Chapter 5

3.4K 311 44
                                    

Hinata menatap lekat kearah benda persegi yang ada ditangannya. Sampai saat ini Hinata masih tidak mengetahui apa fungsi benda persegi ditangannya ini, tidak hanya itu bahkan Hinata tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan benda persegi ini.

Setelah pertandingan kemarin ia yang langsung diantar ke kamar asramanya oleh Gojo, pria bersurai putih itu langsung memberikan benda persegi ini kepadanya dan tanpa menjelaskan lebih lanjut apa fungsi benda itu pria aneh itu langsung melenggang pergi.

Jika di ingat-ingat pria setengah waras itu hanya mengatakan bahwa didalam sana telah terdapat nomor pria bersurai putih itu yang bisa Hinata gunakan untuk menghubungi pria itu jika sewaktu-waktu ia merindukan pria setengah waras itu.

Sinting! Apa pria sialan itu berpikir jika Hinata akan merindukannya begitu? Sampai kapanpun Hinata tidak akan merindukan pria setengah waras seperti dirinya.

"Benda tidak berguna, apa lebih baik aku buang saja?" Gumam Hinata menghela nafas pelan menatap datar benda persegi ditangannya

Duduk seorang diri di tangga yang berada di halaman tempat kemarin Hinata yang bertarung dengan salah satu senpai-nya Hinata hanya bisa menguap bosan.

Hinata telah benar-benar terlihat seperti seorang siswi di sekolah penyihir ini saat kini ia telah memakai pakaian yang dikhususkan untuk digunakan oleh para siswa.

Sebenarnya jika boleh jujur Hinata sedikit risih dengan penampilannya kali ini, karena entah apa yang pria bersurai putih itu pikirkan hingga memberikan pakaian sekolah yang cukup minim untuknya.

Seragam croptop lengan panjang yang dipadukan dengan rok mini yang bahkan hanya sanggup menutupi setengah pahanya. Hinata benar-benar tidak habis pikir melihat seragam sekolah yang pria bersurai putih itu berikan.

Dan saat Hinata meminta seragam yang lebih tertutup pria setengah waras itu dengan enteng mengatakan bahwa hanya ini satu-satunya seragam wanita yang tersisa.

Benar-benar menyebalkan!

Untung saja Hinata memiliki pakaian yang bisa ia gunakan sebagai dalaman sebelum memakai seragam croptop itu jadi ia tidak perlu terlalu khawatir bajunya akan terlihat terlalu terbuka. Dan untuk rok mini Hinata telah memiliki antisipasi dengan memakai celana mini hitam didalamnya.

Menghela nafas lagi-lagi Hinata hanya bisa menguap bosan menatap lurus halaman luas didepannya. Hinata bingung, ini adalah sekolah tapi kenapa mereka tidak belajar seperti siswa yang berada di akademi? Hinata bahkan sudah duduk selama satu jam lebih di halaman ini dan ia tidak melihat satu orangpun siswa yang berkeliaran didepan matanya.

Ia benar-benar tidak mengerti bagaimana konsep sekolah yang ada di dunia ini.

"Apa yang kau lakukan?"

Hinata tersentak kaget saat seseorang berbisik ditelinganya. Ia menoleh memundurkan sedikit tubuhnya menjauh menatap tajam pria yang berdiri dibelakangnya yang sedang menatapnya dengan senyum lebar.

Sialan! Kenapa dari sekian banyak orang kenapa ia harus bertemu dengan pria menyebalkan ini. Hinata menggerutu didalam hati dan langsung bangkit dari duduknya berdiri menjauh dari jangkauan pria bersurai putih yang sudah ia anggap sebagai wabah penyakit.

Memang penyakit karena Hinata sering dibuat pusing sekaligus emosi karena tingkah menyebalkannya itu. Padahal baru sehari Hinata bertemu dengan pria bersurai putih itu tapi Hinata benar-benar telah dibuat kewalahan.

Masih dengan senyum lebar yang menghiasi wajah tampannya Gojo berjalan mendekat tidak peduli tatapan tidak suka yang gadis bersurai indigo itu lemparkan untuknya.

"Aku mencarimu sedari tadi." Ujarnya begitu sampai didepan Hinata

Hinata menatap wajah menyebalkan itu dengan satu alis yang terangkat "Apa yang kau inginkan?"

Thrown Into Another Dimension ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang