10. Kesalahan🌦🌦

22 17 9
                                    

"Salah paham merusak segala yang diperjuangkan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Salah paham merusak segala yang diperjuangkan"

-Raina Renata-








☔️Happy Reading☔️

"Kamu langsung pulang?"

"Iya, Rain. Udah dijemput." Mawar menunjuk kendaraan orang tuanya yang sudah terparkir di depan pagar sekolah. "Mau barengan ga?" tawarnya.

"Oh ya udah, War. Kamu duluan aja, aku mau ke pasar dulu soalnya."

"Mau nyari apa?"

"Beli bahan buat bekal besok, sekalian pengen buatin Awan bekal juga."

"Ah elah, effort banget kamu, Rain," ledek Mawar. "Ya udah, aku duluan, ya."

"Iya, siapa tahu terketuk pintu lambungnya."

"Janji ga lambung?" Keduanga sama-sama terkekeh.

Perpisahan itu terjadi setelah keduanya saling melambaikan tangan. Mawar dalam sekejap menghilang dari pandangan saat sebuah mobil membawanya pergi.

"Ga kapok kamu, liat aja besok," ujar seorang gadis dari belakang Raina dan Mawar berdiri.

Raina menaiki mobil berwarna biru dengan pintu samping terbuka. Angkot yang dinaiki langsung pergi meninggalkan area sekolah setelah Raina menduduki kursi terakhir di dalam sana.

Sepuluh menit perjalanan membawa Raina ke pasar. Gadis itu memberi uang lima ribuan kepada sopir angkot yang dinaikinya.

Raina memasuki pasar untuk mencari bahan masak bekalnya besok. Ia juga berniat membawakan laki-laki incarannya bekal. Selalu banyak cara yang diusahakan Raina untuk mencapai puncaknya, mendapatkan perhatian Awan.

***

"Masak apa, Teh?" Marco yang baru selesai mandi disuguhi wangi masakan Raina.

"Gorengan tahu, kamu mau?" tawar Raina.

"Mau, Teh. Nanti aku siap-siap dulu baru makan."

Marco bergegas menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya. Hari sudah menunjukkan pukul 07.00, artinya ia harus mempercepat geraknya untuk siap-siap pergi ke sekolah.

Setelah memasukkan gorengan tahu, nasi goreng, dan telur ceplok untuk bekal Awan, Raina menyiapkan gorengan untuk adiknya. Marco sangat menyukai gorengan krispi yang dibuat Raina, rasanya tidak pernah gagal.

"Co, Teteh nebeng kamu, ya, ke sekolah."

"Iya, siap."

Dua kakak beradik itu sangat akur pagi ini. Bagian perang belum dimulai pada bab ini. Pada bab sepuluh ini masih menampilkan wejangan manis untuk pembaca, harap bersabar, ya.

RAIN (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang