Chapter 14

630 29 2
                                    

Gerald bertambah semangat untuk melumat bibir Lizzy. Dia memeluk tubuh wanita itu dengan kedua lengan kekarnya, bahkan meremas bokong Lizzy sebelum mengangkatnya ke atas meja kerja Ariana. Tak lupa dilebarkannya kedua paha Lizzy dan memposisikan dirinya sendiri di antaranya.

Ciuman Gerald beralih ke leher Lizzy, membuat Lizzy menahan napas. Belum pernah dia dicium seperti itu oleh siapapun. Kedua tangannya berpegangan pada tepi meja, sementara matanya mengerjap-ngerjap. Kehangatan bibir Gerald menjalar ke seluruh tubuhnya, sehingga dia memejamkan mata.

Gerald terus melancarkan aksinya di leher hingga ke pundak Lizzy, sesekali menghisap dan menggigit kecil kulit wanita itu, membuat Lizzy melenguh. Lizzy telah membuatnya gila dan lupa bahwa dirinya adalah seorang Duke yang memiliki calon Duchess.

Tiba-tiba seorang pria menerobos masuk dan segera menarik badan Gerald agar terpisah dari Lizzy. "Lepaskan dia!" teriaknya galak. Tanpa menunggu lagi, dia menjotos wajah Gerald sampai bangsawan itu terjatuh, lalu menghantamnya sekali lagi di lantai. Tak cukup, dia mengambil kerah polo shirt Gerald dan siap menghajarnya lagi.

"Stop!" Lizzy berusaha menghentikan serangan pria itu terhadap Gerald.

"Don't you ever touch her!" Orang itu meninju tulang pipi Gerald sebanyak dua kali hingga memar.

Keributan mereka terdengar ke luar, sehingga beberapa orang mulai berkumpul untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Mereka menonton dari luar kantor Ariana dan berbisik satu sama lain.

"Jeremy, stop!" pekik Lizzy ketika Jeremy mengangkat tangannya kembali. Dia tak menyangka akan ada kejadian seperti ini.

Gerald bangkit berdiri dan mundur dua langkah. Dia tak berniat membalas jotosan Jeremy. Namun, sebaliknya, Jeremy sangat ingin menghajar Gerald lagi. Dia kembali maju mendekati Gerald.

"Stop it, please!" pekik Lizzy lagi.

Akhirnya, suara Lizzy berhasil didengar oleh Jeremy. Pria itu pun menghentikan aksinya. Napasnya tersengal-sengal akibat mengerahkan tenaga untuk memukul temannya sendiri. Dia boleh menyukai sesama jenis, tetapi dia tetap seorang pria berbadan tegap yang memiliki otot. Jeremy mundur, menjauhkan diri dari Gerald dan Lizzy. "Apa yang kau pikirkan?" tanyanya sengit kepada Gerald.

Gerald meringis, menahan sakit di bawah matanya. Sudah dua kali Jeremy menghajarnya seperti ini. Sebelumnya, mereka bahkan sampai berkelahi lantaran memperebutkan seorang gadis di kampus. Saat itu Jeremy masih belum menerima jati dirinya yang merupakan seorang gay.

Gerald dan Jeremy disukai banyak wanita karena perawakan mereka yang tinggi langsing. Ditambah wajah yang tampan sempurna, mereka sangat populer di kampus. Meski bukan keturunan ningrat pun, Jeremy dapat membuat para perempuan histeris.

"Ini salahku," ucap Lizzy. "Aku minta maaf. Permisi," Lizzy segera pergi meninggalkan mereka berdua, juga kerumunan penonton yang telah mengambil gambar dan video untuk diunggah ke media sosial.

🍟🍟🍟🍟🍟

Jika kejadian itu tersebar, mau ditaruh di mana muka Lizzy? Terlebih lagi, Lizzy telah mencoreng nama besar Ariana Langdon. Desainer kelas dunia itu pasti akan langsung memecatnya tanpa mendengar alasan Lizzy.

"Alasan apa yang bisa kuberi?" Lizzy putus asa. Wanita cantik itu sedang mengurung diri di dalam bilik toilet. Dia membutuhkan waktu tenang karena dipikirkan bagaimana pun, Ariana yang selalu menjunjung tinggi keprofesionalan tidak akan memaafkannya. Tak ada alasan bagi orang ceroboh seperti Lizzy. Karirnya di bidang fashion telah tamat sebelum berkembang.

"Tok, tok, tok." Suara hak sepatu terdengar oleh Lizzy. Ada tiga orang masuk ke dalam toilet. Mereka berbicara satu sama lain ketika sedang merapikan make up masing-masing di depan cermin besar.

The Duke And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang