Chapter 4

3.5K 324 41
                                    

Hinata berjalan dengan sedikit kesusahan saat kedua tangannya telah penuh dengan begitu banyak barang hasil belanja gila-gilaan pria aneh yang berjalan didepannya itu. Walaupun kenyataannya Hinata mengakui jika pria itu memiliki niat baik tapi tetap saja ini sudah terlalu berlebihan. Hinata benar-benar kesusahan membawa begitu banyak barang belanjaan ini dengan kedua tangannya dan pria itu malah dengan santai berjalan seorang diri tanpa berniat membantunya.

Hinata tidak tau sudah berapa banyak sumpah serapah yang keluar dari mulutnya yang selama ini tidak pernah mengumpat namun sekarang Hinata benar-benar tidak bisa menahan mulutnya untuk terus saja mengumpat dan menggerutu sepanjang perjalanan mereka menuju sekolah penyihir Jujutsu.

Seperti yang telah ia sepakati dengan pria aneh bersurai putih itu jika Hinata akan menjadi siswi baru untuk kelas pertama. Dan itu artinya Hinata akan kembali belajar bersama remaja yang berusia lima atau enam belas tahun.

Walaupun saat ini umur Hinata yang sebenarnya sudah hampir menginjak dua puluh tahun tapi pria itu malah dengan seenak jidat menyuruh Hinata untuk berpura-pura sebagai remaja berusia enam belas tahun.

Walau nyatanya Hinata merasa sedikit enggan karena harus menipu tentang umurnya tapi tidak ada yang bisa Hinata lakukan selain menyetujui perkataan pria itu. Lagipula hanya ini satu-satunya cara agar Hinata bisa hidup dengan tenang tanpa perlu memikirkan bahwa ia akan menjadi pengemis diluar sana walaupun Hinata sedikit tidak yakin jika kehidupannya di sekolah penyihir ini benar-benar dikata aman.

Tujuan didirikan sekolah ini adalah untuk memberantas makhluk kutukan dan itu artinya tepat setelah Hinata menginjakkan kakinya ketempat ini dan menjadi salah satu murid dari sekolah penyihir ini maka itu artinya Hinata akan terus berhadapan dengan para makhluk kutukan itu.

Makhluk yang sama seperti makhluk yang ia lawan di taman sakura beberapa saat yang lalu.

"Apa yang kau pikirkan hm?"

Suara ringan itu mengalun ditelinganya berhasil membuat Hinata tersentak kaget dan langsung menoleh melihat kearah pelaku yang kini berjalan bersisian disampingnya menatapnya dengan senyum lebar memuakkan itu.

Hinata mendengus samar berusaha merendam kekesalannya terhadap pria aneh itu "Bukan urusanmu." Jawab Hinata dingin

Mendengar jawaban ketus itu sudut bibir Gojo semakin tertarik keatas dan ia jelas menyadari jika gadis disampingnya ini memang sedang kesal kepadanya. Ayolah Gojo itu sebenarnya orang yang sangat peka tapi ia hanya sering berpura-pura tidak peka saja terlebih dalam urusan menyangkut wanita.

"Wajahmu terlihat menggerikan kau tau?" Gojo kembali bersuara memecah keheningan diantara keduanya namun sepertinya perkataannya malah semakin membuat rasa kesal gadis disampingnya itu semakin menjadi-jadi

"Wajahku memang seperti ini Gojo-san." Ujar Hinata sekenanya berusaha sebisa mungkin untuk merendam amarahnya

Lagipula tidak ada gunanya Hinata membuang tenaganya untuk kesal terhadap pria setengah waras seperti pria yang sedang berjalan disampingnya ini.

Melihat respon gadis itu membuat Gojo semakin menarik sudut bibirnya "Tapi walaupun begitu kau memiliki tubuh yang cukup bagus." Ujarnya santai dengan senyum lebarnya

Tanpa Gojo sadari kerutan kekesalan tercetak jelas dikening Hinata yang tertutupi poni.

"Ternyata kau cukup mesum juga Gojo-san." Respon Hinata datar

Mendengar itu Gojo terkekeh pelan mengibaskan tangannya saat satu tangannya yang lain ia masukkan kedalam saku celananya "Aku pria normal Hinata-chan tentu saja aku harus mesum kalau tidak aku tidak akan bisa memproduksi keturunanku." Seru Gojo blak-blakan

Thrown Into Another Dimension ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang