「1.9 : Hal penting yang harus diselesaikan」

515 67 11
                                    

.
.
.
Selamat Membaca
.
.
.

RASANYA Manaf pernah mengalami kejadian ini sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RASANYA Manaf pernah mengalami kejadian ini sebelumnya. Ia berdiri di hadapan dua orang yang amat dikenalnya. Mereka, menatap dengan mata terbuka lebar dan mulut setengah terbuka, seolah-olah tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat.

Benar, ini adalah reaksi serupa yang Mas Tegar tunjukkan kala mereka bertemu hari itu. Persis sekali.

“Biasa aja, nggak usah kaget.” Ucapan Manaf berhasil membuat keduanya tersadar.

Heru adalah orang pertama yang mendekat kepada Manaf. Tanpa izin ia melepas topi yang Manaf kenakan untuk menutup sebagian wajahnya.

“Lo habis perang di mana, anjir? Babak belur gini!” seru Heru. Ia masih saja melongo.

“Kalau gue kasih tau, lo mau ikut perang juga?”

“Seenggaknya gue bagian minta tolong,” balas Heru. Iseng, ia menyentuh sudut mata Manaf, di mana bekas biru masih tercetak jelas di sana. Tentu saja hal itu mendapat sambutan rintih kesakitan.

“Sakit!” Manaf menghempaskan tangan Heru. “Nggak usah pegang-pegang.”

“Dih, sombong amat nggak mau dipegang,” sungut Heru.

Manaf mendengus. “Dikata nggak sakit lo teken begitu.”

“Ya, maaf,” balas Heru, santai. Terlihat sangat menyebalkan di mata Maaf.

Manaf dan Heru terlalu sibuk berdebat, sampai melupakan Yumna yang ternyata masih membeku di tempatnya. Satu kata pun tak sanggup ia ucapkan dari bibirnya.

Seolah sadar, Manaf kini beralih pada Yumna. Memperhatikan gadis yang memberinya tatapan kesedihan.

“Gue nggak apa-apa, minggu depan pasti udah ilang, kok. Ini juga udah nggak terlalu sakit,” jelas Manaf. Di mana kalimat itu sama sekali tidak menenangkan Yumna.

Manaf sudah mewanti-wanti, ketika ia kembali ke sekolah, tatapan sinis dari orang-orang pasti akan selalu mengiringinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manaf sudah mewanti-wanti, ketika ia kembali ke sekolah, tatapan sinis dari orang-orang pasti akan selalu mengiringinya. Mengingat sampai detik itu, rumor mengenai dirinya masih hangat diperbincangkan.

Aang Sayang Aa || Mark Lee & Lee Haechan [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang