"Pak, saya pergi yah, makan malam sudah saya siapkan tinggal di hangatkan saja" seraya aku mengikat tali sepatu.
"Iya, hati-hati"
Aku berjalan ke arah beliau yang terlihat sibuk dengan laptop nya. Kedatangan ku mengalihkan ia dari benda tersebut, beliau menengadah menatapku di samping nya.
Ku raih tangannya dan ku cium takzim pinggang tangannya. Lalu beliau membalas mencium dahiku.
"Hati-hati, kalau ada apa-apa hubungi saya" pesannya
"Iya pak"
Ku tinggalkan rumah memasuki taksi yang telah ku pesan. Rasanya tak sabar ingin segera mulai bekerja.
Sesampainya di tujuan rasa tak sabaran itu berubah gugup luar biasa, aku mulai ragu untuk bekerja di tempat milik tantenya Rika. Tapi sudahlah, aku sudah menyetujui nya bukan.
Ku langkahkan kaki memasuki bar klasik di hadapan yang akan menjadi tempat ku bekerja.
"Selamat datang" sapa seorang wanita paruh baya.
"Sore buk, saya Riana, saya..
"Oh jadi kamu yang akan bekerja di sini?" selanya memotong. Rika pasti telah memberi tahu tentang ku.
"I-iya buk"
"Ayo sini, langsung saja yah saya ajarkan"
"Ibu tidak mengintervew saya dulu"
"Haha.. Ini bukan perusahaan resmi, tidak perlu, yang penting kamu serius ingin bekerja, tepat waktu, disiplin dan jujur, itu sudah cukup bagi saya"
"Jadi saya tidak perlu menjawab sesuatu dulu"
"Riana,. Riana,. Tenyata benar yang dikatakan keponakanku Rika, kalau kamu itu polos, saya jadi tidak enak memperkerjakan kamu"
"Jangan buk, saya akan berkerja dengan baik kok buk"
"Baguslah, sini ke belakang meja, akan ada yang mengajarimu nanti, dia yang sip pagi sampai sore, tapi untuk tiga hari ke depan kalian akan berkerja sama"
"Iya buk"
"Panggil saja miss"
"Baik miss"
"Itu dia yang akan mengajarimu, saya tinggal yah"
"Iya miss"
Aku tak menyangka aku langsung bekerja, padahal aku sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang mungkin saja di lontarkan padaku.
Sebelum pekerjaan pertama ku, aku menghubungi pak Vand terlebih dahulu memberitahu beliau jika aku telah tiba.
"Saya sudah sampai pak" pesanku.
"Iya, ingat langsung pulang begitu selesai"
"Iya pak"
Aku bisa bekerja sembari belajar seputar alkohol yang tak pernah ku sentuh sebelumnya. Aku mempelajari banyak tentang jenis-jenis alkohol, aku pun mulai bisa mengingat beberapa jenis-jenisnya yang lebih banyak di minati. Hingga tak terasa beberapa jam telah terlewati.
Saat tak ada pelanggan aku di ruang belakang bersama pegawai lainnya belajar lebih lagi seputar alkohol.
"Riana..!!" panggil miss Lidia, segera aku ke meja depan menanggapi panggilan beliau.
"Iya miss"
"Tolong yah, mereka kenalan saya"
"Baik miss"
Aku segera ke meja depan menyambut pelanggan yang miss Lidia maksud.
Dan betapa terkejutnya aku mendapati dua pelanggan yang miss Lidia maksudkan salah satunya pak Vand suamiku. Bisa kulihat pak Vand tak kalah terkejut melihatku. Ku lihat rahang pak Vand mengetat menatap ku dengan sorot mata tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Tersembunyi Pak Dosen
Storie d'amoreAku tak pernah membayangkan berpacaran dengan seorang dosen, apa lagi menjadi seorang istri dari dosen yang Keras, Tegas, nan Cuek. Itu kesan pertamaku bertemu dengan beliau. Dan pernikahan kami bukan seperti pernikahan pada umumnya. Pernikahan kami...