Part 38 - Pesta

35 1 0
                                    

- • Happy Reading • -

Alunan instrumen musik lagu Perfect dari Ed Sheeren versi biola terdengar menggema di seluruh penjuru rumah tempat diadakannya pesta ulang tahun pernikahan pasangan Alan dan Ambar.

Semua rekan kerja bahkan sahabat lama ikut datang untuk memeriahkan acara tersebut yang sekaligus menjadi sebuah reuni bagi mereka yang sudah lama tidak berjumpa.

Alan berkumpul dengan semua teman-temannya di satu sudut ruangan, tepatnya di dekat pintu masuk. Begitu juga dengan Ambar, ia berkumpul dengan teman-temannya membahas tentang usaha yang mereka jalankan dari rumah dan perkembangan anak-anak.

Para remaja putra dan putri mereka pun berkumpul tapi dengan kerumunan yang tersebar di segala penjuru.

Elvan yang baru turun dari kamarnya lantas sedikit bingung dengan situasi saat ini. Matanya melihat ke segala arah mencari keberadaan teman-temannya karena netra tajamnya sudah menemukan orang tua mereka.

"El!".

Si pemilik nama menggigit bibir dalamnya saat sang Ayah memanggilnya membuat beberapa mata kini tertuju kepadanya.

Elvan berjalan sambil tersenyum tipis menyapa orang-orang yang melihatnya dengan senyum lebar seolah kagum pada penampilannya malam hari ini. Tuxedo hitam dengan dalaman kemeja berwarna maroon mungkin membuatnya terlihat lebih dewasa, surainya juga hanya Elvan sisir ke belakang membuat hanya beberapa anak rambut saja yang menyentuh dahinya.

Memang tidak ada dress code khusus dalam acara ini. Namun, Ambar memberikan catatan berupa tema dark feed untuk warna pakaian yang tamu undangan kenakan.

"Mereka semua rekan kerja Papa" Alan mengenalkan teman-temannya pada putranya yang ia rangkul, "Kamu harus kenal sama mereka".

"Santai aja" sahut salah satu dari mereka, "Kalau kamu hebat kayak Papamu, semua juga akan kenal sama kamu".

Mereka tertawa dengan suara khas pria paruh baya, Elvan hanya tertawa kecil sebagai bentuk menghargai keramahan semuanya.

"Saya mau ke temen-temen dulu ya, Om, Pah" pamitnya pada sang Ayah dan orang-orang itu.

Elvan akhirnya pergi setelah Ayahnya mengiyakan. Ia keluar dari rumah mencari keberadaan orang-orang yang dia kenal di luar.

Sepertinya ia melihat Arvan, ada di dekat tanaman pucuk merah bersama empat orang lainnya.

Ia segera ikut bergabung di sana, "Baru dateng?" tanya Elvan melihat mereka bergantian.

"Lumayan" jawab Salsa yang terlihat manis dengan dress sepanjang lutut gaya vintage berwarna cokelat , "Cuma Vara aja sih yang belum dateng".

Gadis yang baru saja Salsa bicarakan kemudian datang bersama dengan seorang laki-laki yang masih merapikan dasi saat keluar dari sebuah taksi.

Vara nampak cantik dengan dress berwarna maroon berbahan beludru tanpa lengan yang dihias dengan manik-manik mutiara yang melingkar di bagian dada, lengkap dengan heels hitam dengan pita berwarna senada.

Gadis itu melambai manis pada teman-temannya, ia mengangkat sedikit dress yang tidak terlalu panjang karena terbantu oleh heels yang dia pakai itu untuk berjalan mendekati mereka.

"Ini Vara? Cantik banget loh" puji Naya membuat Vara tersenyum malu.

"Makasih" ucap gadis itu, "Kalian juga cantik kok".

"By the way, kok kalian bisa couple gini?" celetuk Alisya yang terlihat anggun dengan dress panjang ceruti berwarna light grey yang menjuntai dari pinggang hingga ke bawah.

ELVAN VARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang