Chapter 7

37.5K 1.4K 22
                                    

Berdasarkan hasil rembuk kedua anggota keluarga. Pernikahan Shiena dan Malik akan di laksanakan satu bulan lagi. Malik sempat minta dua minggu lagi, tapi ide itu di tolak kerasa seluruh keluarga.

Keluarga maunya dua atau tiga bulan lagi malahan, namun Malik tentu dengan tegas tidak menerima. Batas toleransinya hanya satu bulan. Tidak lewat dari itu.

Mumpung hari minggu dan masih kelelahan akibat acara semalam, Shiena betah bermalas-malasan di atas kasur. Dengan ponsel di genggaman sibuk menggulir layar yang menampilkan video seputar ibu hamil.

Sebulan terakhir ini Shiena memang rutin mencari tau segala yang berhubungan dengan kehamilan. Belajar parenting juga Shiena mulai pelajari sedikit-sedikit.

Sebenarnya Shiena sangat teramat penasaran penyebab dirinya hamil. Dia seorang perempuan single yang tiba-tiba hamil. Pacar Shiena saja masih bisa di hitung jari, pun selama berpacaran dia penganut keras no kissing, no sex before married. Cukup pegangan tangan dan sedikit pelukan singkat.

Tapi masalahnya, Shiena dengan mantannya itu sudah putus dari setahun yang lalu. Jadi, bisa di pastikan bahwa anak di perutnya bukan dari mantannya.

Kemudian kejadian tiga bulan lalu terputar di sisa memori ingatan Shiena. Saat itu dia pernah mendatangi salah satu rumah sakit untuk memeriksakan diri karena sering kali merasakan nyeri haid dan gatal di area intimnya. Pikirnya ada sesuatu yang berbahaya di bagian reproduksinya.

Namun, setelah di lakukan pemeriksaan penunjang, berupa pemeriksaan fisik, laboratorium, CT scan dan terakhir di lakukan USG, tidak di temukan adanya penyakit serius. Shiena hanya di sarankan oleh dokter untuk sering-sering berolahraga.

Malah dokter mengatakan hal lain ketika tengah memeriksa organ intimnya. Vaginanya ternyata yang bermasalah. Ada infeksi jamur di area bagian intimnya dan saat itu pula di lakukan tindakan dengan pemberian salep.

Hal itu sering terjadi pada Shiena ketika sudah sedang atau selesai haid. Gatalnya itu kadang sampai perih saking gatalnya.

“Shi! Itu ada Diandra tungguin kamu di luar!”

Teriakan dari Ibunya membuat Shiena segera melirik jam. Terakhir dia lihat jam ketika masih jam 7, lha kok tahu-tahu sudah sudah jam sebelas segala.

Efek larut dalam tontonan, Shiena sampai lupa waktu. Padahal jam sebelas dia ada janji dengan Diandra untuk jalan-jalan menikmati pedesaan.

•••

“Lho, ada Bang Malik juga?”

Shiena kaget ketika keluar kamar dan malah menemukan sosok Malik juga berada di sana duduk di bersama Diandra.

Diandra melirik sinis sosok Abangnya dan merengut. “Udah aku larang, Shi. Tapi, ini orang maksa banget mau ikut.”

Tak di pungkiri Shiena juga sependapat dengan sahabatnya. Ekspektasinya hanya dia berdua dengan Diandra jalan-jalan ke salah satu wisata terkenal di desanya. Motoran sambil menghirup udara bebas biar bebannya sedikit terangkat.

Tapi, ini yang menjadi bebannya, kok, malah ikut. Kan jadi tambah beban saja.

“Udah kan?” Malik menginterupsi keduanya yang sepertinya kurang nyaman ada dirinya ikut. Tapi, dasarnya Malik yang masa bodo, malah dia bangkit. “Langsung jalan, kan?!” tuh, kan tanpa basa-basi dulu, pria matang ini sudah jalan duluan.

“Nyebelin banget, deh punya Abang kek itu orang!” sungut Diandra.

“Bang Malik kenapa, sih, akhir-akhir ini tuh suka ikut campur sama urusan kita, deh, Di?” Shiena turut menuturkan unek-uneknya yang tidak mungkin dia omongin langsung ke orangnya. Kecuali, yang kemarin, sih!

Pregnant Still VirginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang