Part 21 - Maaf, El

57 2 0
                                    

- • Happy Reading • -

Kejadian di kantin tadi pastilah langsung menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan. Dengan cepat berita tersebut tersebar  dikalangan para siswa melalui grup chat angkatan masing-masing.

Elvano Damian Ditolak Oleh Sang Mantan, Lilyona Audrey.
Penggemar : Malu Dan Kecewa Berat!

"Ini yang bikin headline siapa sih?" tanya Angga yang baru saja membuka ponselnya, "Gue lebih kecewa batal traktiran sih daripada ketolak balikan".

"Duh!" pekik si empu saat mendapat jitakan di kepalanya oleh Dion yang berada di sebelahnya.

Mereka berada di balkon depan kelas IPS 1, Angga mengungsi ke kelas Dion karena Elvan sedang tidak berada di kelas. Entah pergi kemana anak itu, Angga tidak tahu.

"Elvan emang masih suka sama Liona?" tanya Dion.

Angga memasukkan ponselnya ke dalam saku celana abu-abunya karena takut dengan isi pikiran yang memintanya melemparkan ponsel tersebut, "Gak tau" jawabnya, "Kalau menurut lo gimana? Emang lo bisa move on gitu aja dari mantan lo yang secantik itu?".

Dion menahan tawanya, "Cantik itu yang gimana sih?".

"Y-ya gitu" Angga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dibanding cewek yang nolong lo waktu dikejar Pak Santo, cantikan mana dia sama Liona?" tanya Dion lagi.

"Cantikan dia lah!" sahut Angga kemudian tersenyum lebar saat teringat momen tersebut.

"Berarti Liona gak secantik itu" balas Dion dengan entengnya.

Angga tersadar dan mengerti dengan yang Dion katakan. Cantik itu relatif, sama seperti yang orang-orang bilang.

"Secantik apapun dia, bakal kalah sama pilihan hati lo" ujar Dion, "Itu menurut gue".

Angga berdecak memukul besi panjang di atas tembok pembatas setinggi perutnya itu, "Kenapa obrolan kita jadi makin kemana-mana sih?!".

Dion tertawa kecil, "Kan lo yang mulai".

***

Pintu kelas kelas terbuka dengan keras hingga suara dobrakan membuat beberapa siswa di dalamnya tersentak kaget.

"Kamu ini bikin kaget aja!" tegur Ibu Aini yang mengelus dada di tengah kegiatannya mengajar, "Ketuk pintu yang bener, salam yang sopan".

"Maaf, Bu" balas laki-laki yang berdiri di depan pintu kelas itu.

"Lain kali jangan gitu lagi" peringat Bu Aini, "Ada apa, Elvan?".

"Vara dipanggil ke ruang guru" jawab Elvan melirik tajam pada gadis yang duduk di bangku tengah, "Ada tugas yang masih kosong katanya".

"Vara!".

Hal yang Vara takutkan benar-benar terjadi, ia merasa sesuatu yang buruk akan menimpanya.

Bu Aini mempersilahkan Vara untuk pergi, gadis itu meninggalkan kelas dengan mengikuti langkah Elvan di depannya.

Saat akan mendekati tangga, Elvan berbalik dan langsung mencengkram pergelangan tangan gadis itu. Tanpa basa-basi lagi ia menarik Vara untuk berjalan lebih cepat, mereka berlari menuruni tangga hingga Vara tersungkur.

Elvan tidak peduli, ia tetap menarik gadis itu walaupun Vara sudah meringis dan merintih kesakitan.

Ia membawa gadis itu ke aula, cengkraman di tangan Vara berpindah ke kedua pundaknya. Gadis itu didorong hingga membentur tembok dan langsung diteriaki oleh Elvan dengan sangat kencang.

ELVAN VARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang