Chapter 12

2.6K 235 57
                                    

Megumi melirik sekilas kearah gadis yang duduk disampingnya, wajah cantiknya yang terpapar sinar matahari dengan angin sejuk yang menerbangkan beberapa helai rambut indigo panjangnya menjadi pemandangan indah bagi manik biru tuanya.

Sadar atau tidak tapi Megumi sama sekali tidak bisa melepaskan pandangan matanya dari pemandangan wajah ayu gadis yang duduk disampingnya.

Wajah cantik dengan fitur wajah lembut entah kenapa membuat Megumi betah untuk berlama-lama menikmati pemandangan wajah cantiknya. Ia tidak mengerti apa yang terjadi padanya tapi satu hal yang pasti Megumi tidak bisa menahan diri untuk tidak memandang wajah cantik itu.

"Jika kau terus menatapku seperti itu kau akan jatuh cinta padaku Fushiguro."

Hinata menoleh menatap kearah Megumi yang terlihat terkejut, wajah tampan yang biasanya terlihat datar itu kini terlihat kaku dengan sedikit rona merah yang menghiasinya.

Megumi segera memalingkan wajahnya menatap kearah lain saat ia telah tertangkap basah melihat wajah cantik Hinata. Sungguh sampai saat ini Megumi tidak tau apa yang terjadi padanya tapi setelah aksi heroik Hinata yang melawan makhluk kutukan itu seorang diri dan bagaimana gadis itu yang tetap menepati janjinya karena telah kembali tanpa terluka membuat Megumi merasakan perasaan berbeda saat melihat Hinata.

Megumi tidak mengerti, perasaan ini terlalu asing baginya tapi sejak saat itu Megumi sadar jika ia tidak bisa mengalihkan pandanganya jika ia bersama dengan Hinata.

Seolah ada magnet tidak kasat mata yang terus menerus menarik Megumi untuk masuk kedalam pesona mematikan yang gadis itu miliki dan terus memperhatikannya.

Menyadari kecanggungan yang menimpa keduanya Hinata melirik sekilas kearah Megumi yang masih membuang pandangannya kearah lain. Berdeham pelan Hinata kembali membuka mulutnya mencoba bersikap sesantai mungkin.

"Dimana yang lain? Kenapa lama sekali." Hinata menggerutu pelan menyadari bahwa dua rekannya yang lain belum juga menunjukkan batang hidungnya setelah tadi izin untuk membelikan minuman

Entah apa yang sedang dilakukan keduanya yang jelas Hinata benar-benar berharap jika kedua orang itu segera menunjukkan batang hidungnya dan memecah kecanggungan diantara mereka.

Sebenarnya gerutuannya itu hanya sebagai pengalihan karena jujur saja entah kenapa setiap kali Hinata duduk berdua seperti ini bersama Megumi Hinata selalu merasakan perasaan aneh. Bukan perasaan aneh seperti ia mulai menyukai pria itu tapi perasaan aneh karena tatapan yang terus-menerus Megumi lemparkan untuknya.

Hinata tidak bodoh untuk tidak mengetahui jika selama ini Megumi terus memperhatikannya, entah itu saat mereka sedang berdua atau dikeramaian sekalipun.

Perasaan ini agak sedikit menganggu Hinata karena jujur saja ia mulai berpikir jika pria itu terlihat seperti menyukai-nya. Tapi Hinata tidak ingin berbesar kepala terlebih dahulu, lagipula mana mungkin pria seperti Megumi menyukai gadis seperti Hinata.

Itu jelas tidak mungkin, Hinata tidak merasa jika dirinya memiliki sesuatu yang bisa disukai oleh para pria. Bahkan kisah romansa-nya dulu juga tidak berjalan dengan baik saat cinta Hinata bertepuk sebelah tangan. Hal itu sudah menjadi bukti bahwa Hinata sama sekali tidak memiliki pesona yang bisa menarik pria untuk menyukainya.

"Hinata."

Tersentak dari lamunannya Hinata menoleh menatap kearah Megumi yang kini menatapnya, wajah meronanya telah hilang digantikan wajah datarnya seperti biasa namun tatapan mata yang pria itu lemparkan padanya berhasil membuat Hinata tertegun sejenak.

Otaknya mulai berpikir apa yang ingin dikatakan pria dingin seperti Megumi ini.

"Y-Ya.."

Hanya itu yang bisa Hinata katakan. Dan Hinata merutuki dirinya yang tiba-tiba saja berubah gagap.

Thrown Into Another Dimension ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang