12. Sunyi🌦🌦

21 13 8
                                    

"Bagaimana bisa cemburu ataupun marah, sedang hubungan saja kita tidak ada?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana bisa cemburu ataupun marah, sedang hubungan saja kita tidak ada?"

-Raina Renata-






☔️Happy Reading☔️


"Gimana, Rain?" Mawar menanyakan hasil dari perjuangan Raina kemarin.

"Ga gimana-gimana, War," jawab Raina lesu.

"Si Awan gapapa?"

"Ga tau."

Raina terlihat sangat lesu hari ini, tidak seperti hari-hari menyenangkan sebelumnya. Keadaan gadis kuncir kuda itu seperti anak ayam sakit.

Mulutnya diam, badannya lesu, tidak bersemangat. Namun, di dalam kepalanya sangat ricuh, ia hanya berdebat dengan dirinya sendiri.

"Dia benci ga, ya?" monolog Raina yang bisa didengar Mawar di sampingnya.

Mawar menatap sahabatnya. "Awan?"

"Iya," jawab Raina lesu. "Kemaren aja temen-temennya marah banget sama aku."

"Kamu dimarahin?" Mawar dengan nada tak terima. "Siapa yang marahin kamu, Rain?" tanyanya.

"Temennya Awan. Pasti mereka juga khawatir banget sama Awan."

Raina tertunduk. Ia memainkan ujung kukunya, tidak tahu harus merutuki dirinya bagaimana lagi. Ia terus berpikiran buruk saat ini. Terlebih ia tidak tahu keadaan Awan sekarang.

"Kamu ga coba jelasin?" Mawar memberi saran. "Kan, kamu ga salah, Rain."

"Aku udah gatau mau bilang apa, War. Gimana mereka aja anggap aku gimana."

Percuma menjelaskan sesuatu panjang lebar jika orangnya saja tidak ingin mendengar. Biar saja mereka mengganggap bagaimana. Sudah tidak ada energi lagi untuk menjelaskan hanya demi pengakuan kita benar atau salah di mata mereka.

"Siapa, sih, yang marahin kamu?"

Sahabatnya itu ikut kesal mendengar pernyataan Raina. Laki-laki mana yang berani memarahi Raina hanya karena kesalahpahaman ini.

"Udahlah, War. Dia ga salah juga, dia cuma khawatir ke sahabatnya. Aku juga kalo diracunin pasti kamu marah, kan, ke orang yang ngeracunin aku." jelas Raina.

"Tapi, kan, kamu ga ngeracunin, Rain," tegas Mawar.

"Capek juga, War." Raina kembali tertunduk lesu.

Mawar menunjuk seseorang yang tengah berjalan menyusuri koridor sekolah, dengan keadaan baik-baik saja seperti biasanya. "Eh, itu Rain."

Sorot mata Raina mengikuti arah telunjuk Mawar. Ia meratapi dari ujung kaki sampai ujung rambut sosok itu. Tidak ada yang terlihat aneh, semuanya baik-baik saja.

RAIN (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang