3. Acara penyambutan

141 30 1
                                    

Setelah hari dimana Mpls selesai. Di sekolah mengadakan acara penyambutan seperti tarian-tarian dari setiap eskul ataupun pertunjukan lainnya.

Setiap kelas di suruh turun ke lapangan dan mencari tempat yang nyaman di lapangan untuk menonton.

Karena suasana juga sedang panas, aku memutuskan untuk berteduh di bawah pohon dekat unit smk. Banyak orang di sekelilingku Namun, bukan salah satu dari temanku karena aku hanya sendiri.

Saat aku sedang asik menonton tiba-tiba aku tidak menyadari jika ada seseorang duduk di sebelahku, karena terlalu fokus melihat kearah depan. Saat aku merasakan ada bahu seseorang yang menyentuh bahuku aku langsung melihat ke arah tersebut. Dan yang membuatku kaget entah kapan ia datang dan duduk disebalahku.

Ia kakel cindo yang akhir-akhir ini sering ku lihat dan ku kagumi.

"Ehh sejak kapan Abang disini?" ucapku bahasa basi memecahkan keheningan.

"Sejak tadi, emang gak sadar ya?" Ucap kakel tersebut bertanya kembali.

Aku hanya menjawab pertanyaan dengan gelengan kepala lalu kembali melihat kearah pertujukan.

Tak lama kemudian disaat pertunjukkan selesai, aku kaget saat tiba-tiba ada teman kakel cindo itu yang menghampiri kearahnya dan mengajaknya pergi.

Mereka mengobrol beberapa kata yang sama sekali aku tidak ingin tahu dan dengar namun, setelah itu mereka pergi. Sebelum pergi kakel cindo itu tidak lupa menegurku dan memanggil namaku.

Aku mengira jika pertunjukan telah selesai dan aku ingin bangun untuk masuk kedalam kelas tetapi di saat aku melihat kakel cindo itu memasuki lapangan, aku bingung apakah ia juga akan melakukan pertunjukan.

Aku ingat bahwa kakel tersebut ada di eskul paskibra. Tak selang beberapa menit musik mulai di putarkan dan kakel cindo tersebut dan beberapa temannya Mulai mengambil posisi mereka masing-masing.

Ternyata mereka melakukan gerakan Papor. Dan yang membuat tidak bisa berkata-kata di saat itu juga adalah di saat mereka ingin menutup pertujukan mereka. Di posisi kakel cindo itu berada di depan mereka dengan serentak memakai kaca mata hitam bersama dan berjalan.

Saat aku terus memperhatikan kakel tersebut, ternyata kakel itu melihat kearah ku sambil tersenyum yang membuatku meloyot ditempat. Dan tidak memperhatikan sekitar lagi.

"Bisa gila gue lama-lama kek gini" Gumamku pada diri sendiri mencoba menenangkan hati yang berdebar-debar.

Very Subrata [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang