Chapter 10

43.4K 1.4K 11
                                    

Tulisan miring itu artinya tengah menceritakan kejadian lalu / flashback singkat mereka!

Happy Reading💚

•••

Hari pertama menjadi pasangan suami istri cukup membuat Shiena kagok. Biasanya bangun tidur tengok kiri-kanan tidak ada orang, nah sekarang tanpa nengok pun sudah terindikasi otomatis di otaknya bahwa dia tidak sendiri. Pelukan lemah dari seseorang dari arah belakangnya cukup memberitahu.

Shiena mengulet merenggangkan otot-otot badannya yang terasa kaku. Tanpa sadar kegiatannya itu malah membawa lengan besar di perutnya bergeser ke bawah payudaranya. Menyadari hal tersebut kepalanya memutar ke belakang seraya menahan lengan besar itu agar tidak bergerak semakin jauh.

“Bang SumSum!” pekiknya tertahan dan setelahnya merasa bodoh sendiri karena marah pada orang tidur.

SumSum alias Suami Mesum adalah panggilan baru dari Shiena untuk sang suami yang sedari kemarin terus saja membahas hal-hal mesum padanya. Bahkan sebelum tidur Shiena sempat diberi edukasi tentang hubungan seksual.

“Kenapa teriak-teriak?” suara serak basah bangun tidur Malik membuat ingatan Shiena kembali memutar tentang kejadian kemarin.

“Abang kenapa, sih, selalu bahas hal-hal mesum sama Shi? Aku jadi nggak bisa tidur gara-gara kepikiran omongan Abang. Suara Abang, tuh, terngiang terus di telinga Shi!”

Malik melayangkan tatapan tidak terima. “Hei... yang mana omongan saya mesum? Saya hanya memberi tahu edukasi hubungan seksual biar kita sama-sama tau betapa pentingnya kegiatan ini bagi pasangan suami istri.”

“Tapi tangan Abang, bisa kan jangan pegang-pegang badan, Shi?!” protesnya saat tangan Malik hendak memegang payudaranya sembari memberi penjelasan tentang rangsangan.

“Titik rangsangan kamu itu ada di payudara, tepatnya di puting. Di sentuh sedikit langsung reaksi.”

Tentu Shiena tidak tinggal diam dirinya di pegang-pegang. Beberapa kali dia memberontak dan memukul lengan Malik keras.

“Bang SumSum! Berhenti!” pekiknya.

Malik langsung berhenti dan bertanya tentang panggilan aneh Shiena yang di alamatkan padanya. “Sumsum apaan? Ngidam mau makan sumsum?”

“Suami Mesum!” jawab Shiena tanpa basa-basi yang saat itu juga menyesal lantaran melihat Malik berusaha menahan tawa yang kemudian tidak bertahan lama hingga akhirnya tawa itu pecah.

“Sini saya peluk,” Malik sudah menghentikan tawanya melihat muka cemberut sang istri. Segera saja menarik tubuh Shiena untuk di peluk. “Saya bukan bermaksud mau mesumin atau melecehkan. Saya hanya ingin kamu terbiasa sama kehadiran saya di sampingmu. Biar kamu nyaman dan nggak canggung ketika nanti berhubungan badan. Bertahap aja dulu kalau kamu belum nyaman. Dari ciuman okay!”

Dan sekarang omongan sang suami terbukti. Shiena pagi ini tidak terlalu merasa canggung dan cenderung nyaman ketika Malik memeluknya. Hanya beberapa kali tubuhnya tersentak kecil karena masih belum terbiasa. Selanjutnya dia merasa baik-baik saja dan bahkan membalas pelukan sang suami.

“Perut kamu nggak kenapa-kenapa kan?” tanya Malik khawatir karena tidak mendapat respon dari istrinya.

“Eh... nggak kok,” Shiena merasakan belain tangan Malik di atas perutnya. Belaian tangan itu memutar dan begitu lembut bergerak di atas permukaan perut buncitnya. “Cuma kaget aja tadi.”

Kekehan lirih terdengar dari bibir suaminya. Ketika melirik Malik ternyata suaminya itu masih memejamkan mata. Hanya tangannya yang masih terus bergerak.

Pregnant Still VirginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang