3. Diary🌦🌦

140 91 100
                                    

"Di saat lidah kelu mengutarakan apa yang dirasa, di saat itulah aksara bisa menggantikannya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di saat lidah kelu mengutarakan apa yang dirasa, di saat itulah aksara bisa menggantikannya"

-Mia Bela-






☔️Happy Reading☔️

Kamis, 12 Juli 2018

Hari ini hujan turun sangat deras, menenggelamkan benda hidup dan tak hidup di sekitarnya. Semuanya basah, tak terkecuali aku sendiri.

Hari ini aku sangat senang, entah apa jenis perasaan yang sedang aku rasakan saat ini, aku tak mengerti. Saat pagi tadi aku terlambat sekolah, perasaanku sungguh kacau. Aku ditabrak laki-laki sampai membuat wajahku terluka. Aku melihat berandal yang berani merokok di dalam kelas. Aku pulang kehujanan sampai hari mulai gelap. Dan, yang paling tidak kusangka adalah pertemuan di bawah hujan dengan berandal baik hati itu.

Aku tidak tahu namanya, mungkin jika aku tahu ... aku akan terkagum-kagum saking indahnya. Ia memang sangat berandal, ia bisa membuat perasaan dan pikiran seseorang rumit hanya karena kehadiran dirinya, padahal nama saja tidak kuketahui, tetapi ia berani membuat aku seperti ini.

Untuk sosok yang belum aku ketahui namanya, aku mau tahu semua tentang kamu.

Raina meratapi catatan hariannya. Meskipun hari ini adalah hari yang kacau, tetapi ada satu titik di mana ia merasa sangat bahagia. Kamu siapa, ya? batin Raina mengisyaratkan akan mencari tahu tentang sosok laki-laki yang mengantarnya pulang sekolah hari ini.

"Rain, sudah malam. Tidurlah, besok sekolah." Bundanya tiba-tiba saja mengetuk pintu kamar Raina. Pasti bundanya melihat masih ada cahaya dari dalam kamar Raina.

Raina menutup buku harian itu. Ia membereskan meja belajarnya. Gadis itu mengurai rambutnya sembari berjalan mematikan lampu di dalam kamarnya, ia ingin tidur lelap malam ini.

Mungkin, mungkin ia bisa tertidur lelap, atau mungkin ia bahkan tidak bisa tertidur sama sekali. Dari luar, di teras rumah masih sangat ramai suara laki-laki. Adik Raina dan teman-teman sekolahnya sering berkumpul di rumah, mereka bermain gitar, bernyanyi, dan melakukan hal lainnya sampai larut malam, atau ditegur bunda dulu karena besok harus sekolah, baru mereka akan membubarkan diri.

Raina menikmati lagu yang sedang dimainkan oleh Marco dan teman-temannya. Ia tidak memusingkan suara bising dan lebih memilih menikmati saja suara-suara itu.

Tak butuh waktu lama, beberapa detik kemudian Raina tidak sadarkan diri, terlelap begitu saja. Mungkin mimpi indah kini sudah menghampirinya.

***

"Rain!" tegur Mawar saat Raina melamun di meja belajarnya.

Hari menunjukkan pukul 07.15, artinya tersisa lima belas menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Mawar heran melihat Raina pagi ini, tidak biasanya gadis itu datang tidak terlambat, dan sudah melamun saja saat Mawar datang.

RAIN (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang