Chapter 8

2.8K 265 42
                                    

Setelah insiden memalukan dimana Hinata yang terpaksa harus mencium bibir pria tengik sialan itu ditengah kerumunan manusia yang menyaksikannya di restoran mewah itu Hinata benar-benar tidak mau untuk berbicara sepatah katapun dengan bajingan tengik itu.

Walaupun sedari tadi Gojo terus saja mengajaknya bicara tapi Hinata memilih diam dibandingkan harus emosi karena meladeni pria setengah waras itu.

"Kau mendiamiku Hinata-chan." Gojo berseru sedih dengan wajah memelasnya mencoba menarik perhatian gadis mungil yang berjalan disampingnya namun lagi-lagi diabaikan begitu saja

Jangankan menggubris Gojo menganggapnya saja tidak. Kini Gojo diperlakukan selayaknya makhluk tidak kasat mata oleh Hinata.

Gojo mendengus sebal melihat bagaimana Hinata yang mengabaikannya. Padahal mereka telah berciuman untuk kedua kalinya tapi gadis itu malah dengan seenak jidat mengabaikan pria tampan seperti Gojo.

Andaikan Hinata tau jika Gojo memiliki begitu banyak penggemar diluar sana dan Gojo yakin seratus persen jika Hinata mengetahui itu Hinata akan merasa bangga karena pria tampan seperti Gojo terus menerus berusaha menempel padanya.

Gojo sadar tingkahnya terhadap Hinata itu berbeda. Walaupun ia memang kerap kali berlaku tidak normal tapi untuk Hinata adalah pengecualian, seumur hidup Gojo tidak pernah melakukan hal tidak bermoral dengan muridnya sendiri tapi Hinata adalah pengecualian karena alih-alih menganggap gadis itu sebagai muridnya Gojo lebih menganggap Hinata sebagai seorang gadis.

Ya, gadis yang berhasil membuat Gojo untuk pertama kalinya tertarik dengan yang namanya kaum hawa.

Sejak awal Gojo melihat Hinata yang bertarung dengan para makhluk kutukan itu Gojo sudah dibuat terpesona dengan gerakan indah saat gadis itu dengan mudah mengalahkan semua makhluk kutukan itu dalam sekejap mata.

Gojo tidak mengerti namun semua yang dilakukan Hinata pada saat itu berhasil membuat ia terpesona.

"Hinata-chan ayolah jangan diam saja, kau masih marah padaku? Padahal kau sendiri yang menciumku di restoran tadi." Gojo kembali bersuara memecah keheningan diantara mereka

Hinata mencoba untuk tidak emosi dan memilih mengabaikan pria tengik disampingnya itu. Memikirkan tentang kejadian di restoran tadi berhasil membuat Hinata malu setengah mati. Seumur hidup Hinata ini kali pertama ia melakukan hal tidak bermoral seperti itu di depan banyak orang dan lagi apa yang ia lakukan kepada bajingan tengik itu telah berhasil membuat mereka menjadi bahan tontonan dengan Hinata yang menjadi bahan pembicaraan karena sikap beraninya.

Hinata bahkan tidak tau harus menaruh kemana lagi wajahnya saat pelayan yang dipanggil Gojo terus menerus melemparkan senyum jenaka kepadanya tepat setelah Gojo melepaskan ciuman itu.

Mengingatnya saja berhasil membuat wajah Hinata kembali memerah, entah karena emosi ataupun karena malu Hinata tidak tau.

"Hinata-chan."

Gojo tidak menyerah saat ia terus menerus mengajak bicara Hinata namun delikan tajam yang dilemparkan gadis itu padanya membuat Gojo langsung menyengir lebar. Setidaknya Hinata telah menolehkan wajah cantiknya itu kepadanya.

"Jangan marah nanti wajahmu akan dipenuhi keriput." Lanjut Gojo

Hinata hanya mendengus sama sekali tidak menggubris Gojo yang terus menerus mengoceh disampingnya. Mengabaikan Gojo yang mungkin mulutnya telah berbusa karena terus mengoceh tidak jelas sepanjang perjalanan.

Hinata hanya perlu bersabar menghadapi pria berisik seperti Gojo hingga pada akhirnya buah dari kesabarannya terbayar begitu Hinata melihat Gojo yang berhenti tepat disebuah bangunan.

Thrown Into Another Dimension ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang