Chapter 14

2.7K 237 92
                                    

Kencan pertama mereka berjalan dengan mulus walaupun sempat terjadi kecanggungan diantara keduanya. Setelah kembali dari taman bermain awalnya Hinata ingin langsung kembali ke sekolah namun sering kali perkataan berbeda dengan apa yang dilakukan karena saat diperjalanan pulang mereka berdua terjebak untuk menikmati festival yang diadakan di persimpangan jalan.

Hinata yang terlihat penasaran sekaligus bersemangat membuat Megumi yang melihatnya langsung mengajak gadis itu untuk menikmati festival tersebut. Dan tentu saja Hinata tidak menyia-nyiakan ajakan Megumi hingga melupakan kecanggungan yang awalnya mendera mereka dengan kembali menghabiskan waktu bersenang-senang menikmati festival itu.

Bahkan terlalu asyik keduanya hingga lupa waktu. Baik Hinata maupun Megumi baru saja menyadari bahwa mereka berdua telah benar-benar terlambat saat waktu bahkan sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Bergegas pulang keduanya pada akhirnya sampai di sekolah tepat pukul sepuluh malam. Seharusnya di jam seperti ini para murid tidak boleh lagi berkeliaran di luar sana karena akan ada hukuman yang menanti mereka jika ada yang tidak mematuhi itu. Namun beruntungnya Hinata dan Megumi berhasil menyelinap masuk tanpa diketahui siapapun.

Hinata berjalan bersisian dengan Megumi menuju asrama mereka. Tidak ada yang membuka suara saat keduanya hanya berjalan dalam diam menikmati kesunyian yang melanda mereka. Namun walaupun begitu tidak dapat dipungkiri jika perasaan senang masih terlalu memenuhi keduanya.

Tidak hanya Hinata bahkan Megumi juga merasakan hal itu.

Keduanya melangkah dengan tenang hingga saat suara dering ponsel Hinata memecah kesunyian diantara mereka Hinata langsung menghentikan langkahnya membuat Megumi juga ikut berhenti.

Megumi menatap kearah Hinata melihat bagaimana wajah cantik itu yang terlihat merengut saat menatap benda persegi ditangannya.

Sedangkan Hinata gadis itu mempoutkan bibirnya malas menatap nama yang tertera dilayar ponselnya.

Gojo Saturo, satu nama yang berhasil membuat mood Hinata langsung memburuk. Awalnya Hinata ingin untuk tidak mengangkat panggilan dari bajingan tengik itu namun ia masih mengingat dengan jelas ancaman tidak tau malu Gojo yang mengatakan padanya jika Hinata berani mengabaikan panggilannya maka Gojo akan menyelinap masuk kedalam kamarnya.

Memang benar-benar bajingan tengik tidak tau diri.

Hinata mendongak menatap kearah Megumi yang juga sedang menatapnya, ia tersenyum tipis masih mengenggam ponsel ditangannya yang masih berdering.

"Sebentar ya."

Megumi menganggukkan kepalanya membuat Hinata langsung berjalan menjauh mengangkat panggilan dari makhluk paling menyebalkan yang ada di muka bumi.

Hinata mendengus saat mendengar suara menyebalkan itu disebrang sana menyapanya dengan panggilan yang membuat Hinata ingin segera memusnahkan bajingan tengik itu.

Hinata memutar bola matanya malas menanggapi panggilan tidak tau malu itu.

"Ada apa?" Tanyanya ketus, lebih tepatnya malas

Terdengar suara kekehan ringan disebrang sana dan Hinata mengumpat dalam hati jika seandainya bajingan tengik itu menelponnya untuk sesuatu yang tidak penting maka Hinata berjanji akan menghajar pria bajingan itu besok.

"Ayo berkencan Hinata-chan?"

Dan saat ajakan riang itu memenuhi gendang telinganya Hinata langsung memejamkan matanya menahan kekesalan yang memenuhi dirinya. Memang bajingan tengik tidak tau diri, seperti yang Hinata pikirkan bajingan tengik itu menelponnya untuk sesuatu yang tidak berguna.

Thrown Into Another Dimension ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang