Chapter 18

29K 1K 16
                                    

Gambaran hari seninku (🤬😩😢😞😭😔💔)

Happy Reading🥀

•••

"Teleponnya Abang kapan kamu angkat, sih, Shiena?" tanya Diandra dengan nada lelah.

Sebagai adik dan sebagai sahabat, Diandra sedikit sulit memposisikan dirinya untuk bersikap netral pada kedua pasangan ini. Yang satu, masih labil, tukang ngambek dan satu sudah dewasa tapi sukanya buat onar. Puyeng Diandra tuh!

"Tau nggak, Abang tuh tiap hari nanyain kamu sama aku. Tiap menit malah nanya mulu soal kondisi kamu gimana, jadi please dong angkat telepon Abang kalo dia nelpon lagi," Diandra memohon banget untuk yang satu ini.

Shiena tak memberi jawaban selain melirik sebal pada sahabatnya yang beberapa hari belakang ini begitu cerewet memberitahunya ini.. itu.

"Kamu masih marah soal waktu itu?" tanyanya hati-hati. Karena memang masalah ini cukup sensitif juga. "Kan Abang udah jelasin gimana kejadian aslinya. Setidaknya Abang berusaha bertanggung jawab, Shi."

"Gara-gara ini, aku di gosipin sama anak-anak kalo aku hamil diluar nikah, Di! Aku oke kalo seandainya cuma 1 atau 2 orang aja yang ngomong gitu, tapi... ini... hampir seluruh angkatan yang ngomong, Di!" seru Shiena yang terlihat begitu frustasi.

Keadaan rumah posko yang sepi membuat keduanya leluasa membahas topik ini. Kebetulan sekali mereka berdua mendapat giliran memasak, jadi mereka tetap tinggal di posko. Sedangkan teman yang lain pergi bertugas.

Perihal gosip tentang dirinya itu Shiena ketahui ketika tidak sengaja menguping perbincangan teman seposkonya. Saat kejadian, Shiena yang pulang ke posko hendak mengambil sesuatu yang tertinggal tiba-tiba mendengar namanya disebut dan tentang kehamilannya yang menonjol.

Walaupun mereka tahu kalau Shiena sudah bersuami, namun tetap saja gosip tentang dirinya hamil diluar nikah itu tak berhenti di bahas oleh mereka.

"Kamu percaya takdir 'kan, Shi?" tanya Diandra. "Kalau kamu merasa tidak adil dan menyalahkan siapapun yang bikin kamu seperti ini, pasti kamu akan selalu merasa kesulitan. Semua yang terjadi sudah pasti atas persetujuan dari Tuhan, Shi," ucap Diandra bijak.

Mungkin ada yang berpikir 'si Diandra pintar ngomong doang, karena nggak ngalamin'. Tapi dibalik tingkahnya yang semberono, ceplos-ceplos, dia sebenarnya sosok yang bijaksana dan apa adanya.

"Takdirmu seperti ini, berarti Tuhan percaya kamu bisa dan sanggup lewatin semuanya. Buktinya sekarang... ditengah kesusahan itu, Tuhan menghadirkan sosok suami untuk menemani, dan sosok itu adalah Bang Malik. Yang ternyata memang ayah dari bayi di perut kamu," jelas Diandra. "Ambil hikmahnya aja, Shi. Soal gosip temen-temen cukup kamu terapkan masuk kuping kiri-keluar kuping kanan. Lagian kita enggak lama lagi lulus, jadi sayang banget kalo gara-gara itu kamu malah drop."

Shiena yang mendengar kalimat terpanjang Diandra tercengang. Tidak menyangka sahabatnya itu mampu mengeluarkan kata-kata itu demi mengembalikan semangatnya, dan memang itu ampuh. Sekarang Shiena mulai tersenyum dan menggoda sahabatnya.

"Kayaknya kamu udah bisa nikah juga, deh, Di."

"Bisa, sih. Tapi nanti aja deh, soalnya mau memperkaya diri dulu," tukasnya, dan bersamaan dengan itu terdengar salam dari luar.

"Siapa, ya?" keduanya saling melempar tanya.

"Kamu yang liat, deh, Di. Aku males gerak," titah Shiena, dan tanpa kata Diandra bangkit.

Kemudian tak lama, terdengar pekikan dari sahabatnya itu membuat Shiena buru-buru bangkit hendak memastikan sendiri apa yang terjadi.

"Bang Malik!"

Pregnant Still VirginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang