Chapter 7

3K 258 36
                                    

Hinata terus saja melemparkan tatapan tajamnya kepada pria bajingan yang kini berjalan disampingnya. Setelah membuat Hinata emosi pria sialan itu malah dengan seenak jidat menarik Hinata untuk ikut bersamanya.

Awalnya Hinata menolak, tentu saja. Lagipula Hinata masih sangat waras untuk tidak mengikuti pria bajingan mesum itu namun ancaman yang keluar dari bibir tipis bajingan itu membuat Hinata mau tidak mau terpaksa menurutinya.

Pria bajingan itu jelas tau jika Hinata tidak memiliki apapun saat ini dan entah bagaimana caranya pria sialan itu seolah bisa membaca pikirannya yang begitu takut menjadi gelandangan. Mengancamnya dengan mengeluarkan dirinya dari sekolah ini pria bajingan itu telah berhasil mengontrol Hinata membuat Hinata kini menjadi layaknya boneka.

Sialan! Untuk kesekian kalinya Hinata terus merutuki bajingan mesum itu.

"Hati-hati nona, jika kau terus menatapku seperti itu aku takut kau akan jatuh cinta padaku." Gojo berseru ringan tanpa menoleh kearah Hinata yang kini mengeluarkan ekspresi jijik yang begitu kentara diwajahnya

Hinata mendecih sinis memalingkan wajahnya menatap lurus kedepan terlalu mual untuk melihat wajah menyebalkan pria mesum bajingan itu. Selain mesum bahkan tingkat kepercayaan diri pria sialan itu berada di titik yang tidak tertolong.

Lagian siapa juga gadis waras yang akan menyukai pria mesum gila seperti bajingan tengik itu. Hinata tidak segila itu hingga harus menyukai bajingan sepertinya disaat dunia masih dipenuhi dengan berbagai macam lelaki yang jauh lebih baik dibandingkan bajingan tengik disampingnya ini.

Gojo yang menyadari bahwa perkataannya telah berhasil memancing emosi gadis disampingnya hanya menarik sudut bibirnya. Entah kenapa ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menggoda gadis mungil disampingnya ini karena sungguh reaksi yang gadis itu keluarkan sangat menyenangkannya.

Seperti yang Gojo katakan dulu jika dirinya seolah mendapatkan mainan baru dengan terus menggoda gadis bersumbu pendek seperti Hinata. Emosi yang gadis itu keluarkan dengan beribu kata umpatan yang gadis itu layangkan untuknya selalu berhasil membuat Gojo terhibur.

"Kau ingin makan sesuatu?" Gojo kembali membuka suara melirik kearah Hinata yang memasang wajah masam

Hinata melirik sekilas kearah Gojo mendengus jijik saat melihat senyum lebar yang pria itu lemparkan kepadanya. Sungguh Hinata tidak pernah membenci melihat orang tersenyum tapi untuk bajingan yang satu ini adalah pengecualian karena Hinata benar-benar tidak menyukai senyum yang pria itu tebarkan.

"Tidak." Tolak Hinata dingin kembali melanjutkan langkahnya

"Tapi aku lapar." Gojo kembali bersuara namun kali ini diselingi nada manja yang berhasil membuat Hinata seketika menghentikan langkahnya melayangkan tatapan tajamnya kepada bajingan tengik didepannya

Gojo tersenyum manis menatap Hinata dengan wajah tampannya yang dibuat sepolos mungkin "Aku lapar Hinata-chan." Ulangnya lagi dengan suara yang dibuat-buat semakin manja

Kedutan di pelipis Hinata kembali muncul dengan telinganya yang berdengung hebat mendengar suara menjijikkan bajingan itu.

"Katakan apa tujuanmu mengajakku keluar hanya untuk ini huh?!" Hinata bertanya mencoba merendam emosinya yang mulai memuncak

Sungguh, Hinata bukan orang yang mudah tersulut emosi tapi berhadapan dengan bajingan tengik didepannya ini Hinata tidak dapat mengontrol sama sekali emosinya yang selalu saja berhasil dipermainkan.

Sikap tenang khas Hyuga yang selama ini ia dapatkan hilang begitu saja saat Hinata berhadapan dengan pria bersurai putih ini.

"Apa maksudmu Hinata-chan? Aku tidak mengerti sama sekali." Gojo berseru pelan menatap wajah cantik Hinata dengan senyum polosnya

Thrown Into Another Dimension ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang