Pagi-pagi Lizzy sudah bangun karena harus mempersiapkan semua barang yang akan dia bawa ke kantor. Tak lupa, dia juga berdandan dan berpakaian rapi. Walaupun bukan dress mahal, tapi dia terlihat menarik mengenakan dress yang tadi malam dibelinya.
Ingatan tentang kejadian memalukan tadi malam muncul tetapi tidak dipedulikannya. Hal itu dikalahkan oleh semangat pagi karena mulai hari ini dia resmi bekerja di kantor Ariana Langdon.
Lizzy akan bertemu dengan Ariana setiap hari. Dia juga pasti akan banyak belajar dari desainer fashion yang kebanyakan membuat gaun tersebut. Sering sekali para selebriti Hollywood meminta Ariana membuatkan gaun atau setelan jas untuk dikenakan di red carpet seperti Nicole Kidman, Angelina Jolie, Johnny Depp, dan yang lainnya.
☕️☕️☕️☕️☕️
Lizzy ingat pesan Gregorio agar membuatkan Ariana secangkir kopi sebelum Ariana tiba. Maka masuklah dia ke dalam ruang kerja sang bos untuk melaksanakan tugasnya. Cara kerja setiap mesin pembuat kopi pada dasarnya adalah sama, sehingga Lizzy berhasil membuat kopi hitam tanpa gula dengan mudah.
Wanita muda berambut hitam itu kembali ke meja kerjanya di depan kantor Ariana. Jam masih menunjukkan pukul tujuh. Lizzy memeriksa jadwal kegiatan dan perjanjian Ariana hari ini yang ditulis dengan rapi oleh Gregorio.
"Wow! Padat sekali!" Lizzy semakin kagum pada Ariana karena dengan jadwal sepadat itu, dia masih tetap terlihat fresh. Pasti bukan hanya karena kopi. Lizzy bertanya-tanya apakah mungkin Ariana rutin minum suplemen untuk menjaga staminanya.
"Pagi, Lizzy." Suara Ariana sontak membuat pundak Lizzy melompat. Wanita cantik itu mengenakan blus model halterneck yang dipadukan dengan celana kerja dan blazer.
"Pagi, Ariana. Kopi telah tersedia di meja kerja," ujar Lizzy sopan.
"Thanks. Tunda semua jadwalku hari ini. Usahakan semuanya bisa dimasukkan ke jadwal besok atau lusa."
"Baik, Ariana."
"Jam sembilan nanti kau ikut aku meeting dengan tamu VVIP di ruangan khusus di lobi." Ariana terdiam sebentar sambil mengamati penampilan Lizzy dari atas sampai bawah. "Kau terlihat cantik," ujarnya. Dia pun tersenyum, mengibaskan rambut panjangnya yang telah digulung, lalu berlalu menuju ruang kerjanya.
Lizzy tak bisa berhenti memamerkan giginya lantaran mendengar pujian Ariana yang merupakan desainer terkenal dunia. Sebagai seseorang yang menjalani bidang fashion, Lizzy tahu model pakaian apa yang cocok untuk bentuk tubuhnya yang curvy. Lekuk tubuhnya lebih menonjol dalam balutan dress barunya. Ditambah makeup sederhana namun tepat sasaran, penampilannya bak model majalah.
Berkutat dengan jadwal Ariana ternyata tak semudah yang direncanakan. Lizzy harus menelepon satu persatu orang-orang yang bersangkutan dengan penundaan jadwal. Ada rapat yang seharusnya dilaksanakan setengah jam kemudian, ditunda jadi besok. Lizzy kena damprat Divisi Pembelian karena mereka telah diburu-buru mencari kain yang Ariana inginkan dengan harga miring, tetapi ternyata Ariana malah memundurkan jadwalnya.
"Jika tahu begini, aku tidak akan kelimpungan dan menebalkan wajahku," kata seorang staf yang disuruh menawar harga serendah mungkin karena staf lain tidak ada yang mau melakukannya.
"Maaf sekali, Karen. Aku sendiri baru mendapat perintah dari Ariana tadi waktu beliau datang," ucap Lizzy memelas di sambungan telepon.
Karen terdiam beberapa detik. "Apa kau tahu siapa tamu VVIP yang dimaksud?"
"Aku tidak tahu. Ariana tidak memberitahuku."
"Kau tidak bertanya?"
"Tidak," jawab Lizzy sambil menggelengkan kepala. Dia lupa Karen tidak dapat melihat gerakan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke And I
RomanceLizzy Scott diterima bekerja di perusahaan fashion yang diidamkannya selama masa kuliah. Sebagai asisten pribadi Ariana Langdon, desainer pakaian terkenal dunia, dia sangat senang bekerja di bawah Ariana langsung karena bisa belajar lebih banyak men...