai tempat bisa Liona dan teman-teman ekstrakurikuler dance dan tari biasa latihan.

"Sebelah itu studio musik ya?" tanya Vara sambil mengunyah roti dalam mulutnya.

Liona mengangguk, "Tapi I don't know mereka semua pada kemana, setelah gue–".

Alis Vara terangkat sebelah menunggu kelanjutan kalimat Liona, "Setelah lo apa?".

Gadis itu menghela nafas, "Setelah gue sama Elvan putus" jawabnya setelah cukup lama terdiam.

"Pastinya lo udah tau atau denger soal Elvan kan? Secara lo sekelas sama best friend-nya dan di kelas lo ada satu cewek yang sempet juga deket sama Elvan sebelum dia pacaran sama gue" lanjut Liona.

Vara mengangguk mengerti, "Boleh gue nanya sesuatu?" gadis itu meminta ijin khawatir jika Liona akan tersinggung.

"Ya" jawab Liona santai.

"Apa sih yang bikin lo suka sama si Elvan itu? Dan kenapa kalian bisa putus?" Vara duduk dengan nyaman menghadap ke arah Liona siap mendengarkan ceritanya.

Liona mengetuk dagu dengan telunjuknya beberapa kali, "Pertanyaan kedua lo kayaknya biar lo tau sendiri aja deh, sorry".

"Dan gue juga gak tau, kenapa bisa suka sama Elvan?" Liona mengangkat bahunya, "Yang pasti gue dulu ngehindar, takut jadi target selanjutnya dia".

"I think setelah seminggu dia bakal nyari yang lain, ternyata enggak" gadis itu tertawa kecil, "Akhirnya kita pacaran".

Selama ini yang Vara pikirkan ternyata benar, Elvan yang dia lihat saat berada di sisinya sangat berbeda dengan Elvan yang dia lihat saat berbaur bersama keluarga dan orang terdekat. Terutama Liona, masih bisa Vara lihat sisa rasa pada pandangan mata Elvan saat pemuda itu tersenyum memegang bunga mawar merah yang dia beli untuk Liona.

"Lo suka bunga?" tanya Vara lagi.

Liona mengangguk antusias, "Mawar merah is my favorite" jawabnya, "Tapi gue lebih suka bunga Lily, like my name".

ELVAN VARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang