Part 5 - Deal!

59 2 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Minggu lalu kita sudah belajar tentang Limit, Limit Fungsi Aljabar" terang Bu Aini memulai jam pelajarannya, "Harusnya minggu ini materi kita tentang Limit Fungsi selesai, tapi Ibu lupa belum memberikan kalian ulangan harian".

Wajah anak muridnya seketika berubah menjadi kecewa, merengek tak ingin diberikan ulangan harian pada materi ini.

"Ibu gak akan kasih ulangan harian" ujar Bu Aini membuat para siswanya bersorak sejenak sebelum ia melanjutkan kalimatnya, "Tapi Ibu kasih kuis".

Bu Aini tertawa kecil, "Ibu akan kasih enam soal berturut-turut sampai semuanya maju ke depan kelas untuk mengerjakannya di papan tulis".

"Seperti biasa, yang lebih dulu maju akan Ibu kasih nilai yang bagus" lanjut Bu Aini mulai menuliskan soal-soal di papan tulis.

Seisi kelas terlihat resah dan gelisah, mereka semua belajar tapi soal dan contoh pastinya selalu berbeda dan itu yang membuat mereka tiba-tiba kesulitan mengerjakannya.

Vara melirik Salsa yang sudah mulai mencoret-coret buku untuk mengerjakan soal. Ia berbalik hendak mengambil bukunya juga di dalam tas, dahinya berkerut saat menyadari bahwa bukunya tidak ikut terselip bersama buku-buku yang lainnya.

Ia memeriksa lagi buku di atas meja, hanya ada buku bersampul coklat milik Elvan yang tergelak di meja.

"Kenapa sih, Var?" tanya Salsa yang merasa terus saja bergerak membolak-balikan badannya.

"Gue lupa bawa buku" jawab Vara mulai cemas. Salsa terheran melihatnya padahal ada buku yang terbuka menampilkan rumus dan garapan soal Matematika di atas meja, "Lah ini?".

Tidak mungkin Vara mengatakan bahwa buku itu bukan miliknya, ia kemudian tersenyum canggung kemudian tertawa kecil, "Oh iya ya".

"Gue juga pengen jadi yang pertama maju, Var" kata Salsa, "Tapi ya gak perlu panik kayak lo gini sampe lupa naruh buku".

Vara dengan asal membuka lembar demi lembar agar kelihatan sibuk, sesekali melirik papan tulis melihat soal yang tertera di sana. Saat itulah Vara menyadari sesuatu, soal-soal yang ada di buku Elvan hampir sama dengan yang ditulis oleh Bu Aini, ia hanya perlu mengganti angkanya.

"Saya mau maju, Bu!".

Tiga orang sekaligus berdiri dari tempat duduknya membuat seisi kelas menatap mereka. Salsa melongo tak percaya melihat Vara menjadi salah satu yang berdiri bersama Naya dan Arvan.

Bu Aini tersenyum bangga, "Silahkan".

Mereka maju ke depan kelas, menuliskan jawaban di papan tulis dengan teliti dan benar menggunakan rumus faktorisasi seperti yang selalu Bu Aini ajarkan di setiap jam pelajarannya agar anak-anak terbiasa dan tidak lupa.

"Silahkan tiga orang selanjutnya, yang mau maju?" tawar Bu Aini setelah ketiga anak didiknya selesai mengerjakan soal dan duduk kembali ke bangku mereka.

Kelas terus berlanjut sampai satu jam pelajaran selesai, sisa waktu digunakan untuk mengecek jawaban anak-anak yang maju ke depan kelas tadi.

Bu Aini cukup bangga melihat anak baru di kelasnya ini aktif, itu berarti sejauh ini tidak ada teman-teman yang mengganggunya.

Jam pelajaran Matematika selesai, dilanjut mata pelajaran Kewarganegaraan. Seisi kelas mendengarkan dengan seksama penyampaian materi yang diselingi cerita sejarah oleh Pak guru yang terlihat sudah berumur itu.

Dari samping terasa seseorang menyenggol lengannya beberapa kali, Vara menoleh melihat Salsa yang sedang diam-diam memakan permen kemudian menawarkan padanya.

ELVAN VARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang