Lizzy tidak mau berurusan dengan bangsawan aneh itu. Apalagi bila pembicaraan mereka tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan. Entah apa tujuan Gerald mengajaknya makan siang. Tapi bila ketahuan Emily, bukan tidak mungkin Emily akan membatalkan pesanannya dan mempermalukan nama Ariana Langdon di depan publik karena memiliki asisten genit.
"Aku tidak mengerti maksud Anda, Sir," ujar Lizzy.
"Apa kau takut pada pacarmu?"
Lizzy mengambil napas dahulu sebelum menjawab, "Tidak, Sir." Pacar tak kasat mata.
"Kalau begitu, makan sianglah denganku."
"Dia sudah ada janji denganku, Gerald," kata seorang pria yang tiba-tiba muncul.
Gerald menoleh dan menemukan Jeremy sedang berjalan ke arahnya bersama Greg. "Oh, ya?" Gerald menyipitkan kedua matanya. "Lucu sekali karena tadi Elizabeth amat menyayangi burger-nya."
Jeremy tertawa. "Kau memang pintar sejak dulu," pujinya. "Tapi sudahlah, Gerald. Jangan kau goda dia."
"Hei, aku tidak sedang menggodanya, Jer. Dia butuh asupan gizi yang banyak untuk membuat sebuah gaun dan menggambar desain bajuku," kata Gerald beralasan.
"Come on. Kau tak datang kemari sendirian hanya demi memberikan makanan sehat untuk Lizzy, kan? Kau pasti memiliki niat khusus."
"Hmmm... Kau memang pintar membaca rencanaku sejak dulu, Jer."
"Siapa yang tidak kenal Gerald Spencer, Si Penakluk Wanita, di kampus?" Jeremy tertawa puas.
"Stop it. Aku sudah tobat," Gerald memberikan senyuman malaikatnya.
"Ya, ya," Jeremy menepuk-nepuk pundak sobat lamanya. "Perkenalkan, ini pacarku, Greg."
Gregorio tersenyum ramah kepada Gerald. "Hello," sapanya dari sebelah Jeremy. "Nice to meet you, Sir."
"Oh, tak perlu sopan begitu," ujar Gerald.
"Anda adalah customer kami. Sudah sepantasnya kami memanggil Anda seperti itu," balas Greg. Tak lupa dia melirik Lizzy yang telah lebih dulu menatapnya.
Gerald mengangguk mengerti. "Kau yakin ingin makan burger-mu, Elizabeth?" tanyanya sekali lagi kepada Lizzy.
"Yes, Sir," jawab Lizzy mantap.
"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa."
Setelah Gerald berlalu dan tidak nampak lagi, Greg langsung menyerbu Lizzy. "What was that?" Kedua matanya membelalak, menandakan rasa keingintahuan yang begitu besar.
"Mana aku tahu," Lizzy kembali duduk di kursinya. Dia membuka kertas pembungkus burger dan memakan isinya dengan rakus.
"Dia naksir padamu, Lizzy!" seru Greg.
Jantung Lizzy memukul rongganya lagi tetapi dia harus tetap tenang. Berlagak tenang, lebih tepatnya. "Tidak mungkin, Greg," Lizzy bahkan tertawa kecil, meremehkan penilaian Greg.
"Kau tidak akan mau berurusan dengan Emily Foster, Liz," kata Jeremy.
"Tentu." Mengingat Emily pernah mengancamnya membuat Lizzy bergidik. "Oh! Adakah di antara kalian yang mau ikut denganku ke pesta topeng? Emily mengundangku tapi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke And I
RomanceLizzy Scott diterima bekerja di perusahaan fashion yang diidamkannya selama masa kuliah. Sebagai asisten pribadi Ariana Langdon, desainer pakaian terkenal dunia, dia sangat senang bekerja di bawah Ariana langsung karena bisa belajar lebih banyak men...